• Minggu, 27 Oktober 2024

Jenazah PMI Asal Lamtim yang Meninggal di Hongkong Tiba di Rumah Duka

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 23.03 WIB
134

Jenazah Sri Ningsih PMI di Hongkong tiba di rumah duka. Foto: Agus/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Jenazah Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Lampung Timur yang bekerja di Hongkong dan meninggal pada 11 Oktober 2024 lalu, malam ini Sabtu (26/10/24) pukul 22.00 tiba di rumah duka, di Desa Jepara, Kecamatan Way Jepara, Lampung Timur.

Jenazah pahlawan devisa bernama Sri Ningsih tiba bersama mobil ambulans bertuliskan Soekarno Hatta dengan nomor polisi B 2869 SRQ dan jenazah disambut oleh puluhan pelayat dari keluarga dan kerabat.

Setelah pihak BP3MI menyerahkan secara resmi jenazah PMI tersebut kepada keluarga, pihak keluarga tidak sabar ingin melihat wajah jenazah Sri Ningsih yang ada dalam peti, sejumlah keluarga berhimpitan dalam ruang tamu penasaran ingin melihat kondisi jenazah tersebut.

Ketua BP3MI wilayah Lampung Ahmad Fauzi saat diwawancarai mengatakan Sri Ningsih meninggal diakibatkan karena sakit tumor pada tubuh nya, dan sempat dirawat di rumah sakit, sementara selama perawatan di rumah sakit biaya ditanggung oleh majikan PMI tersebut.

Perlu diketahui, kata Ahmad Fauzi, Sri Ningsih bekerja di Hongkong sudah 12 tahun berjalan dan bekerja sebagai pembantu rumah tangga, Sri Ningsih berangkat secara resmi sehingga proses pemulangan jenazah tidak begitu rumit.

"Dan hak milik almarhumah seperti sisa gaji sudah kami serahkan kepada ahli waris yakni anak pertama almarhum," kata Ahmad Fauzi.

Sementara itu, orang tua Sri Ningsih, Paimin mengatakan keluarga besar sudah menerima dengan ikhlas atas takdir yang diterima anaknya. Selanjutnya untuk pemakaman jenazah akan dilakukan Minggu, (27/10/2024).

Sri Ningsih meninggalkan tiga anak, sementara status almarhumah sudah menjanda beberapa tahun lalu. Sri Ningsih nekat bekerja ke luar negeri hanya ingin memperbaiki ekonomi dan menyekolahkan anak-anaknya.

"Karena di kampung susah mencari pekerjaan, sehingga anak kami nekat ke Hongkong agar anak nya bisa sekolah dan punya modal usaha," kata Paimin. (*)