• Selasa, 26 November 2024

Lebih Hemat, Petani Pringsewu Beralih Gunakan Elpiji untuk Mesin Pompa Air

Rabu, 04 September 2024 - 15.42 WIB
82

Petani Pringsewu Beralih Gunakan Elpiji untuk Mesin Pompa Air. Foto: Manalu/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Pringsewu - Para petani di Kabupaten Pringsewu mulai beralih menggunakan gas elpiji untuk mesin pompa air mereka, menggantikan bahan bakar minyak (BBM). Langkah ini diambil karena penggunaan elpiji dinilai lebih hemat biaya dan efisien.

Parman (48), seorang petani dari Pekon Bulurejo, Kecamatan Gadingrejo, mengungkapkan bahwa biaya operasional untuk memompa air jauh lebih murah dengan menggunakan elpiji dibandingkan dengan pertalite.

"Biaya penggunaan elpiji jauh lebih irit dibandingkan dengan bahan bakar minyak seperti pertalite," kata Parman pada Rabu (4/9/2024).

Parman, yang saat ini menggarap sawah seluas 1/4 hektar di Pekon Bulokarto, menjelaskan bahwa dirinya terpaksa harus memompa air dari kubangan di Kali Bulog selama delapan jam, minimal dua kali dalam sebulan, untuk memastikan kebutuhan irigasi sawahnya terpenuhi.

Menurut Parman, jika mesin pompa air beroperasi selama delapan jam menggunakan pertalite, akan menghabiskan sekitar 8 liter BBM dengan biaya berkisar antara Rp80.000 hingga Rp100.000.

"Harga pertalite di SPBU adalah Rp10.000 per liter, namun jika membeli di eceran bisa mencapai Rp12.000 per liter," tambahnya.

Sebaliknya, mesin pompa air yang menggunakan gas elpiji hanya menghabiskan satu tabung elpiji ukuran 3 kg selama delapan jam, dengan biaya sekitar Rp25.000.

"Selisihnya bisa mencapai Rp55.000 hingga Rp75.000, meskipun ada biaya tambahan untuk memodifikasi mesin pompa air agar bisa menggunakan elpiji," jelasnya.

Parman berharap hasil panen sawahnya nanti bisa memadai sehingga tidak mengalami kerugian, mengingat adanya biaya tambahan untuk pengoperasian mesin pompa air.

"Panen akan berlangsung sekitar satu bulan lagi, semoga hasilnya bagus," tuturnya.

Fatur, petani di wilayah Ambarawa, juga telah beralih menggunakan elpiji untuk mesin pompa airnya. "Jauh lebih irit pakai elpiji," katanya.

Namun, peningkatan penggunaan elpiji oleh para petani ini berdampak pada meningkatnya permintaan elpiji di Kabupaten Pringsewu. Beberapa petani bahkan membeli hingga tiga tabung gas sebagai stok cadangan.

Kapolres Pringsewu, AKBP M. Yunus Saputra, mengimbau masyarakat untuk tidak menyalahgunakan situasi ini dengan melakukan penimbunan tabung gas elpiji.

"Polres akan terus memantau wilayah yang mengalami kekurangan gas elpiji. Jika masyarakat memiliki informasi terkait penimbunan, diharapkan segera melapor kepada Polres atau pemerintah setempat," tegasnya. (*)