• Senin, 21 Oktober 2024

Pemprov Lampung Usul Cetak Sawah Baru Seluas 8000 Hektar di Tahun 2025

Senin, 21 Oktober 2024 - 15.35 WIB
29

Kabid Tanaman Pangan pada Dinas KPTPH Provinsi Lampung Ida Rachmawati. Foto: Dok Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura (KTP) Provinsi Lampung mengusulkan cetak sawah baru ke Kementerian Pertanian seluas 8000 hektar pada tahun 2025 mendatang.

Kabid Tanaman Pangan pada Dinas KPTPH Provinsi Lampung, Ida Rachmawati mengatakan, jika cetak sawah baru tersebut rencananya akan dilakukan di Kabupaten Way Kanan, Mesuji dan Tulang Bawang.

"Tahun ini kita belum ada cetak sawah baru, tapi untuk tahun depan sudah kita usulkan kita akan mencetak sawah sekitar 8.000 hektar di Kabupaten Way Kanan, Mesuji dan Tulang Bawang," ujar Ida saat dimintai keterangan, Senin (21/10/2024).

Ida mengatakan jika ketiga daerah tersebut dinilai paling berpotensi dan memungkinkan untuk dilakukan cetak sawah baru sehingga diharapkan dapat membantu peningkatan produksi padi di Lampung.

"Tiga daerah ini yang paling berpotensi dan paling memungkinkan karena masih ada tanah yang memungkinkan dicetak sawah baru. Karena banyak persyaratan nya misal kemiringan nya, kemudian tanah itu bukan tanah sengketa dan ada juga airnya tersedia," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut ia juga menjelaskan jika cetak sawah baru tersebut dilakukan sebagai salah satu antisipasi terhadap alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi lahan pemukiman.

"Jadi ini juga sebagai antisipasi alih fungsi lahan, jadi nanti kita ajukan ke Kementerian Pertanian dan nanti Kementerian yang akan membiayai seperti program Perluasan Areal Tanam (PAT)," ujarnya.

Ida juga menjelaskan jika pihaknya saat ini sudah memiliki Peraturan Daerah (Perda) Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) sebagai upaya meminimalisir alih fungsi lahan.

"Kita sudah ada perda lahan berkelanjutan LP2B itu setiap daerah juga punya. Tapi memang dalam perda ini belum ada sangsi yang tegas sehingga masih ada alih fungsi lahan yang dilakukan masyarakat," tuturnya.

Oleh karena itu kedepan pihaknya tengah menyiapkan Perda yang akan memberikan insentif dan disinsentif kepada para petani yang mengubah alif fungsi lahan.

"Kita sedang siapkan perda mengenai insentif untuk lahan yang tidak diubah kita beri insentif seperti diberi program kemudian juga disinsentif juga misal mau jual lahan pertanian jadi ada persyaratan tertentu yang harus dilakukan," katanya.

Sebelumnya Ida menjelaskan jika peningkatan produksi padi tersebut sejalan dengan meningkatnya luas panen, pada tahun 2024 luas area panen seluas 577 ribu hektare dari tahun 2023 sebanyak 530 ribu hektare.

"Jumlah panen pada Januari 18.351 ton dengan luas panen 3.347 hektare, Februari 27.499 ton dengan luas panen 4.890 hektare, Maret 172.671 ton dengan luas panen 33.359 hektare, April 528.581 ton dengan luas panen 99.423 hektare," jelasnya.

Kemudian Mei 572.017 ton dengan luas panen 128.172 hektare, Juni 129.150 ton dengan luas panen 29.161 hektar, Juli 42.098 ton dengan luas panen 8.932 hektare, Agustus 145.137 ton dengan luas panen 31.464 hektare.

"September 425.344 ton dengan luas panen 86.275 hektare dan Oktober 384.779 ton dengan luas panen 79.542 ribu hektare. Bulan April dan juga Mei merupakan puncak musim panen padi di Provinsi Lampung," jelasnya.

Sementara itu perkiraan panen untuk November 307.693 ton dengan luas panen 61.051 hektare dan Desember 59.914 ribu ton dengan perkiraan luas panen 11.820 ribu hektare.

"Untuk di Oktober ini luas panen padi terbanyak di Tulang Bawang 21.567 hektare dan Mesuji 13.405 hektare. Panen raya Oktober ini ada di Tulang Bawang dan Mesuji karena memang daerah rawa," katanya lagi. (*)