• Senin, 07 Oktober 2024

Dr Harkunti Pertiwi Dorong Itera Perkuat Riset Mitigasi Bencana untuk Masa Depan Sumatera

Senin, 07 Oktober 2024 - 15.49 WIB
19

Dr. Harkunti, bersama Rektor Itera, Prof. Nyoman Pugeg Aryantha, saat ditemui usai Sarasehan Gubernur se Sumatera, di Kampus Itera, Senin (8/10/2024). Foto: Sri/Kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Dr. Harkunti Pertiwi Rahayu, anggota Scientific Committee for the UN Ocean Decade Tsunami Programme (SC-ODT), menegaskan pentingnya peran perguruan tinggi dalam mitigasi bencana, terutama di Sumatera. Dalam kesempatan ini, ia mendorong Institut Teknologi Sumatera (Itera) untuk lebih aktif menghasilkan inovasi riset yang berfokus pada pencegahan dan mitigasi bencana, seperti gempa bumi dan tsunami.

“Riset adalah kunci utama. Kami akan memulai dengan kajian risiko, kemudian berlanjut pada intervensi pencegahan dan mitigasi,” ungkap Dr. Harkunti usai Sarasehan Gubernur se-Sumatera di Kampus Itera, Senin (7/10/2024).

Dia juga menekankan perlunya kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana di Indonesia.

“Setiap daerah memiliki potensi ancaman bencana yang berbeda, dari gempa megathrust hingga kebakaran hutan. Sinergi antar daerah menjadi krusial dalam mengurangi risiko bencana,” jelasnya.

Meskipun fokus utama Itera adalah wilayah Sumatera, Dr. Harkunti memastikan bahwa upaya mitigasi juga memperhatikan daerah lain, seperti Banten, yang memiliki ancaman bencana serupa.

Rektor Itera, Prof. Nyoman Pugeg Aryantha, menambahkan bahwa momen satu dekade ini menjadi waktu yang tepat untuk mengevaluasi pencapaian dan menentukan langkah strategis ke depan.

“Kami perlu memastikan bahwa program Tri Dharma kami berjalan dengan baik. Kami ingin memperkaya kurikulum agar alumni dapat memenuhi kebutuhan daerah mereka,” ungkap Prof. Nyoman.

Dia menjelaskan bahwa Itera akan fokus pada dua isu penting: mitigasi bencana alam yang sulit diprediksi dan kemajuan teknologi digital. Dalam rangka menghadapi tantangan ini, Itera berencana meresmikan pusat kebencanaan yang akan berfungsi sebagai tempat riset dan inovasi, melibatkan ahli dari dalam dan luar negeri.

“Kami juga akan mengembangkan teknologi digital untuk mendukung kesiapan pemerintah daerah dan masyarakat dalam menghadapi tantangan informasi,” tambahnya.

Prof. Nyoman menyambut baik usulan dari Sumatera Barat untuk membentuk fakultas di setiap pulau di Sumatera, meskipun ia menekankan perlunya persiapan matang, terutama dalam hal sumber daya manusia untuk mendukung lebih dari 20.000 mahasiswa di Itera.

Dengan rencana peresmian pusat kebencanaan yang akan berfungsi seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Itera berharap dapat memberikan inovasi dan solusi konkret dalam mitigasi bencana.

“Kami akan terus berupaya melakukan riset dan inovasi untuk memetakan sumber risiko serta memberikan solusi terbaik dalam pencegahan dan mitigasi bencana,” tutup Prof. Nyoman. (*)