• Senin, 25 November 2024

Kuatkan Program Konservasi, Parosil Bakal Fokus Penanganan Sampah di Lambar

Rabu, 09 Oktober 2024 - 09.58 WIB
60

Calon Bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus saat berbincang dengan petugas pengelolaan persampahan DLH Lampung Barat usai meninjau kondisi TPS Pekon (Desa) Bahway, Kecamatan Balik Bukit. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Komitmen untuk tetap menjadikan Lampung Barat sebagai kabupaten konservasi calon bupati (Cabup) Parosil Mabsus akan fokus menangani persoalan sampah di Bumi Beguai Jejama Sai Betik jika kembali terpilih di Pilkada 2024.

Hal tersebut disampaikan Parosil saat meninjau kondisi Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di Pekon (Desa) Bahway, Kecamatan Balik Bukit, Rabu (9/10/2024), ia mengatakan persoalan sampah harus menjadi perhatian serius.

Selain ke TPS, ia melakukan kunjungan ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemrosesan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lampung Barat di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bahway, Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat.

Dalam kesempatan itu, Parosil menambahkan di beberapa lokasi beberapa kecamatan bahkan pekon terdapat TPS ilegal yang menjadi tempat masyarakat membuang sampah hasil rumah tangga ataupun lainnya.

Mulai dari tepi jalan, jurang-jurang, sungai, hingga Kawasan Hutan Lindung Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) banyak yang telah terkotori oleh sampah-sampah yang dihasilkan masyarakat.

"Betapa fenomena ini menjadi sebuah ironi, mengingat wilayah Lampung Barat sebagian besar merupakan hutan lindung, sehingga inilah yang harus menjadi perhatian kita bersama," kata Parosil saat menyampaikan arahan, Rabu (9/10/2024).

Parosil menuturkan, isu lingkungan tersebut menjadi salah satu fokus utama yang akan ditangani dirinya bersama Mad Hasnurin jika kembali dipercaya dan diberi kesempatan oleh masyarakat untuk kembali memimpin Lampung Barat.

Ia menjelaskan, program kabupaten konservasi sebenarnya telah ia canangkan pada masa kepemimpinan periode 2017 -2022 lalu bersama dengan dua komitmen lainnya, yakni kabupaten Literasi dan kabupaten Tangguh Bencana.

"Nah untuk ke depan, saya akan lebih berfokus kepada Kabupaten Konservasi, karena harus diakui, wilayah Lampung Barat ini 73 persennya hutan lindung," sambungnya.

Namun, Ketua DPC PDI Perjuangan Lampung Barat itu menambahkan, konservasi yang dimaksud bukan hanya sekadar penghijauan, melainkan mencakup penanganan sampah, sebab sampah menjadi persoalan utama.

"Karena sampah sekarang ini sudah menjadi masalah, termasuk juga saluran-saluran air, daerah aliran sungai (DAS) akan menjadi perhatian saya, supaya DAS ini mempunyai manfaat yang lebih besar, bukan hanya untuk persawahan, tetapi untuk kebutuhan sehari-hari," ujarnya.

Ia menilai, dampak positif dari program kabupaten konservasi tidak hanya akan dirasakan masyarakat Lampung Barat tetapi seluruh masyarakat Provinsi Lampung serta Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Provinsi Sumatera sebagai kabupaten tetangga juga bakal merasakan dampak positif.

"Kalau dilihat dari kemampuan lahan, kapasitasnya (TPA Bahway), masih sangat mumpuni, artinya, masih mampu untuk menampung sampah dari masyarakat, namun memang masih ada beberapa masalah perihal penanganan sampah di TPA Bahway," imbuhnya.

"Yang menjadi masalah sekarang adalah distribusi sampah dari kecamatan dan pekon ke lokasi TPA-nya, termasuk jumlah armada kendaraan pengangkut sampah, termasuk juga mungkin jumlah sumber daya manusianya," kata dia.

Pakcik memandang, ke depan mesti ada solusi untuk penataan, perbaikan, dan manajemen kepemimpinan di UPT Pemrosesan Sampah DLH Lampung Barat ini. Ia juga menekankan pentingnya kerja sama dengan sejumlah pihak demi pengelolaan sampah yang lebih baik.

"Mungkin dengan BUMDes, mungkin dengan swasta yang lain bagaimana sampah di Lampung Barat dari masalah menjadi berkah," pungkasnya.

Sementara itu, salah seorang petugas UPT Pemrosesan Sampah DLH Lampung Barat yang berada di TPA Bahway Wawan menyambut baik program yang akan diusung Parosil dengan berfokus pada persoalan sampah.

Ia menyampaikan sejumlah permasalahan di TPA Bahway yang mesti diperbaiki oleh Pemkab Lampung Barat ke depan.

"Harapannya, kami minta tambahan pengelolaannya lalu SDM dan penambahan armada pengangkutan" tambahnya.

Menurut Wawan, saat ini DLH Lampung Barat hanya memiliki dua armada truk pengangkut sampah yang masih aktif beroperasi, itulah yang menyebabkan DLH Lampung Barat cukup kewalahan dalam menangani TPS-TPS liar.

"Sehingga banyak sampah yang tidak terangkut ke TPA Bahway yang berimbas pada bercecerannya sampah-sampah di wilayah Lampung Barat," pungkasnya. (*)