• Minggu, 22 September 2024

Gerindra Alihkan Dukungan dari Reihana ke Eva Dwiana, Pengamat: Pertimbangan Elektabilitas dan Kepentingan Politik

Selasa, 27 Agustus 2024 - 14.22 WIB
191

Pengamat politik Universitas Lampung (Unila), Bendi Juantara. Foto: Ist

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Partai Gerindra secara mengejutkan merubah dukungan politiknya dalam Pilkada Bandar Lampung 2024. Dukungan yang sebelumnya diberikan kepada mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Reihana, kini dialihkan ke Walikota Bandar Lampung, Eva Dwiana.

Pengamat politik Universitas Lampung (Unila), Bendi Juantara, mengatakan bahwa langkah Gerindra ini tentu telah mempertimbangkan banyak faktor.

Menurut Bendi, keputusan Gerindra untuk mendukung Eva Dwiana, atau yang akrab disapa Bunda Eva, didasarkan pada beberapa hal strategis.

Pertama, Bunda Eva dianggap memiliki elektabilitas tinggi dan peluang besar untuk menang kembali dalam Pilkada Bandar Lampung.

“Jika Gerindra memilih berseberangan, mereka bisa merugikan diri sendiri dalam jangka panjang,” ujarnya, Selasa (27/8/2024).

Kedua, Bendi menilai bahwa Gerindra memiliki tujuan politik tertentu terkait kerja sama dengan Bunda Eva, termasuk kepentingan partai dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Lampung yang akan datang. Dukungan terhadap Eva Dwiana menjadi bagian dari strategi politik yang lebih luas.

Meskipun demikian, Bendi menambahkan bahwa hingga saat ini PDI Perjuangan belum mengeluarkan rekomendasi resmi terkait calon yang akan mereka dukung.

Namun, ia meyakini bahwa PDI Perjuangan akan memilih kader internal (Eva Dwiana) sebagai prioritas dukungan, yang berpotensi membuka peluang munculnya kotak kosong dalam Pilkada Bandar Lampung.

"Dengan PDI Perjuangan yang akan tetap memilih opsi prioritas dukungan terhadap kader sendiri. Jadi justru saya melihat kotak kosong bakal berpeluang terbuka di Bandar Lampung," ungkapnya.

Dalam pandangan akademisi Unila lainnya, Handi Mulyaningsih, perubahan dukungan partai di Indonesia adalah hal yang biasa.

“Partai-partai di Indonesia tidak memiliki basis ideologi yang kuat, sehingga mengganti dukungan calon berdasarkan elektabilitas bukanlah hal yang mengejutkan,” ujarnya.

Bagi partai, dukungan diberikan kepada calon yang dianggap memiliki peluang menang, dan ini sering menjadi pertimbangan utama dalam keputusan politik.

Perkembangan ini semakin memperkuat posisi Eva Dwiana di Pilkada Bandar Lampung, dengan semakin banyaknya partai besar yang bergabung dalam koalisi pendukungnya.

"Karena calon yang elektabilitas yang tinggi menjadi dasar partai untuk memberikan dukungan," ujar Mantan Komisioner KPU itu.

Menurutnya, Reihana akan menang melawan Eva apabila memiliki modal sosial, ekonomi, politik, dan mampu membangun jaringan sosial lebih tinggi dari Eva. 

"Saya kira kotak kosong harus dihindari partai-partai politik karena menunjukkan semakin rapuhnya demokrasi," timpal Handi. (*)