68 Bencana Terjadi di Lampung: 7 Orang Jadi Korban dan Kerugian Rp 824 juta
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung mencatat hingga September 2024, sebanyak 68 bencana terjadi di Lampung yang didominasi oleh bencana hidrometeorologi.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Lampung, Rudy Sjawal Sugiarto mengatakan, jika dari 68 kejadian bencana tersebut menyebabkan 2.373 bangunan mengalami kerusakan dengan total nilai kerugian mencapai Rp824 juta.
"Sampai dengan September sebanyak 68 bencana terjadi di Lakukan dengan nilai kerugian mencapai Rp824 juta dan menyebabkan 2.373 bangunan rusak," ujar Rudy, saat dimintai keterangan, Minggu (13/10/2024).
Rudy merincikan pada Januari terjadi 7 kali bencana alam dan menyebabkan 1 orang meninggal dunia. Dimana bencana alam didominasi oleh banjir 5 kejadian dan angin kencang 2 kejadian.
"Akibat banjir tersebut menyebabkan satu unit bangunan rusak dan angin kencang menyebabkan 15 unit bangunan rusak dengan kerugian mencapai Rp125 juta," kata Rudy.
Kemudian pada Februari terjadi 16 kejadian bencana, dimana terdapat 10 kali bencana banjir, 5 kali angin kencang dan 1 kali tanah longsor. Bencana ini mengakibatkan 235 unit bangunan mengalami kerusakan dengan kerugian mencapai Rp155 juta.
Selanjutnya pada Maret tercatat ada 7 kali kejadian bencana yakni 3 kali kejadian banjir dan 4 kali angin kencang. Bencana ini mengakibatkan 2 orang mengalami luka-luka, 473 unit bangunan rusak dengan total kerugian mencapai Rp175 juta.
"Pada April tercatat ada 7 kejadian bencana yang terdiri dari 2 kejadian banjir dan 5 kejadian pohon tumbang. Akibat bencana tersebut menyebabkan 19 unit bangunan mengalami kerusakan.
Selanjutnya pada Mei tercatat ada 9 kejadian bencana, dengan rincia 7 bencana banjir dan 2 bencana angin kencang. Bencana alam pada April menyebabkan 4 korban jiwa meninggal dan 2 jiwa hilang.
"Akibat bencana ini menyebabkan 1.288 unit bangunan mengalami kerusakan dengan kerugian mencapai Rp82 juta," terangnya.
Sementara Juni 2024 terdapat 2 kejadian bencana yakni 1 banjir dan 1 angin kencang yang menyebabkan 106 unit bangunan mengalami kerusakan dengan kerugian mencapai Rp25 juta.
"Pada Juli terdapat 4 kejadian bencana dengan rincian 3 kali bencana angin kencang dan karhutla 1 kali. Bencana ini menyebabkan 121 unit bangunan rusak dengan kerugian Rp135 juta," ssambungnya.
Selanjutnya pada Agustus terdapat 7 kejadian bencana dengan rincian angin kencang 3 kali, karhutla 4 kali. Bencana tersebut menyebabkan 95 unit bangunan mengalami kerusakan dan kerugian Rp72 juta.
"Pada September ada 9 kejadian bencana dengan rincian karhutla 3 kejadian dengan total luasan 20 hektar, angin kencang 6 kejadian dengan total kerusakan 21 bangunan dan kerugian Rp55 juta," katanya.
Rudy mengatakan jika pihaknya terus melakukan koordinasi dengan instansi terkait guna mengantisipasi dampak yang timbul akibat dari hujan deras yang mengguyur sebagian daerah di Lampung tersebut.
"Untuk kesiapan sendiri kita selalu siap, piket kita jaga 24 jam. Selain itu pemantauan juga terus kita lakukan, koordinasi dengan stakeholder terkait sperti BMKG, Pusdalops, TNI dan Polri juga terus kita perkuat," sambungnya.
Menurut Rudy setidaknya terdapat dua faktor dampak bencana yang harus diwaspadai oleh masyarakat. Dimana faktor bencana tersebut adalah bencana geologi dan hidrometeorologi.
"Bencana itu kan setidaknya ada dua faktor apakah bencana geologi atau hidrometeorologi. Geologi itu seperti gempa bumi dan tsunami itu kita identifikasi kemudian untuk hidrometeorologi itu erat kaitannya dengan pola cuaca," terangnya. (*)
Berita Lainnya
-
Mahasiswa Berprestasi FEB Universitas Teknokrat Indonesia Raih Penghargaan dalam Malam Anugerah
Sabtu, 21 Desember 2024 -
Kanwil Kemenag Lampung Gelar Dialog Kerukunan Umat Beragama Bersama Komisi VIII DPR RI
Sabtu, 21 Desember 2024 -
Kakek Pengendara Motor Korban Kecelakaan di Way Halim Warga Jagabaya Bandar Lampung
Jumat, 20 Desember 2024 -
Gelar Media Gathering, PLN UID Lampung Mantapkan Kesiapsiagaan Kelistrikan Natal dan Tahun Baru 2025
Jumat, 20 Desember 2024