• Senin, 25 November 2024

Harga Anjlok, Petani Wortel Lampung Barat Merugi

Sabtu, 21 September 2024 - 11.29 WIB
122

Harga Anjlok, Petani Wortel Lampung Barat Merugi. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Setelah petani tomat mengeluhkan anjloknya harga jual, kini giliran petani wortel di Lampung Barat merasakan dampak serupa. Harga wortel yang sebelumnya mencapai Rp 7.000 per kilogram, kini terjun bebas menjadi hanya Rp 500 per kilogram.


Informasi yang diperoleh Kupas Tuntas menyebutkan, harga wortel mengalami penurunan drastis dalam tiga bulan terakhir. Supriyadi, seorang petani dari Kecamatan Sukau, mengungkapkan bahwa kondisi ini disebabkan oleh melimpahnya pasokan sayuran dari luar daerah.

“Pasokan dari petani lokal masih banyak, tetapi sayur dari luar daerah terus masuk, sehingga harga anjlok. Tidak hanya wortel, harga tomat dan sayuran lain juga mengalami penurunan, meski tidak signifikan,” kata Supriyadi, Sabtu (21/9/2024).

Petani kini merasa terancam tidak bisa balik modal. Modal yang dikeluarkan untuk pupuk, obat-obatan, dan biaya operasional semakin tinggi, sedangkan harga jual terus menurun.

“Dengan harga segitu, kami bahkan tidak bisa balik modal. Obat dan pupuk mahal, sedangkan harga semakin tidak karuan. Mau dapat untung apa kami para petani?” tambahnya.

Supriyadi menjelaskan, harga normal wortel minimal Rp 2.500 per kilogram agar petani dapat mengembalikan modal, termasuk biaya transportasi. Namun, dengan harga saat ini, petani merasa sangat merugi.

“Untuk harga stabil, wortel seharusnya ada di kisaran Rp 2.500 hingga Rp 3.000 per kilogram. Kini semua petani sayuran jenis wortel pasti merasa sangat tertekan, apalagi biaya pengobatan juga sangat mahal,” imbuhnya.

Idris, petani lainnya, mengeluhkan situasi yang sama. Ia mengatakan bahwa banyak hasil panen wortel yang dibiarkan tidak terjual karena harga yang tidak sesuai harapan.

“Terpaksa jual murah, atau bahkan banyak petani yang membiarkan wortel mereka di ladang karena biaya penjualannya saja tidak masuk,” tutupnya.

Dengan kondisi ini, para petani berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih untuk mengatasi masalah harga yang tidak stabil dan memberikan solusi terbaik untuk keberlangsungan usaha mereka. (*)