• Sabtu, 21 Desember 2024

Sederet Masalah di PON Aceh-Sumut, Menpora Ingin Pelaksanaan PON Kembali ke Pusat

Rabu, 18 September 2024 - 17.12 WIB
211

Menpora Dito Ariotedjo. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumatera Utara (Sumut) 2024 tak henti-hentinya dilanda masalah. Setelah jalan dan kawasan sekitar venue voli di Deli Serdang berlumpur dan Stadion Utama Sumut di Medan belum rampung, atap venue menembak di Aceh ambruk, kini Jendela kaca venue lapangan basket PON 2024 Kompleks Stadion Harapan Bangsa Banda Aceh pecah hingga melukai sejumlah penonton, Rabu (18/9/24).

Selain itu, Panitia Besar (PB) PON 2024 juga memberhentikan wasit setelah pertandingan tinju putra kelas 75-80 kilogram yang mempertemukan wakil Sumut dan Lampung diduga berpihak kepada tim tuan rumah. 


Atap Venue Menembak Ambruk

Peristiwa atap venue menembak ambruk terjadi di Mata Ie, Aceh Besar, Aceh pada Selasa (17/9/2024) pukul 09.00 WIB. Ambruknya atap diketahui warganet lewat video yang dikirimkan atlet asal Jawa Timur, Rafi Arofah Dirgantari. 

Dalam video yang ia bagikan, atap venue menembak tiba-tiba ambruk bersamaan dengan turunnya air hujan dari langit-langit bangunan. Atlet dan staf yang melihat peristiwa ambruknya atap venue menembak segera berlari untuk menyelamatkan diri. 

“Jadi lapangan itu dibagi dua, yang ambruk sudah selesai pertandingannya. Nah, dampaknya ke lapangan sebelah. Lapangan sebelahnya ini lagi berlangsung pertandingan. Jadi, yang ambruk sekarang untuk atlet latihan kering atau istirahat aja. Waktu atap ambruk, alhamdulillahnya enggak ada korban jiwa,” ujar Rafi, Rabu (18/9/2024). 

Menurut Ketua PB PON 2024 Wilayah Aceh, Safrizal ZA, ambruknya atap venue menembak disebabkan oleh pengerjaan bangunan yang belum rampung. Ia menyebutkan, pembangunan venue menembak sedari awal diperkirakan tidak akan selesai tepat waktu. 

PB PON 2024 kemudian melakukan beberapa pengerjaan yang dimodifikasi supaya lapangan menembak dapat digunakan untuk pertandingan. 

“Jadi memang beberapa bangunan itu sementara ya, seperti talang air, untuk tampung air memang dibuat sementara, karena nanti setelah pertandingan akan dilanjutkan,” katanya dikutip dari Kompas.com. 

Terkait ambruknya atap, Safrizal menyatakan, tim venue dan kontraktor tengah melakukan perbaikan dan membuat saluran baru supaya air tidak menggenang di lokasi pertandingan.

Jendela Kaca Jatuh Lukai Penonton

Jendela kaca venue lapangan basket PON 2024 Kompleks Stadion Harapan Bangsa Banda Aceh pecah hingga melukai sejumlah penonton, Rabu (18/9). Kejadian berlangsung saat pertandingan basket 3x3 beregu putri antara Sumatera Utara vs Sulawesi Selatan. Akibat peristiwa itu pertandingan terpaksa dihentikan sementara.

Technical Delegate Basket 3X3 PON 2024 Trianti membenarkan jendela kaca yang letaknya di dinding atas tribune penonton, pecah akibat angin kencang.

Saat ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan perangkat pertandingan untuk mengatasi pecahan kaca yang masih berserakan.

"Benar. Kaca dan bingkainya itu lepas dari dinding dan penonton ada yang kena," kata Trianti saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com.

"Ada beberapa yang luka, di punggung dan tangan kena pecahan kaca," katanya.

Saat ini pertandingan tersebut ditunda sementara waktu hingga sore nanti sembari membersihkan pecahan kaca yang berada di tribune penonton. Dari data yang diperoleh dari petugas medis, dua orang penonton mengalami luka ringan dan tiga luka berat.

Ketiga orang tersebut sudah dirujuk ke RS Meuraxa Banda Aceh untuk mendapat pertolongan medis lebih lanjut.

Pj Gubernur Aceh Safrizal menegaskan, PB PON Wilayah Aceh akan segera memperbaiki sejumlah venue yang mengalami kerusakan akibat hujan dan badai.

"Segera kita perbaiki. Saya sudah instruksikan Bidang Venue dan Bidang Pertandingan PB PON XXI wilayah Aceh, untuk melakukan pengecekan venue-venue yang terimbas badai. Dan, tadi sudah dilaporkan beberapa venue yang terimbas angin, badai, dan hujan," ujar Safrizal dikutip dari CNNIndonesia, Rabu (18/9/24).

Beberapa venue yang dimaksud Gubernur adalah venue menembak, panahan, hingga bola basket yang baru saja terjadi.

Namun kerusakan di venue panahan tidak mengganggu pertandingan karena hanya berkaitan dengan komponen-komponen pendukung.

Wasit Tinju Dipecat

Selain venue yang bermasalah, gelaran PON 2024 juga diwarnai dengan dugaan wasit tinju berpihak kepada Sumut selaku tim tuan rumah. Peristiwa wasit diduga berpihak terjadi dalam pertandingan tinju putra kelas 75-80 kilogram yang terjadi di Auditorium Universitas HKBP Nommensen, Pematangsiantar, Sumut pada Sabtu (14/9/2024). 

Pertandingan yang mempertemukan petinju asal Sumut, Joshua Harianja, melawan wakil dari Lampung, Rusdianto Suku, itu dipimpin oleh wasit Royke Wane. 

Sepanjang pertandingan, Rusdianto mampu menyudutkan wakil tuan rumah dengan beragam pukulan. Namun, wasit memutuskan pemenang dalam pertandingan tersebut adalah Joshua, bukan Rusdianto. 

Buntut dugaan wasit berpihak, PB PON 2024 memutuskan memberhentikan Royke hingga cabor tinju berakhir pada Kamis (19/9/2024). PB PON memberhentikan Royke bukan karena ia memihak wakil Sumut, tapi karena wasit ini melakukan kelalaian saat pertandingan berlangsung. 

“Kita kumpulkan empat CCTV dan VR, di situ jelas tidak ada yang tidak benar. Wasit saya kasih tahu dan dia terima. Kita tidak mengada-ngada. Kita panggil dan kita perlihatkan video dan hasil CT scan,” kata Technical Delegate (TD) Cabang Olahraga Tinju PON, Muhammad Arisa Putra Pohan. 

Jokowi Minta PON 2024 Dievaluasi

Terkait berbagai masalah yang terjadi selama perhelatan PON 2024. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta ajang olahraga muticabang ini dievaluasi secara menyeluruh. Permintaan itu dikatakan Jokowi setelah meresmikan Kawasan Indonesia Islamic Financial Center di Menara Danareksa, Jakarta pada Selasa. 

Jokowi menyampaikan, koreksi dan perbaikan merupakan bagian dari proses supaya penyelenggaraan PON ke depan lebih baik lagi. 

“Semua yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan pemerintah selalu dievaluasi, kalau ada koreksi ya dikoreksi untuk perbaikan-perbaikan ke depan,” ucap Jokowi dikutip dari Antara.

Menpora Ingin Pelaksanaan PON Kembali ke Pusat

Menpora Dito Ariotedjo berharap pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) dikembalikan lagi pelaksanaannya ke pemerintah pusat.

Ini menjadi pemikiran Dito setelah menelaah secara mendalam pelaksanaan PON dalam dua dekade terakhir. Salah satu alasannya, banyak infrastruktur PON tidak terawat.

"Pastinya ini kita harus berbicara, duduk bersama dengan para stakeholder, bersama KONI, DPR, karena ini diatur dalam undang undang," kata Dito di DPR RI, Senayan, Rabu (18/9/24).

"Tapi hemat saya, opini pribadi saya, harus ada efektivitas dari cabor yang dipertandingkan. Ini adalah event nasional secara objek ini adalah pemerintah pusat," katanya.

Dito meyakini usulannya ini akan mendapat tentangan dari banyak pihak. Namun ia siap pasang badan, agar pelaksanaan PON berikutnya lebih baik dari sebelum-sebelumnya.

"Saya rasa ini kewenangan pemerintah pusat. Harus dikembalikan ke zaman dulu, karena saat ini PON sebenarnya tanggung jawab penuhnya di tuan rumah dan KONI," katanya.

"Saya sampaikan pada Komisi X, saya ingin tidak lihat ini daerah dan pusat. Saya ambil tanggung jawabnya, PON banyak catatan," ujar menteri dari Partai Golkar ini menjelaskan.

Usulan ini nantinya akan didorong Kemenpora ke DPR RI. Harapan Dito, PON 2028 bisa berjalan dengan lebih baik dan terkelola dengan baik tanpa menimbulkan kerugian besar lagi.

"Semoga dengan dukungan Komisi X dapat dievaluasi dengan penyelenggaraan PON tidak jadi beban di kemudian hari, tapi jadi diusahakan maksimal. Kita lihat hal PON di Kaltim (2008), Riau [2012], Jabar [2016], Papua [2021] dan Aceh-Sumut [2024], saya rasa ini kenyataan pahit, mungkin saya dimusuhi, tapi harus ada konkrit," ucapnya.

Secara tegas Dito mengatakan tak ingin PON dihapus, namun harus ada perbaikan. Polemik yang muncul saat dan setelah PON tak bisa dibiarkan terus menerus seperti saat ini.

Jumlah cabang olahraga yang dipertandingkan di PON juga diminta ditinjau ulang. Saat ini nomor yang diperlombakan begitu banyak, tidak mengikuti Olimpiade.

"Saya inginnya [nomor perlombaan di PON seperti] Asean Games, minimal cabor Asean Games dipertandingkan, tentu olahraga nasional tetap dipertandingkan," kata Dito. (*)