• Senin, 02 Juni 2025

Unila Siap Kembangkan Layanan Laboratorium Berbasis Marketplace untuk Publik Mulai 2025

Jumat, 11 Oktober 2024 - 15.22 WIB
1.1k

Suasana Lokakarya Pengembangan Rencana Bisnis Layanan Laboratorium yang diselenggarakan Unila di Hotel Emersia, Bandar Lampung, Jumat (11/10/2024). Foto: Sri/Kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Universitas Lampung (Unila) menggelar Lokakarya Pengembangan Rencana Bisnis Layanan Laboratorium di Hotel Emersia, Bandar Lampung, Jumat (11/10/2024).

Lokakarya ini merupakan bagian dari Program Revitalisasi Perguruan Tinggi Negeri (PR-PTN) yang digagas oleh Ditjen Dikti untuk mengakselerasi peralihan Unila dari status Badan Layanan Umum (BLU) menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH).

Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran dekanat dan sepuluh kepala laboratorium yang menyatakan kesiapan mereka untuk melayani publik melalui platform marketplace mulai tahun 2025.

Kesepuluh laboratorium tersebut berasal dari berbagai fakultas, antara lain Lab Analitik dan Lab Ilmu Ukur Tanah dari Fakultas Pertanian; serta Lab Jalan Raya, Lab Bahan dan Konstruksi, dan Instrumentasi, Lab Kimia Organik, dan Lab Biokimia dari FMIPA; Lab Pengujian Mutu Hasil Pertanian, Lab Oseanografi, serta Lab Geofisika Geothermal, dan Lab Metrologi dari Fakultas Teknik.

Lokakarya ini juga melibatkan bimbingan dari tim Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gadjah Mada (UGM), yang dipimpin oleh Kepala LPPT UGM, Prof. Yusril Yusuf.

Dalam arahannya, Prof. Yusril menyatakan bahwa Unila memiliki potensi yang sama dengan UGM dalam membangun bisnis layanan laboratorium berbasis marketplace. Ia menekankan bahwa dengan peralatan laboratorium yang memadai dan dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) profesional, Unila bisa menjalankan layanan ini dengan baik.

"Kami optimis Unila bisa mencapai target, apalagi dengan dukungan regulasi dan tim IT yang akan memfasilitasi pengembangan platform marketplace," kata Yusril.

Prof. Yusril juga menjelaskan bahwa UGM telah menjalankan bisnis laboratorium sejak tahun 2014, dan dua tahun terakhir mulai mengoperasikan sistem marketplace.

“Marketplace ini memungkinkan laboratorium untuk menjangkau lebih banyak pelanggan, termasuk mahasiswa, dosen, industri, dan pemerintah. Sistem ini tidak hanya memudahkan pengujian laboratorium, tetapi juga memungkinkan penyewaan alat dan pelatihan,” tambahnya.

Unila sendiri menargetkan untuk mulai menjalankan bisnis layanan laboratorium secara penuh pada 2025. Saat ini, laboratorium di Unila sedang dalam tahap menyusun rencana bisnis yang mencakup tarif layanan, prosedur pengujian, serta regulasi pendukung.

Menurut Prof. Yusril, keberhasilan layanan laboratorium berbasis marketplace sangat bergantung pada kesiapan regulasi dan dokumen teknis dari laboratorium yang bersangkutan.

"Jika regulasi dan dokumen teknis sudah siap, kami yakin Unila dapat menjalankan program ini dengan baik," ungkapnya.

Salah satu laboratorium yang memiliki potensi besar adalah Laboratorium Pengujian Mutu Hasil Pertanian (PMHP) dari Fakultas Pertanian Unila.

Ketua lab PMHP, Dr. Subeki, mengungkapkan bahwa laboratorium ini telah dipercaya oleh Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Lampung untuk melakukan uji residu pestisida pada produk pangan segar.

"Kami ditunjuk karena tidak ada laboratorium terdekat yang mampu melakukan pengujian residu pestisida," jelas Subeki.

Lab PMHP sudah mendapatkan akreditasi ISO 17025 dan memiliki fasilitas serta instrumen uji residu pestisida yang mumpuni. SDM di laboratorium ini juga telah dilatih untuk melakukan pengujian dengan metode yang sesuai standar.  

"Kami siap melayani industri, pemerintah, dan masyarakat umum, khususnya untuk pengujian residu pestisida yang sangat penting untuk keamanan pangan," ungkapnya. (*)