• Rabu, 30 Oktober 2024

Bulog Lampung Terima Jagung Impor 37 Ribu Ton

Rabu, 30 Oktober 2024 - 15.41 WIB
38

Kepala Perum Bulog Kanwil Lampung, Nurman Susilo. Foto: Dok.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Lampung pada tahun 2024 ini menerima alokasi jagung impor sebanyak 37.600 ton yang didatangkan oleh pemerintah pusat dari beberapa negara.

Kepala Perum Bulog Kanwil Lampung, Nurman Susilo mengatakan, jagung impor tersebut telah disalurkan ke koperasi Pinsar Petelur Nasional (PPN) dan Koperasi Ketat di Lampung sebanyak 17.618 ton.

"Jadi untuk penerimaan dari luar negeri kemarin jagung sudah masuk sebanyak 37.600 ton dan yang diserahkan ke koperasi peternak sebanyak 17.618 ton," ujarnya, saat dimintai keterangan, Rabu (30/10/2024).

Pihaknya juga menyakalurkan jagung tersebut kebeberapa daerah diluar Lampung seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Palembang dan juga Bengkulu.

"Selebihnya kita kirim ke Sumatra Utara, Sumatera Barat, Jambi, Palembang dan Bengkulu. Lampung ini kebetulan pelabuhan nya cukup besar dan bongkar muat nya sangat cepat. Jadi kami diminta untuk dapat membantu daerah lain," tambahnya.

Ia juga menjelaskan jika saat ini pihaknya masih memiliki stok jagung sebanyak 1.400 ton dan belum disalurkan karena masih menunggu penugasan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas).

"Kita masih punya stok sebanyak 1.400 ton dan ini belum bisa dikeluarkan karena menunggu penugasan dari Bapanas. Harga kemarin sudah naik tapi turun lagi, sempat naik mendekati harga acuan 5.800 kita sudah siapkan mau keluar tapi turun lagi di 5.100 sampai 5.200," katanya.

Sebelumnya, Ketua Pinsar PPN Wilayah Lampung, Jenny Soelistiani berharap, impor jagung membuat kebutuhan peternak tercukupi serta harga nya dapat terkendali.

"Harapan nya dengan impor ini kebutuhan peternak akan jagung tercukupi dan harga terkendali. Minimal ada koreksi harga jagung ke arah yang lebih wajar walaupun tetap tinggi," kata Jenny.

Menurutnya, bahan baku pakan ternak ayam 50 persen berasal dari jagung. Selain itu kenaikan harga jagung juga tidak diimbangi dengan harga telur yang juga ikut naik.

"Jagung menjadi kebutuhan 50 persen pakan, kalau jagung mahal otomatis HAP naik. Kalau telurnya murah pasti peternak rugi dan sekarang ini posisinya sudah seperti itu," ujar Jenny.

Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat Indonesia masih impor jagung untuk memenuhi kebutuhan domestik. Dalam periode Januari-September 2024 total impor jagung mencapai 967,9 ribu ton dengan nilai US$ 247,9 juta atau Rp 3,89 triliun (kurs Rp 15.700).

Negara utama sumber impor jagung Indonesia adalah Argentina dengan porsi 639,44 ribu ton atau senilai US$ 172,68 juta. Disusul Brasil dengan 256,83 ribu ton atau senilai US$ 66,09 juta dan Pakistan sebanyak 13,07 ribu ton dengan nilai mencapai US$ 3,47 juta. (*)