• Jumat, 22 November 2024

Dosen Unila Masuk Peneliti Top 2% Dunia

Kamis, 24 Oktober 2024 - 12.44 WIB
665

Dosen Unila Masuk Peneliti Top 2% Dunia. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Universitas Lampung (Unila) patut berbangga atas pencapaian luar biasa yang diraih salah satu dosen terbaiknya, Prof. Sutopo Hadi, dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

Ia berhasil masuk dalam daftar top 2% peneliti dunia, sebuah prestasi yang diakui secara internasional berkat kontribusi dan dedikasinya di dunia penelitian selama lebih dari dua dekade.

Prof. Sutopo memulai perjalanan penelitiannya sejak tahun 2003. Hingga kini, ia terus konsisten mempublikasikan hasil penelitiannya di jurnal-jurnal internasional yang bereputasi, sehingga mendapatkan banyak sitasi dari peneliti lain.

“Publikasi yang saya hasilkan harus dipublikasikan di jurnal-jurnal internasional yang memiliki readership besar, sehingga dapat disitasi banyak peneliti,” ungkapnya.

Perjuangan Prof. Sutopo untuk mencapai penghargaan tidaklah mudah. Prosesnya lebih sulit karena memerlukan data yang solid dan memiliki nilai kebaruan tinggi.

Dalam empat tahun terakhir, Prof. Sutopo menunjukkan produktivitas tinggi. Pada tahun 2020, ia menerbitkan 21 artikel, meningkat menjadi 28 artikel pada tahun 2021, dan hingga 2024 sudah ada 23 artikel yang diterbitkan.

Beberapa artikel akan segera menyusul. “Konsistensi ini membutuhkan kerja keras, baik dari segi tenaga maupun pikiran,” tambahnya.

Ia juga berbagi tips untuk mahasiswa yang ingin mengikuti jejaknya. “Untuk mahasiswa yang sedang melakukan penelitian, penting untuk rajin membaca jurnal dan mencari referensi relevan. Jika memungkinkan, bergabunglah dengan proyek penelitian dosen pembimbing. Meningkatkan kemampuan bahasa Inggris juga sangat penting karena sebagian besar publikasi ilmiah menggunakan bahasa Inggris,” sarannya.

Ia juga menjelaskan, jurnal internasional memiliki kategori kuartil berbeda, dari Q-1 hingga Q-4, dengan Q-1 sebagai yang paling sulit ditembus. “Saya juga memulai dari Q-3 dan Q-4, baru kemudian beralih ke Q-1 dan Q-2 setelah pengalaman bertambah,” ungkapnya.

Prof. Sutopo berharap lebih banyak lagi peneliti dari Unila yang dapat mengikuti jejaknya. “Ini penting agar Unila semakin dikenal secara global,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia juga berharap kampus memberikan dukungan lebih bagi para peneliti, agar semakin banyak peneliti Indonesia khususnya Unila, yang mampu bersaing di kancah internasional.

Pencapaian Prof. Sutopo menjadi bukti bahwa dengan dedikasi, kerja keras, dan dukungan yang tepat, peneliti Indonesia mampu bersaing di tingkat global. (*)