• Kamis, 19 September 2024

Perjuangan Petani Semangka Lampung Timur Hadapi Kemarau, Berharap Harga Stabil

Selasa, 17 September 2024 - 11.24 WIB
31

Petani di Lampung Timur saat melakukan perkawinan bunga semangka. Foto: Agus/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Di tengah terik matahari musim kemarau, Trubus, seorang petani semangka berusia 55 tahun dari Desa Labuhanratu VII, Kecamatan Labuhanratu, menunjukkan dedikasi luar biasa dalam merawat tanaman semangkanya.


Setiap hari, sejak pukul 06.00 pagi hingga sore, Trubus dengan telaten melakukan proses 'pengawinan' semangka untuk memastikan hasil panen yang optimal.

Trubus menjelaskan, pengawinan bunga semangka penting agar buah yang dihasilkan berukuran besar.

"Saya oleskan serbuk sari dari bunga jantan ke bunga betina, satu per satu. Ini cara saya memastikan setiap bunga mendapatkan kesempatan untuk menghasilkan buah yang maksimal," kata Trubus, saat ditekui kupastuntas.co, Selasa (17/9/2024).

Perjuangan petani semangka ini tidaklah mudah. Di tengah suhu panas yang menyengat akibat musim kemarau, Trubus harus bertahan dan terus bekerja keras.

Sejak delapan hari terakhir, ia telah melaksanakan proses pengawinan bunga untuk memastikan hasil panen yang berkualitas.

Warga setempat berharap harga semangka dapat bertahan stabil di angka Rp 6.000 per kilogram saat panen tiba. Harga semangka saat ini sudah mencapai Rp 6.000 per kilogram, namun Trubus khawatir harga mungkin turun di masa mendatang.

"Semoga harga semangka tetap stabil hingga masa panen. Kami tidak bisa menunda panen karena harga pasar tidak bisa diprediksi," ujar Trubus.

Tanaman semangka milik Trubus kini telah berusia 28 hari, dan diperkirakan akan siap panen dalam 25 hari ke depan.

Untuk menjaga kualitas tanaman selama kemarau, Trubus harus mengambil air dari sumber yang berjarak lebih dari 300 meter menggunakan mesin jet pump dan selang plastik.

"Jika tidak memperhatikan kebutuhan air selama kemarau, kami berisiko mengalami gagal panen. Setiap hari kami harus menyuplai air yang tentunya menambah biaya operasional," tambahnya.

Dengan segala tantangan yang dihadapi, Trubus dan para petani semangka lainnya tetap berharap semoga hasil kerja keras mereka membuahkan hasil yang baik, baik dari segi kualitas tanaman maupun harga jual. (*)