• Rabu, 15 Januari 2025

Usai Viral, Proyek Drainase di Rejomulyo Metro Diperiksa

Kamis, 05 September 2024 - 16.22 WIB
3.5k

Tim konsultan didampingi perangkat Kecamatan hingga Kelurahan serta disaksikan oleh warga saat melakukan pemeriksaan terhadap volume bangunan. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Usai viral terkait dugaan pengrusakan fasilitas umum (Fasum) dampak dari pembangunan proyek drainase di Gang Garuda RT 14 RW 04, Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Metro Selatan akhirnya diperiksa.

Dari pantauan Kupastuntas.co, pemeriksaan dilakukan oleh perangkat Kelurahan hingga Kecamatan serta menggandeng konsultan pembangunan dan disaksikan warga hingga Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Petugas Kecamatan beserta konsultan melakukan pemeriksaan mulai dari panjang bangunan, kedalaman pondasi drainase hingga kualitas material bangunan yang digunakan.

Hasilnya, pembangunan drainase yang yang dikerjakan Kelompok Masyarakat (Pokmas) dengan nilai anggaran Rp 35 Juta tersebut tidak ditemukan potensi kerugian negara.

Camat Metro Selatan, Fajar Riatama menjelaskan bahwa pemeriksaan hasil pembangunan proyek drainase tersebut dilakukan untuk memberikan informasi yang terang benderang kepada masyarakat.

"Yang pertama, hari ini kita sama-sama turun ke lapangan. Kawan-kawan dari pokmas, LPM Pamong kelurahan dan kecamatan beserta kawan-kawan media dan LSM yang ada di kota Metro. Hari ini kita turun mengecek apakah ada indikasi kerugian negara yang ada di Rejomulyo," kata dia saat dikonfirmasi awak media di lokasi proyek, Kamis (5/9/2024).

Dirinya bahkan menyampaikan apresiasi kepada Pokmas yang telah menghadirkan pembangunan lebih dari anggaran yang disediakan oleh pemerintah.

"Jadi kita sama-sama melihat dan mengecek langsung serta mengukur langsung dan alhamdulillah tidak ada kerugian negara, karena cukup volumenya bahkan lebih. Kenapa bisa lebih, karena 51 meter yang dianggarkan justru hampir jadi 100 meter yang akan dilaksanakan dengan swadaya masyarakat," ucapnya.

Fajar mengaku akan menerima hasil pembangunan tersebut jika nantinya berkas administrasi sudah diselesaikan.

"Semoga saja dengan administrasi yang ada dan sudah dilengkapi oleh pokmas, nanti kami dari kelurahan dan kecamatan akan menerima. Jika pembangunan ini tidak sesuai dengan aturan maka kami pemerintah tidak akan menerima hasil pembangunannya, dan kita meminta fokus untuk memperbaikinya," jelasnya.

"Tapi setelah kita lihat, kita cek hari ini ternyata semuanya sudah sesuai dan alhamdulillah bisa kita terima. Untuk proyek ini nilainya Rp 35 Juta, tadi pemeriksaan volumenya dilakukan oleh konsultan," sambungnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Pokmas Rejomulyo, Suryadi menjelaskan bahwa proyek yang dibangunnya telah sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah ditetapkan.

"Jadi pembangunannya menurut RAB itu 51 meter, dengan kedalaman pondasinya itu 1 meter dan di lantai 93 centimeter," ucapnya.

Suryadi menerangkan bahwa informasi yang sebelumnya viral di media massa terkait dengan dugaan pengrusakan atas dampak pembangunan proyek drainase adalah tidak benar.

"Siring yang dibangun ini awalnya kan rusak, batunya pada masuk kedalam. Karena kemarin pas hujan banjir, akhirnya inisiatif kami yang longsor-longsor itu kita naikkan, supaya pekerjaan ini lancar," paparnya.

"Karena saat pekerjaan ini kemarin berjalan itu masih banyak air di dalamnya, bahkan Pak tukangnya harus pakai sepatu boot. Kita coba buat sebelah-sebelah itu karena ada longsor yang disebabkan karena alam," tambahnya.

Dirinya menjelaskan bahwa pembangunan yang dilakukan secara berkala itu dikarenakan kondisi tanah di sekitar lokasi pembangunan drainase rawan longsor.

"Terus kemarin ramai beritanya soal tambal sulam, itu sebenarnya bukan tambal sulam, karena di pondasi rumah itu longsor 3 meter, maka kita angkat terus kita tambal dulu karena mengantisipasi kalau hujan itu pasti longsor," tuturnya.

"Dari tanahnya itu labil dan ada growong, maka kita kerjakan sedikit demi sedikit akhirnya tuntas sampai ke ujung. Jadi bukan kami tambal sulam, tetapi kami kerjakan sebelah-sebelah dulu. Kalau kami langsung bongkar kami khawatir kalau rumah itu roboh, dan kami menanggung risiko yang besar," lanjutnya.

Ia bahkan menyebut, pemerintah hanya memberikan anggaran sebesar Rp 35 Juta untuk membangun saluran drainase sepanjang 51 meter. Sementara 15 meter lebih sisanya dibangun dengan swadaya masyarakat.

"Yang 51 meter ini anggaran pemerintah, sisanya yang Swadaya itu ada sekitar 15 meter kurang lebih. Kemarin warga ada yang bantu pasir, ada yang bantu semen, ada yang bantu tenaga, bahkan air dan listrik pun dibantu dari warga di sekitar sini," ungkapnya lagi.

Kini dirinya bersama warga berharap pemerintah daerah dapat menghadirkan pembangunan yang maksimal di wilayah Kelurahan Rejomulyo.

"Kami berharap supaya pemerintah Kota Metro itu memperhatikan dan tetap membangun gotong royong lah. Swadaya boleh, dari masyarakat ada dari pemerintah juga ada. Tapi dari pemerintah itu yang paling penting, masih banyak yang belum dibangun di sini," tandasnya. (*)