• Minggu, 22 Desember 2024

Harga Terong Anjlok Sampai 300 Rupiah Perkilo, Petani di Lampung Timur Menjerit

Senin, 21 Oktober 2024 - 11.58 WIB
100

Perkebunan terong di Lampung Timur. Foto: Agus/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Timur – Petani terong di Desa Bauh Gunung Sari, Kecamatan Sekampung Udik, Ibas, menghadapi kerugian besar setelah harga terong anjlok hingga 300 rupiah per kilogram. Pria berusia 39 tahun ini mengungkapkan, harga terong setidaknya 3.000 rupiah per kilo. Dengan harga saat ini, mereka tidak bisa pulang modal.

Meskipun hasil panen terongnya optimal, kondisi tersebut tidak sebanding dengan harga jual yang rendah. Pada panen kelimanya yang dilakukan pada Senin (21/10/2024), Ibas berhasil memanen 5 kwintal terong. Namun, biaya perawatan dan penanaman mencapai 10 juta rupiah, sedangkan hasil panen tidak lebih dari 5 juta, membuatnya merugi lebih dari 50 persen.

"Saya tidak menyangka harga bisa jatuh di bawah 500 rupiah," kata Ibas. Menurutnya, penurunan harga disebabkan oleh banyaknya petani yang menanam terong. Beruntung, saat ini banyak pesta yang diadakan, sehingga sedikit membantu penjualan sayurannya.

"Jika bukan musim pesta, bisa jadi sulit menjual terong, terutama saat panen raya. Ketika ada hajatan, pasti orang membeli sayuran untuk keperluan konsumsi," jelasnya.

Sementara itu, Suyadi, petani terong di Kecamatan Bandar Sribhawono, mengambil langkah drastis dengan memusnahkan tanamannya yang masih ada untuk beralih ke komoditas lain seperti singkong atau jagung.

"Dengan harga yang murah dan perawatan di musim kemarau yang sulit karena kekurangan air, saya memilih untuk ganti tanaman," ungkap Suyadi. (*)