• Sabtu, 23 November 2024

Presiden Prabowo: Harus Berani Hadapi Kenyataan, Masih Banyak Korupsi Hingga Kemiskinan

Minggu, 20 Oktober 2024 - 11.51 WIB
38

Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto saat menyampaikan pidato pertamanya sebagai Presiden di Gedung Nusantara MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (20/10/2024). Foto: Ist

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengajak seluruh kalangan untuk berani menghadapi kenyataan bangsa mulai dari kemiskinan, kolusi, kebocoran, hingga korupsi.

Hal itu disampaikannya saat berpidato pada Sidang Paripurna MPR RI Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 di Gedung Nusantara MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (20/10/2024).

“Kita harus menghadapi kenyataan masih banyak kebocoran, korupsi, ini yang membahayakan anak cucu kita. Kolusi antara pejabat pemerintah di semua tingkatan, jangan kita takut melihat realita ini. Kita harus lihat saudara kita yang masih di bawah garis kemiskinan, banyak anak kurang gizi,” ucap dia.

Prabowo juga berpesan kepada seluruh pemimpin bangsa agar jangan merasa puas melihat angka-angka statistik. Sebab apakah sudah sungguh-sungguh paham melihat keadaan yang utuh kondisi sebenarnya seperti banyak sekolah tidak terurus.

Dari itu ia mengajak kepada semua kalangan, cendekiawan, ulama, pengusaha, pemimpin politik, pemuda, mahasiswa, untuk berani menghadapi tantangan-tantangan tersebut.

“Kita tidak boleh seperti burung unta yang jika tidak senang dia memasukkan kepala ke dalam tanah, kita harus berani melihat ini semua dan harus berani menyelesaikan masalah ini semua,” katanya.

Koreksi diri sendiri menurutnya sangat penting, karena terkadang tantangan terjadi lantaran kurang waspada, tidak piawai mengurus sumber daya yang ada.

“Indonesia harus swasembada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kita jangan terus bergantung pada pangan dari negara lain. Dalam waktu yang sesingkat-singkatnya kita harus mencapai ketahanan pangan. Saya yakin 4 sampai 5 tahun kita akan swasembada pangan, bahkan kita siap menjadi lumbung pangan dunia,” ujarnya.

Di tengah cita-cita yang besar, Prabowo menyebut perlu suasana persatuan, kolaborasi, bukan cekcok yang berkepanjangan, dan perlu pemimpin yang bijaksana, cita bangsa sendiri.

“Pemimpin yang harus bekerja untuk rakyat. Kita harus mengerti selalu, sadar selalu, bangsa yang merdeka adalah rakyatnya merdeka. Rakyat harus bebas dari ketakutan, kemiskinan, kebodohan, penindasan, dan dari penderitaan,” pungkasnya. (*)