• Rabu, 23 Oktober 2024

PHE OSES Bor Sumur Minyak Baru di Perairan Lamtim, Walhi Ingatkan Risiko Kebocoran Pipa Bawah Laut

Rabu, 23 Oktober 2024 - 08.22 WIB
33

Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Provinsi Lampung, Irfan Tri Musri. Foto: Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Lampung mengingatkan risiko kebocoran pipa bawah laut seiring dengan adanya aktivitas pengeboran sumur minyak baru yang dilakukan PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) pada bulan Oktober ini.

PT PHE OSES akan melakukan pengeboran sumur minyak baru yakni Sumur Ambar-4 pada bulan Oktober 2024 ini berlokasi di dekat perairan Lampung Timur, dan sekitar 150 kilometer (km) dari pesisir utara Jakarta.

Adapun sumur minyak baru tersebut mengandung potensi sumberdaya hidrokarbon sebesar 41,35 juta barel minyak.

Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Provinsi Lampung, Irfan Tri Musri, mengingatkan pentingnya ada pengamanan yang kuat dan maksimal agar tidak terjadi kebocoran di dasar laut dengan adanya pengeboran sumur minyak baru tersebut.

Menurutnya, dampak yang bisa saja ditimbulkan dari pengeboran sumur minyak baru bisa seperti ledakan, kebocoran dalam proses penampungan, bahkan kebocoran dalam proses penyaluran minyak seperti yang pernah terjadi beberapa kali di perairan Lampung yang diduga merupakan tumpahan minyak.

“Dan salah satu kejadian tumpahan minyak kebocoran pipa bawah laut beberapa waktu lalu berdasarkan pengakuan dari PHE OSES bahwa itu bersumber dari mereka. Berarti tidak menutup kemungkinan kejadian-kejadian serupa bisa kembali terjadi. Oleh sebab itu harus dilakukan pencegahan dan penanggulangan. Apa yang menyebabkan minyak tersebut bisa bocor ke perairan wilayah Lampung, itu yang harus diperbaiki,” kata Irfan, pada Selasa (22/10/2024).

Irfan melanjutkan, jika kejadian kebocoran pipa bawah laut terus berulang walaupun dengan skala kecil namun terakumulasi dengan sangant massif, maka dapat menimbulkan dampak yang cukup besar.

“Dampaknya bisa mengancam keberlangsungan hidup hewan laut, kesehatan terumbu karang, di sisi lain juga berpengaruh terhadap aktivitas nelayan dan pariwisata,” katanya.

Menurut Irfan, sektor migas sebenarnya memiliki SOP yang ketat, namun dengan pernah adanya peristiwa kebocoran pipa bawah laut harus menjadi evaluasi.

“Kalau kebocoran seperti kemarin terus berulang berarti kan ada protokol keamanan yang tidak dipenuhi oleh perusahaan BUMN itu. Harus ada evaluasi dari PT Pertamina atau dari Kementerian BUMN langsung,” tegasnya.

Indra Darmawan selaku Head of Communication, Relations & CID PT PHE OSES saat dihubungi membenarkan akan adanya aktivitas pengeboran sumur minyak baru di perairan Lampung Timur. “Sudah ada beritanya,” kata Indra melalui pesan WhatsApp, pada Selasa (22/10/2024).

Sementara Kabid Energi pada Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Lampung, Sopian Atiek mengatakan, Pemprov Lampung sudah mendapatkan informasi terkait dengan rencana pengeboran sumur minyak baru itu.

"Kita sudah dapat informasi melalui BUMD kita PT Lampung Energi Berjaya (LEB) yang memiliki saham 5 persen di PHE OSES. Sudah diinformasikan memang di bulan Oktober ini ada pengeboran development atau pengeboran eksplorasi," kata Sopian, pada Selasa (22/10/2024).

Ia juga mengatakan, jika sebelumnya pihak PHE OSES telah melakukan sosialisasi kepada nelayan dan masyarakat yang ada di Kabupaten Lampung Timur.

"Sebelum itu memang mereka di awal Oktober kemarin PHE OSES sudah melakukan sosialisasi ke nelayan di sana. Sebelumnya memang sudah diadakan eksplorasi, artinya pencarian cadangan baru untuk menambah tingkat produksi minyak PHE OSES," kata Sopian.

Menurutnya, tidak akan ada dampak yang begitu membahayakan bagi masyarakat sekitar di Lampung Timur, kecuali terdapat kebocoran pipa seperti yang pernah terjadi beberapa waktu yang lalu.

"Lokasi pengeboran biasanya memang tidak terlalu luas wilayahnya, tidak seperti tambang. Tapi otomatis lokasinya tidak boleh dilalui oleh nelayan. Sepanjang tidak terjadi kebocoran minyak atau kecelakaan kerja maka aman-aman aja," tuturnya.

Menurutnya, akan ada beberapa keuntungan yang akan diterima oleh Provinsi Lampung ketika sumur bor tersebut sudah mulai berproduksi.

"Pengaruh untuk Lampung yang pasti ada dua, pertama dengan adanya peningkatan produksi minyak otomatis DBH minyak yang diterima Pemprov Lampung dan kabupaten/kota akan meningkat karena lokasi yang di bor masuk kewilayahan Lampung," katanya.

"Kemudian kedua secara umum juga menambah nilai pendapatan dari BUMD PT LEB dalam bentuk dividen dari sahamnya yang sebesar 5 persen," sambungnya.

Ia mengungkapkan, untuk jumlah dividen yang diterima oleh PT LEB tergantung dengan jumlah produksi minyak dan keuntungan yang didapat oleh PHE OSES.

Namun, keuntungan tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti harga minyak, ongkos produksi hingga kurs dollar.

"Dividen yang diterima LEB tergantung dengan produksi minyak, ketika dia punya saham dia ada dividen dan ini tergantung keuntungan PHE OSES. Semakin tinggi produksi nya maka untung semakin besar," kata dia.

Ia menerangkan, saat ini juga terdapat beberapa wilayah yang tengah dilakukan eksplorasi minyak bumi, seperti di Way Kanan yang berbatasan dengan Sumatera Selatan yang masih menunggu perusahaan pemenang tender.

"Ada juga di Way Kanan yang berbatasan dengan Sumatera Selatan di Air Komering. Jadi mulai Oktober ini kira-kira sampai Februari 2025 nanti ada pemenang lelangnya. Ini nanti kita berbagi juga PI nya dengan Sumsel," kata dia.

Selain itu, lanjut dia, saat ini juga sedang dalam proses eksplorasi di perairan Merak yang berada diantara Provinsi Banten dan Lampung.

"Kemudian di Lampung Tengah ini ada PT Harpindo Mitra Kharisma. Kita harapkan ada investor baru karena kemarin pengeboran eksplorasinya baru satu dan gagal karena minimal 3 pengeboran," katanya. (*)

Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Rabu 23 Oktober 2024 dengan judul "Walhi Ingatkan Risiko Kebocoran Pipa Bawah Laut"