Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Universitas Bandar Lampung (UBL) melalui Pusat Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (PPIK) menjalin kerjasama dengan lembaga Programma Uitzending Managers (PUM) dari Belanda terkait kegiatan Project Development Visit.

PUM merupakan lembaga non-profit berbasis di Belanda yang telah banyak memberi bantuan konsultasi untuk pengembangan bisnis seluruh dunia.

Kedatangan PUM ke UBL bertujuan untuk berdiskusi dengan sivitas akademika UBL berkenaan dengan kegiatan pendampingan untuk inkubasi bisnis.

Hal ini mengemuka dalam kunjungan Country Coordinator PUM untuk Indonesia, Edith Trieblinig ke kampus UBL pada Jumat (18/10/2024) yang diterima langsung oleh Rektor UBL Prof. Dr. Ir. M. Yusuf S. Barusman beserta jajarannya.

Dalam paparannya, Kepala PPIK UBL, Dr. Eng. Fritz Akhmad Nuzir menyampaikan bahwa kegiatan pendampingan dalam inkubasi bisnis merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan visi kampus UBL.

"Visi UBL menjadi kampus berjiwa wirausaha kelas dunia membutuhkan komitmen yang kuat dari seluruh sivitas akademika. PPIK melalui berbagai kegiatan dan kolaborasi berbagai pihak terus berupaya menanamkan dan  mengembangkan jiwa wirausaha dan inovasi ke seluruh sivitas akademika,” ungkap Fritz.

"Dan Alhamdulillah ini dibuktikan dengan kemunculan berbagai inovasi yang sudah diciptakan oleh para inovator yang merupakan kolaborasi antara dosen dan mahasiswa UBL. Dan kali ini akan semakin dikuatkan dengan kerjasama dengan PUM,” lanjutnya.

Country Coordinator PUM untuk Indonesia, Edith Trieblinig terkesan dengan dengan semua kegiatan yang telah dilakukan oleh UBL melalui PPIK.

"Untuk memperkuat pengembangan kemampuan inkubasi bisnis yang telah dimulai oleh UBL, saya rasa diperlukan kegiatan Training of Trainner bagi inkubator. Dan PUM akan mendukung UBL dengan melakukan kegiatan pendampingan melalui para mentor dan praktisi ahli kami dibidangnya masing masing,” terang Edith.

Sementara itu Rektor UBL menyambut baik kerjasama antara ke dua belah pihak dan meyakini kerjasama ini akan semakin mempercepat upaya pencapaian visi UBL sekaligus menjadi salah satu solusi menghadapi bonus demografi di Indonesia. (*)