Usai Viral, Proyek Drainase di Rejomulyo Metro Diperiksa
Kupastuntas.co, Metro - Usai viral terkait
dugaan pengrusakan fasilitas umum (Fasum) dampak dari pembangunan proyek
drainase di Gang Garuda RT 14 RW 04, Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Metro
Selatan akhirnya diperiksa.
Dari pantauan Kupastuntas.co, pemeriksaan
dilakukan oleh perangkat Kelurahan hingga Kecamatan serta menggandeng konsultan
pembangunan dan disaksikan warga hingga Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Petugas Kecamatan beserta konsultan melakukan
pemeriksaan mulai dari panjang bangunan, kedalaman pondasi drainase hingga
kualitas material bangunan yang digunakan.
Hasilnya, pembangunan drainase yang yang
dikerjakan Kelompok Masyarakat (Pokmas) dengan nilai anggaran Rp 35 Juta
tersebut tidak ditemukan potensi kerugian negara.
Camat Metro Selatan, Fajar Riatama
menjelaskan bahwa pemeriksaan hasil pembangunan proyek drainase tersebut
dilakukan untuk memberikan informasi yang terang benderang kepada masyarakat.
"Yang pertama, hari ini kita sama-sama
turun ke lapangan. Kawan-kawan dari pokmas, LPM Pamong kelurahan dan kecamatan
beserta kawan-kawan media dan LSM yang ada di kota Metro. Hari ini kita turun
mengecek apakah ada indikasi kerugian negara yang ada di Rejomulyo," kata
dia saat dikonfirmasi awak media di lokasi proyek, Kamis (5/9/2024).
Dirinya bahkan menyampaikan apresiasi kepada
Pokmas yang telah menghadirkan pembangunan lebih dari anggaran yang disediakan
oleh pemerintah.
"Jadi kita sama-sama melihat dan
mengecek langsung serta mengukur langsung dan alhamdulillah tidak ada kerugian
negara, karena cukup volumenya bahkan lebih. Kenapa bisa lebih, karena 51 meter
yang dianggarkan justru hampir jadi 100 meter yang akan dilaksanakan dengan
swadaya masyarakat," ucapnya.
Fajar mengaku akan menerima hasil pembangunan
tersebut jika nantinya berkas administrasi sudah diselesaikan.
"Semoga saja dengan administrasi yang
ada dan sudah dilengkapi oleh pokmas, nanti kami dari kelurahan dan kecamatan
akan menerima. Jika pembangunan ini tidak sesuai dengan aturan maka kami
pemerintah tidak akan menerima hasil pembangunannya, dan kita meminta fokus
untuk memperbaikinya," jelasnya.
"Tapi setelah kita lihat, kita cek hari
ini ternyata semuanya sudah sesuai dan alhamdulillah bisa kita terima. Untuk
proyek ini nilainya Rp 35 Juta, tadi pemeriksaan volumenya dilakukan oleh
konsultan," sambungnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Pokmas
Rejomulyo, Suryadi menjelaskan bahwa proyek yang dibangunnya telah sesuai
dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah ditetapkan.
"Jadi pembangunannya menurut RAB itu 51
meter, dengan kedalaman pondasinya itu 1 meter dan di lantai 93
centimeter," ucapnya.
Suryadi menerangkan bahwa informasi yang
sebelumnya viral di media massa terkait dengan dugaan pengrusakan atas dampak
pembangunan proyek drainase adalah tidak benar.
"Siring yang dibangun ini awalnya kan
rusak, batunya pada masuk kedalam. Karena kemarin pas hujan banjir, akhirnya
inisiatif kami yang longsor-longsor itu kita naikkan, supaya pekerjaan ini
lancar," paparnya.
"Karena saat pekerjaan ini kemarin
berjalan itu masih banyak air di dalamnya, bahkan Pak tukangnya harus pakai
sepatu boot. Kita coba buat sebelah-sebelah itu karena ada longsor yang
disebabkan karena alam," tambahnya.
Dirinya menjelaskan bahwa pembangunan yang dilakukan
secara berkala itu dikarenakan kondisi tanah di sekitar lokasi pembangunan
drainase rawan longsor.
"Terus kemarin ramai beritanya soal
tambal sulam, itu sebenarnya bukan tambal sulam, karena di pondasi rumah itu
longsor 3 meter, maka kita angkat terus kita tambal dulu karena mengantisipasi
kalau hujan itu pasti longsor," tuturnya.
"Dari tanahnya itu labil dan ada
growong, maka kita kerjakan sedikit demi sedikit akhirnya tuntas sampai ke
ujung. Jadi bukan kami tambal sulam, tetapi kami kerjakan sebelah-sebelah dulu.
Kalau kami langsung bongkar kami khawatir kalau rumah itu roboh, dan kami
menanggung risiko yang besar," lanjutnya.
Ia bahkan menyebut, pemerintah hanya
memberikan anggaran sebesar Rp 35 Juta untuk membangun saluran drainase
sepanjang 51 meter. Sementara 15 meter lebih sisanya dibangun dengan swadaya
masyarakat.
"Yang 51 meter ini anggaran pemerintah,
sisanya yang Swadaya itu ada sekitar 15 meter kurang lebih. Kemarin warga ada
yang bantu pasir, ada yang bantu semen, ada yang bantu tenaga, bahkan air dan
listrik pun dibantu dari warga di sekitar sini," ungkapnya lagi.
Kini dirinya bersama warga berharap
pemerintah daerah dapat menghadirkan pembangunan yang maksimal di wilayah
Kelurahan Rejomulyo.
"Kami berharap supaya pemerintah Kota Metro
itu memperhatikan dan tetap membangun gotong royong lah. Swadaya boleh, dari
masyarakat ada dari pemerintah juga ada. Tapi dari pemerintah itu yang paling
penting, masih banyak yang belum dibangun di sini," tandasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Panik! Pejabat DPUTR Kabur Saat Dikonfirmasi Soal Temuan BPK Terkait Kerugian Pembangunan Jalan di Metro
Rabu, 15 Januari 2025 -
Dua Kelurahan di Metro Utara Rawan Puting Beliung, Warga Diminta Waspada
Rabu, 15 Januari 2025 -
40.114 Warga Metro Belum Menikah, Faktor Ekonomi hingga Fokus Karir Jadi Penyebab
Rabu, 15 Januari 2025 -
Ular Sanca Besar Ditangkap Saat Hendak Mangsa Ayam Warga Yosomulyo Metro Pusat
Rabu, 15 Januari 2025