Musim Kemarau, Petani Metro Lampung Dianjurkan Tanam Palawija
Kupastuntas.co, Metro - Menghadapi musim kemarau, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Metro menganjurkan para petani untuk menanam palawija di lahan persawahannya.
Langkah ini diambil sebagai antisipasi kerugian yang mungkin dialami petani akibat kekurangan air untuk penanaman padi.
Kepala DKP3 Kota Metro, Heri Wiratno, menjelaskan bahwa irigasi untuk padi telah berhenti beroperasi sejak 1 September 2024. Sumber air yang tersedia bagi petani kini terbatas pada embung, sungai, dan sumur bor.
"Jadwal irigasi sudah ditutup sejak 1 September. Kami mendorong pemanfaatan embung, aliran sungai, dan sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air tanaman," ujar Heri, saat diwawancarai pada Rabu (4/9/2024).
Di Kota Metro terdapat 11 titik embung dan lebih dari 50 titik sumur bor yang dapat digunakan petani. Heri menjelaskan bahwa embung dan sumur bor ini bisa dimanfaatkan untuk menjaga keberlangsungan pertanian selama musim kemarau.
"Metro memiliki 11 embung dan lebih dari 50 sumur bor. Kami juga telah memberikan bantuan Alkon untuk mengalirkan air dari sungai kepada kelompok tani melalui pemerintah provinsi dan pusat," ucapnya.
Heri juga mengingatkan bahwa penanaman padi baru akan dimulai pada 1 Desember 2024. Sebagai alternatif, ia menyarankan petani untuk menanam palawija dan sayuran yang lebih tahan terhadap kondisi kemarau.
"Petani di dekat sungai dan sumber air bisa memanfaatkan musim ini untuk menanam palawija dan sayuran. Penanaman padi akan dimulai nanti, pada bulan Desember," tambahnya.
Heri mengungkapkan kekhawatirannya terkait kekurangan air. Setelah irigasi ditutup, petani diperkirakan tidak akan mendapatkan air dari irigasi selama sekitar satu bulan.
"Setelah penutupan irigasi, diperkirakan selama sebulan ke depan, petani tidak akan mendapatkan air dari irigasi," jelasnya.
Terkait masalah sampah yang menghambat aliran irigasi, Heri menghimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. DKP3 Kota Metro juga telah memasang jaring penghalang sampah di jalur air untuk memudahkan pembersihan.
"Kami telah mengimbau masyarakat melalui RT dan RW untuk tidak membuang sampah sembarangan. Jaring penghalang sampah dipasang di pintu-pintu air untuk mempermudah pembersihan," pungkas Heri. (*)
Berita Lainnya
-
Panik! Pejabat DPUTR Kabur Saat Dikonfirmasi Soal Temuan BPK Terkait Kerugian Pembangunan Jalan di Metro
Rabu, 15 Januari 2025 -
Dua Kelurahan di Metro Utara Rawan Puting Beliung, Warga Diminta Waspada
Rabu, 15 Januari 2025 -
40.114 Warga Metro Belum Menikah, Faktor Ekonomi hingga Fokus Karir Jadi Penyebab
Rabu, 15 Januari 2025 -
Ular Sanca Besar Ditangkap Saat Hendak Mangsa Ayam Warga Yosomulyo Metro Pusat
Rabu, 15 Januari 2025