Kampanye di Dunia Digital Cara Ampuh Gaet Suara Gen Z dan Milenial di Pilkada 2024
Kupastuntas.co, Bandar Lampung – Menjelang Pemilihan Kepala
Daerah (Pilkada) 2024, Provinsi Lampung menetapkan daftar pemilih tetap (DPT)
sebanyak 6.515.869 orang, di mana 55,88 persen di antaranya adalah generasi Z
dan milenial.
Pengamat politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Lampung (UML), Candrawansyah, menilai bahwa strategi kampanye yang tepat sangat penting untuk meraih suara dari segmen pemilih muda ini.
Dalam pernyataannya pada Rabu (2/10/2024), Candrawansyah menyebutkan bahwa menggaet suara generasi Z memerlukan pendekatan yang relevan dengan karakteristik dan preferensi mereka. “Provinsi Lampung sudah melek teknologi, sehingga strategi digital dapat menjadi pembeda dalam pemenangan,” ujarnya.
"Pertama, pemanfaatan
media Sosial, tentunya gen-Z sangat aktif di media sosial dengan membuat konten
kampanye yang menarik, edukatif, dan relevan di platform ini, menggunakan
format video singkat atau infografis, akan lebih efektif daripada metode
kampanye tradisional yang pada umumnya dan untuk kalangan umum," jelas
dia.
Kedua, pesan yang autentik
dan relevan karena gen-Z juga cenderung tertarik pada kandidat yang tulus dan
memiliki visi yang jelas. Mereka lebih suka pemimpin yang peduli terhadap
isu-isu sosial seperti lingkungan, kesetaraan, pendidikan, serta transparansi
dalam pemerintahan.
"Ketiga, interaksi
langsung dan terbuka kepada gen Z dengan mengadakan diskusi terbuka, webinar,
atau sesi tanya jawab di platform digital akan membantu Gen Z merasa terlibat.
Mereka menghargai kesempatan untuk berpartisipasi langsung dalam dialog
politik," katanya.
Keempat lanjut Candra,
kampanye melalui Influencer yang sedang digandrungi oleh gen-z karena dengan
bekerja sama dengan influencer atau tokoh publik yang memiliki pengaruh kuat di
kalangan gen-Z dapat membantu menjangkau mereka lebih luas. Influencer sering
kali dipercaya oleh pengikut mereka dan bisa menjadi saluran yang efektif untuk
menyebarkan pesan kampanye.
"Kelima, penggunaan
teknologi untuk memperkenalkan diri dengan gen-z agar terasa dikenal dekat
walaupun dengan teknologi. Aplikasi, situs web interaktif, atau game yang
mengedukasi mereka tentang pentingnya pemilu bisa memotivasi mereka untuk
berpartisipasi," tuturnya.
"Keenam, isu yang fokus
pada masa depan, bagi gen-Z cenderung fokus pada masa depan mereka. Kampanye
yang menekankan pada kebijakan yang berdampak langsung terhadap generasi
muda," kata dia.
Terakhir menurutnya adalah
mengajak gen-z berpartisipasi kreatif. Mendorong partisipasi kreatif melalui
kontes video, desain, atau tulisan terkait pemilu bisa meningkatkan
keterlibatan mereka. Ini juga bisa dilakukan melalui kompetisi di media sosial
yang di mana mereka terlibat langsung, ini dapat dilakukan ketika rapat umum
calon itu sendiri.
"Dengan memahami bahwa
gen-z adalah generasi yang melek teknologi, kritis, dan cenderung mencari otentisitas,
kampanye pemilihan kepala daerah harus inovatif, transparan, dan relevan dengan
kepentingan mereka dan itu pasti akan menggugah gen-z untuk berpartisipasi
maupun menjatuhkan pilihan kepada calon kepala daerah," tutupnya. (*)
Berita Lainnya
-
Tim Hukum Wahdi - Qomaru Ajukan Penundaan Pilkada Metro, Apriliati: Jika Tidak Ditanggapi Kita Gugat ke MK
Senin, 25 November 2024 -
Instruksi Kapolda Lampung di Masa Tenang Pilkada 2024
Senin, 25 November 2024 -
Bawaslu Lampung Temukan Keterlambatan Undangan C6 Pilkada 2024
Senin, 25 November 2024 -
H-2 Pencoblosan Pilkada 2024, KPU Lampung Gelar Doa Bersama
Senin, 25 November 2024