Warga Keluhkan Polusi dari Tobong Arang di Mesuji, Pemerintah Akhirnya Tutup Paksa

Tim dari Pemkab Mesuji saat meninjau lokasi Tobong Arang yang dikeluhkan warga karena menimbulkan polusi dan membuat warga sekitar sakit. Foto: Rio/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Mesuji – Aktivitas pembakaran kayu untuk produksi arang atau
yang dikenal dengan istilah tobong arang di Desa Gedung Ram, Kecamatan Tanjung
Raya, Kabupaten Mesuji, menuai keluhan serius dari masyarakat setempat. Dampak
polusi udara dari asap tobong arang ini telah menyebabkan empat warga mengalami
infeksi saluran pernapasan (ISPA).
Kondisi ini memicu protes dari warga yang merasa terganggu dengan keberadaan tobong arang yang berada di tengah pemukiman mereka. Upaya mediasi telah dilakukan oleh pihak RT, tokoh masyarakat, dan Bhabinkamtibmas dengan pemilik tobong arang. Meskipun beberapa kesepakatan telah dicapai, pemilik usaha dianggap melanggar perjanjian tersebut, sehingga masyarakat melaporkannya ke Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mesuji.
Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Agung Subandara, tim dari dinas terkait turun ke lokasi pada 11 September 2024 untuk menindaklanjuti aduan masyarakat.
“Kami mengumpulkan masyarakat yang terdampak serta pelaku usaha untuk menjelaskan bahwa tim kami hadir untuk menangani keluhan tentang pencemaran udara yang disebabkan oleh asap tobong arang,” ujarnya.
Agung menjelaskan bahwa hasil pengecekan menunjukkan tobong arang masih beroperasi dengan volume asap yang sangat besar.
“Kami menekankan kepada pelaku usaha untuk memperhatikan dampak lingkungan agar masyarakat tidak menjadi korban pencemaran udara,” tambahnya.
Setelah rapat evaluasi, keputusan diambil bahwa tobong arang yang telah beroperasi selama tiga tahun harus ditutup. Keputusan ini disepakati oleh tim gabungan dari Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, Dinas PU-PR, Dinas PMPTSP, Satpol PP, Kecamatan Tanjung Raya, Polsek Tanjung Raya, serta unsur pemerintah desa.
Penutupan ini dituangkan dalam berita acara dan ditandatangani oleh pelaku usaha serta perwakilan masyarakat.
Pendi dan Supri, selaku pelaku usaha, menyampaikan rasa terima kasih kepada tim dan kepolisian atas panduan yang diberikan.
“Kami menghargai keputusan ini dan akan mematuhi semua peraturan demi kesehatan lingkungan. Kami juga memohon maaf kepada masyarakat yang terdampak,” ujar mereka.
Dengan penutupan ini, diharapkan kondisi lingkungan di sekitar pemukiman dapat membaik dan kesehatan masyarakat dapat terjaga. (*)
Berita Lainnya
-
Polisi Amankan 5 Tersangka Pencurian Buah Sawit di PT Prima Alumga Mesuji
Senin, 24 Februari 2025 -
Pimpin Apel Perdana Setelah Dilantik, Wakil Bupati Mesuji Peringatkan Pejabat Tidak Pamer Kemewahan
Senin, 24 Februari 2025 -
21 Tahun Jadi PMI Ilegal, Seorang Warga Mesuji Dipulangkan Dari Suriah
Sabtu, 22 Februari 2025 -
Dampak Inpres, DAK dan DAU Pemkab Mesuji Dipangkas Rp 57 Miliar
Rabu, 19 Februari 2025