• Minggu, 24 November 2024

Dua Desa di Lamsel Bakal Dilatih Tanggulangi Bencana oleh ASB South and South East Asia

Selasa, 12 November 2024 - 15.25 WIB
30

Pembukaan kegiatan program Pasti Lanjutan (PASTI II) di Kabupaten Lampung Selatan serta pembahasan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2025, di Aula Krakatau, Setdakab, Selasa (12/11/2024). Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Desa Talang Baru dan Desa Sukabanjar, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel), akan mendapat pelatihan penanggulangan bencana oleh Arbeiter Samariter Bund (ASB) South and South East Asia.

Hal itu terungkap dalam Pembukaan kegiatan program Pasti Lanjutan (PASTI II) di Kabupaten Lampung Selatan serta pembahasan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2025, di Aula Krakatau, Setdakab, Selasa (12/11/2024).

Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Pemkab Lamsel, Anton Carmana menyampaikan, apresiasi dan dukungan program ASB South and South East Asia.

"Tentunya Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Selatan menyambut baik dan memberikan dukungan serta penghargaan yang tinggi kepada ASB dan mitra dalam memperkuat ketahanan serta penguatan kapasitas masyarakat di wilayah berisiko bencana,” ujar Anton Carmana.

Anton Carmana melanjutkan, Program PASTI II meliputi pembekalan masyarakat dengan pelatihan penanggulangan bencana, penyediaan sarana mitigasi bencana, dan peningkatan kesadaran melalui edukasi berbasis komunitas.

"Saya harap dalam lokakarya RKT tahun 2025 ini dapat mengakomodir semua masukan dari segala pihak, sebagai bentuk kerja sama dan kolaborasi kita dalam mendukung program PASTI II di Lampung Selatan,” ujarnya.

Sebelumnya, Capacity Building and Engagement Government Manager ASB South and South East Asia, Rofikul Hidayat memaparkan, program tersebut akan digelar di Desa Talang Baru dan Desa Sukabanjar, Kecamatan Sidomulyo.

"Pemilihan dua desa itu memperhatikan tingkat risiko kerawanan bencana di wilayah Kabupaten Lampung Selatan. Nantinya, Desa Talang Baru dan Sukabanjar akan dilatih menjadi desa siap siaga bencana seperti bencana sunami, banjir atau bencana alam lainnya," urainya.

Rofikul Hidayat menegaskan, melalui pelatihan itu, diharapkan bisa memotivasi desa lainnya untuk kesiapsiagaan terhadap penaggulangan bencana alam.

"Saya berharap desa-desa yang terpilih menjadi percontohan dan menginspirasi desa lain. Memiliki kesiapsiagaan mengenai potensi dini tentang longsor, tsunami, banjir,” pintanya.

Dilansir di laman www.asbindonesia.org, Arbeiter-Samariter-Bund (ASB) atau Federasi Pekerja Samaria merupakan organisasi bantuan dan kesejahteraan sosial berasal dari Jerman.

Federasi tersebut terlibat dalam banyak penyediaan layanan sosial, termasuk pelindungan sipil, layanan penyelamatan, dan layanan kesejahteraan sosial.

ASB bekerja melalui lebih dari 200 kantor cabang di Jerman dan layanan di lebih dari 20 negara. Pada tahun 2006, ASB mulai bekerja di Indonesia setelah peristiwa gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah, melalui kemitraan dengan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.

Pada tahun 2014, ASB memulai program pertama di Filipina melalui kemitraan dengan organisasi lokal setelah bencana Topan Haiyan pada akhir 2013. (*)