Kuatkan Program Konservasi, Parosil Bakal Fokus Penanganan Sampah di Lambar
Kupastuntas.co, Lampung Barat
- Komitmen untuk tetap menjadikan Lampung Barat sebagai kabupaten konservasi
calon bupati (Cabup) Parosil Mabsus akan fokus menangani persoalan sampah di
Bumi Beguai Jejama Sai Betik jika kembali terpilih di Pilkada 2024.
Hal tersebut disampaikan
Parosil saat meninjau kondisi Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di Pekon (Desa)
Bahway, Kecamatan Balik Bukit, Rabu (9/10/2024), ia mengatakan persoalan sampah
harus menjadi perhatian serius.
Selain ke TPS, ia melakukan
kunjungan ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemrosesan Sampah Dinas Lingkungan
Hidup (DLH) Lampung Barat di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bahway, Kecamatan
Balik Bukit, Lampung Barat.
Dalam kesempatan itu, Parosil
menambahkan di beberapa lokasi beberapa kecamatan bahkan pekon terdapat TPS
ilegal yang menjadi tempat masyarakat membuang sampah hasil rumah tangga
ataupun lainnya.
Mulai dari tepi jalan,
jurang-jurang, sungai, hingga Kawasan Hutan Lindung Taman Nasional Bukit
Barisan Selatan (TNBBS) banyak yang telah terkotori oleh sampah-sampah yang
dihasilkan masyarakat.
"Betapa fenomena ini
menjadi sebuah ironi, mengingat wilayah Lampung Barat sebagian besar merupakan
hutan lindung, sehingga inilah yang harus menjadi perhatian kita bersama,"
kata Parosil saat menyampaikan arahan, Rabu (9/10/2024).
Parosil menuturkan, isu
lingkungan tersebut menjadi salah satu fokus utama yang akan ditangani dirinya
bersama Mad Hasnurin jika kembali dipercaya dan diberi kesempatan oleh
masyarakat untuk kembali memimpin Lampung Barat.
Ia menjelaskan, program
kabupaten konservasi sebenarnya telah ia canangkan pada masa kepemimpinan
periode 2017 -2022 lalu bersama dengan dua komitmen lainnya, yakni kabupaten
Literasi dan kabupaten Tangguh Bencana.
"Nah untuk ke depan,
saya akan lebih berfokus kepada Kabupaten Konservasi, karena harus diakui,
wilayah Lampung Barat ini 73 persennya hutan lindung," sambungnya.
Namun, Ketua DPC PDI
Perjuangan Lampung Barat itu menambahkan, konservasi yang dimaksud bukan hanya
sekadar penghijauan, melainkan mencakup penanganan sampah, sebab sampah menjadi
persoalan utama.
"Karena sampah sekarang
ini sudah menjadi masalah, termasuk juga saluran-saluran air, daerah aliran
sungai (DAS) akan menjadi perhatian saya, supaya DAS ini mempunyai manfaat yang
lebih besar, bukan hanya untuk persawahan, tetapi untuk kebutuhan
sehari-hari," ujarnya.
Ia menilai, dampak positif
dari program kabupaten konservasi tidak hanya akan dirasakan masyarakat Lampung
Barat tetapi seluruh masyarakat Provinsi Lampung serta Kabupaten Ogan Komering
Ulu (OKU) Selatan, Provinsi Sumatera sebagai kabupaten tetangga juga bakal
merasakan dampak positif.
"Kalau dilihat dari
kemampuan lahan, kapasitasnya (TPA Bahway), masih sangat mumpuni, artinya,
masih mampu untuk menampung sampah dari masyarakat, namun memang masih ada
beberapa masalah perihal penanganan sampah di TPA Bahway," imbuhnya.
"Yang menjadi masalah
sekarang adalah distribusi sampah dari kecamatan dan pekon ke lokasi TPA-nya,
termasuk jumlah armada kendaraan pengangkut sampah, termasuk juga mungkin
jumlah sumber daya manusianya," kata dia.
Pakcik memandang, ke depan
mesti ada solusi untuk penataan, perbaikan, dan manajemen kepemimpinan di UPT
Pemrosesan Sampah DLH Lampung Barat ini. Ia juga menekankan pentingnya kerja
sama dengan sejumlah pihak demi pengelolaan sampah yang lebih baik.
"Mungkin dengan BUMDes,
mungkin dengan swasta yang lain bagaimana sampah di Lampung Barat dari masalah
menjadi berkah," pungkasnya.
Sementara itu, salah seorang
petugas UPT Pemrosesan Sampah DLH Lampung Barat yang berada di TPA Bahway Wawan
menyambut baik program yang akan diusung Parosil dengan berfokus pada persoalan
sampah.
Ia menyampaikan sejumlah
permasalahan di TPA Bahway yang mesti diperbaiki oleh Pemkab Lampung Barat ke
depan.
"Harapannya, kami minta
tambahan pengelolaannya lalu SDM dan penambahan armada pengangkutan"
tambahnya.
Menurut Wawan, saat ini DLH
Lampung Barat hanya memiliki dua armada truk pengangkut sampah yang masih aktif
beroperasi, itulah yang menyebabkan DLH Lampung Barat cukup kewalahan dalam
menangani TPS-TPS liar.
"Sehingga banyak sampah
yang tidak terangkut ke TPA Bahway yang berimbas pada bercecerannya
sampah-sampah di wilayah Lampung Barat," pungkasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Mengenal Sosok Edi Novial, Pemecah Rekor Ketua DPRD Lampung Barat Tiga Periode Berturut-turut
Senin, 25 November 2024 -
Lampung Barat Masuk 40 Besar Daerah Rawan Bencana, BPBD Diminta Siaga Hadapi Cuaca Ekstrem
Senin, 25 November 2024 -
Tayuhan Bumi Sekala, Upaya Pelestarian dan Pengembangan Seni Tradisi Pusaka Lama Masyarakat Sekala Bekhak
Senin, 25 November 2024 -
H-3 Pemungutan Suara, Parosil-Mad Hasnurin Sampaikan LPPDK ke KPU Lambar
Minggu, 24 November 2024