• Selasa, 26 November 2024

Kampanye di Dunia Digital Cara Ampuh Gaet Suara Gen Z dan Milenial di Pilkada 2024

Rabu, 02 Oktober 2024 - 16.23 WIB
98

Pengamat politik FISIP UML, Candrawansyah. Foto: Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung – Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Provinsi Lampung menetapkan daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 6.515.869 orang, di mana 55,88 persen di antaranya adalah generasi Z dan milenial.

Pengamat politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Lampung (UML), Candrawansyah, menilai bahwa strategi kampanye yang tepat sangat penting untuk meraih suara dari segmen pemilih muda ini.

Dalam pernyataannya pada Rabu (2/10/2024), Candrawansyah menyebutkan bahwa menggaet suara generasi Z memerlukan pendekatan yang relevan dengan karakteristik dan preferensi mereka. “Provinsi Lampung sudah melek teknologi, sehingga strategi digital dapat menjadi pembeda dalam pemenangan,” ujarnya.

"Pertama, pemanfaatan media Sosial, tentunya gen-Z sangat aktif di media sosial dengan membuat konten kampanye yang menarik, edukatif, dan relevan di platform ini, menggunakan format video singkat atau infografis, akan lebih efektif daripada metode kampanye tradisional yang pada umumnya dan untuk kalangan umum," jelas dia.

Kedua, pesan yang autentik dan relevan karena gen-Z juga cenderung tertarik pada kandidat yang tulus dan memiliki visi yang jelas. Mereka lebih suka pemimpin yang peduli terhadap isu-isu sosial seperti lingkungan, kesetaraan, pendidikan, serta transparansi dalam pemerintahan.

"Ketiga, interaksi langsung dan terbuka kepada gen Z dengan mengadakan diskusi terbuka, webinar, atau sesi tanya jawab di platform digital akan membantu Gen Z merasa terlibat. Mereka menghargai kesempatan untuk berpartisipasi langsung dalam dialog politik," katanya.

Keempat lanjut Candra, kampanye melalui Influencer yang sedang digandrungi oleh gen-z karena dengan bekerja sama dengan influencer atau tokoh publik yang memiliki pengaruh kuat di kalangan gen-Z dapat membantu menjangkau mereka lebih luas. Influencer sering kali dipercaya oleh pengikut mereka dan bisa menjadi saluran yang efektif untuk menyebarkan pesan kampanye.

"Kelima, penggunaan teknologi untuk memperkenalkan diri dengan gen-z agar terasa dikenal dekat walaupun dengan teknologi. Aplikasi, situs web interaktif, atau game yang mengedukasi mereka tentang pentingnya pemilu bisa memotivasi mereka untuk berpartisipasi," tuturnya.

"Keenam, isu yang fokus pada masa depan, bagi gen-Z cenderung fokus pada masa depan mereka. Kampanye yang menekankan pada kebijakan yang berdampak langsung terhadap generasi muda," kata dia.

Terakhir menurutnya adalah mengajak gen-z berpartisipasi kreatif. Mendorong partisipasi kreatif melalui kontes video, desain, atau tulisan terkait pemilu bisa meningkatkan keterlibatan mereka. Ini juga bisa dilakukan melalui kompetisi di media sosial yang di mana mereka terlibat langsung, ini dapat dilakukan ketika rapat umum calon itu sendiri.

"Dengan memahami bahwa gen-z adalah generasi yang melek teknologi, kritis, dan cenderung mencari otentisitas, kampanye pemilihan kepala daerah harus inovatif, transparan, dan relevan dengan kepentingan mereka dan itu pasti akan menggugah gen-z untuk berpartisipasi maupun menjatuhkan pilihan kepada calon kepala daerah," tutupnya. (*)