Menggapai Cita-cita di Tengah Badai, Perjalanan AKP Waode Muslia, S.E., M.H, dari Timor Leste hingga Bhayangkara Polda Lampung

Kasubbagrenmin Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung, AKP Waode Muslia, S.E., M.H., Foto: Ist.
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Di balik seragam dan tanggung jawab yang berat, ada cerita inspiratif yang sering kali tersembunyi dalam kehidupan seorang polisi wanita (Polwan).
Di antara ribuan polwan yang bertugas di seluruh penjuru Indonesia, salah satunya adalah AKP Waode Muslia, S.E., M.H., seorang wanita yang telah mendedikasikan hidupnya untuk kepolisian Republik Indonesia dan saat ini menjabat sebagai Kasubbagrenmin Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung.
Perjalanan hidup Waode adalah kisah tentang tekad, perjuangan, dan cinta pada profesi yang jarang dipilih oleh perempuan di masanya.
Mimpi Sejak Kecil di Tanah Timor Leste
Waode lahir pada 10 November 1978 di Buton Selatan, sebuah daerah di Sulawesi Tenggara. Namun, masa kecilnya dihabiskan di Timor Timur (sekarang Timor Leste), tepatnya di SD Negeri 1 Aiteas Manatuto.
Sejak kecil, Waode sudah memendam mimpi yang besar—menjadi seorang polisi wanita. Di tengah lingkungan yang mungkin lebih mendorong perempuan untuk memilih jalur yang 'aman' seperti menjadi guru atau perawat, Waode justru bercita-cita untuk bergabung dengan kepolisian, sebuah profesi yang pada saat itu jarang diminati oleh perempuan Indonesia, apalagi di daerah terpencil.
Tahun 1997 menjadi titik balik dalam hidupnya. Selepas menamatkan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) di Dili, Timor Timur, Waode dihadapkan pada pilihan sulit.
Sang ayah, dengan segala kebaikan niatnya, menginginkan Waode untuk melanjutkan karier sebagai perawat. Namun, Waode, dengan tekad yang kuat, juga mendaftarkan diri di Sekolah Calon Bintara Polisi Wanita. Ketika keduanya diterima, ia harus memilih antara impian dan keinginan orang tuanya.
Dengan hati yang berat, Waode memohon restu sang ayah untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang polwan. Keberanian dan tekadnya inilah yang kemudian membawa Waode ke dunia kepolisian, sebuah pilihan yang akan mengubah hidupnya selamanya.
Karier yang Berbuah Penghargaan
Perjalanan karier Waode di kepolisian dimulai dari pangkat Bripda, sebuah awal dari perjalanan panjang yang penuh tantangan dan dedikasi. Selama bertugas, Waode telah mengemban berbagai amanah di bidang kesehatan kepolisian (Biddokes).
Tidak hanya itu, ia juga sempat menerima penghargaan sebagai Pengelola Rumah Tahfidz tahun 2019 saat bertugas di Polda Jawa Tengah, sebuah pengakuan atas kontribusinya di luar tugas utama kepolisian.
Di tahun 2024, Rumah Sakit Bhayangkara, tempat Waode saat ini bertugas, menerima penghargaan sebagai Satuan Kerja dengan Perkembangan Update Data SIPP Terbaik dan Dapat Dipertanggungjawabkan dari Kapolda Lampung.
Penghargaan ini menjadi bukti nyata atas dedikasi dan loyalitas Waode serta timnya dalam memberikan pelayanan terbaik di bidang kesehatan kepolisian.
Tidak hanya itu, pada tahun 2016, Waode juga telah dianugerahi tanda kehormatan Satya Lencana Pengabdian 16 Tahun atas pengabdiannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebuah pencapaian yang tidak hanya menunjukkan panjangnya masa pengabdian, tetapi juga kualitas dari pengabdian itu sendiri.
Harapan dan Cita-cita untuk Masa Depan Polwan
Pada momen HUT Polwan ke-79, Waode Muslia tidak hanya merayakan pencapaian dirinya, tetapi juga menyuarakan harapan dan visi untuk masa depan polwan di Indonesia.
Ia berharap agar ke depan, polwan bisa mendapatkan porsi penugasan yang lebih beragam dan tidak hanya terbatas pada tugas-tugas administratif atau di balik meja.
Waode menaruh harapan besar bahwa polwan dapat berperan lebih aktif di lapangan, berdiri di garda terdepan bersama rekan-rekan polisi pria dalam menjalankan tugas-tugas yang menantang.
"Semoga ke depannya polwan sanggup mensejajarkan dirinya di garda terdepan secara profesional sebagai pelindung, pelayan, dan pengayom masyarakat,” pungkas Waode.
Kisah Waode adalah kisah tentang keberanian mengejar mimpi di tengah tantangan dan rintangan. Dari Timor Leste hingga Lampung, perjalanan hidupnya menjadi inspirasi bagi banyak perempuan Indonesia bahwa dengan tekad dan dedikasi, tidak ada mimpi yang terlalu besar untuk dicapai.
Di tengah peringatan HUT Polwan, kisah Waode Muslia menjadi simbol dari kekuatan perempuan dalam mewujudkan visi Indonesia yang lebih aman dan sejahtera. (*)
Berita Lainnya
-
Setiap Tahun 29.200 Lulusan Kampus di Lampung Menganggur
Jumat, 12 September 2025 -
Cegah Banjir, Pemprov Lampung Perkuat Mitigasi Lewat Pelestarian Hutan
Kamis, 11 September 2025 -
8.536 Mahasiswa Baru Unila 2025 Resmi Registrasi, Kadin Lampung Ingatkan Pentingnya Pilih Jurusan Sesuai Tren Industri
Kamis, 11 September 2025 -
5.891 Honorer di Bandar Lampung Akan Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu, Wajib Lengkapi Syarat Kesehatan
Kamis, 11 September 2025