• Sabtu, 01 Februari 2025

Kabar Tsunami Megathrust Resahkan Warga Pesisir Tanggamus Lampung

Kamis, 22 Agustus 2024 - 12.29 WIB
1.7k

Kabar Tsunami Megathrust Resahkan Warga Pesisir Tanggamus Lampung. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Tanggamus - Masyarakat pesisir Teluk Semaka, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, dilanda kecemasan selama tiga hari terakhir setelah beredarnya kabar mengenai potensi tsunami megathrust.

Kecemasan ini semakin memuncak setelah gempa berkekuatan Magnitudo (M) 4,3 mengguncang wilayah tersebut pada Rabu (21/8/2024).

Berbagai spekulasi dan berita simpang siur yang beredar di media sosial menambah situasi semakin tidak kondusif.

Kegelisahan warga dimulai sejak Selasa sore (20/8/2024), ketika muncul informasi di media sosial tentang surutnya air laut di beberapa wilayah pesisir dan potensi tsunami megathrust yang bisa terjadi kapan saja.

Kabar ini membuat warga di Kecamatan Kotaagung, Pematangsawa, Cukuhbalak, Limau, dan Kelumbayan mulai bersiap-siap untuk mengungsi.

Puncak kepanikan terjadi pada Rabu (21/8/2024), sekitar pukul 14.07 WIB, ketika gempa berkekuatan M 4,3 mengguncang wilayah Tanggamus. Gempa ini berpusat di koordinat 6.50 Lintang Selatan (LS) dan 104.47 Bujur Timur (BT), sekitar 115 kilometer barat daya Tanggamus, dengan kedalaman 7 kilometer. Meskipun tidak berpotensi tsunami, gempa ini semakin memicu ketakutan di kalangan warga.

Kepanikan warga juga diperparah oleh bunyi sirene tsunami yang terdengar sebanyak tiga kali di Taman Kota Soekarno, Kotaagung, pada Selasa sore (20/8/2024).

Suara sirene ini merupakan bagian dari uji coba pemeliharaan oleh tim Stageof Kotabumi, yang sedang memperbaiki sirene yang dilaporkan rusak. Namun, warga yang sudah dalam keadaan waspada semakin diliputi rasa takut akibat bunyi sirene tersebut.

Irwan, seorang warga Pekon Napal, Kecamatan Kelumbayan, yang rumahnya berjarak puluhan meter dari pantai, menjelaskan bahwa kabar tentang air laut surut di wilayahnya tidak benar.

Menurutnya, yang sebenarnya terjadi adalah penampakan buaya di Pantai Napal yang membuat warga berkumpul untuk melihatnya. Penampakan buaya di wilayah tersebut memang jarang terjadi, sehingga memicu spekulasi di kalangan warga.

"Sudah puluhan tahun tidak ada penampakan buaya di sini. Dari sinilah muncul hoaks yang mengatakan bahwa lautan di Kelumbayan surut atau terjadi hal-hal lain yang mengkhawatirkan. Tapi yang jelas, Pekon Napal dan sekitarnya di Kecamatan Kelumbayan aman-aman saja," tegas Irwan.

Di tengah situasi yang semakin memanas, BMKG Lampung melalui akun resminya di Instagram, @bmkglampung, mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya pada informasi yang tidak jelas sumbernya.

BMKG menekankan pentingnya memverifikasi informasi dari sumber resmi dan tetap tenang serta waspada dalam menghadapi situasi.

"Percayakan informasi hanya dari sumber resmi seperti BMKG dan badan pemerintah lainnya. Yang terpenting, selalu siapkan langkah mitigasi. Tetap tenang, waspada, dan bijak dalam menyebarkan informasi," tulis BMKG.

BMKG juga menjelaskan bahwa gempa megathrust adalah fenomena geologi yang terjadi di zona pertemuan dua lempeng tektonik, di mana satu lempeng menyelam di bawah lempeng lainnya. Zona ini berpotensi memicu gempa bumi besar yang dapat menyebabkan tsunami.

Di wilayah Sumatra, termasuk Lampung (Pesawaran, Tanggamus, Pesisir Barat, Lampung Selatan, Bandar Lampung), zona megathrust dikenal memiliki risiko tinggi terhadap gempa kuat dan tsunami. Namun, BMKG menegaskan bahwa tidak ada prediksi pasti kapan gempa megathrust akan terjadi.

Menyikapi keresahan yang melanda warga, Kabid Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanggamus, Budiman, meminta masyarakat untuk tetap tenang dan selalu mengikuti arahan dari pihak berwenang.

"Dengan adanya berbagai spekulasi dan informasi yang belum tentu benar, diharapkan masyarakat tetap waspada dan tidak terpancing oleh kabar-kabar yang tidak jelas sumbernya," kata Budiman.

Budiman juga menekankan bahwa informasi resmi dan langkah-langkah mitigasi yang tepat adalah kunci dalam menghadapi potensi bencana di wilayah yang rawan seperti Tanggamus.

Hingga berita ini diturunkan, kondisi di pesisir Teluk Semaka dan wilayah sekitar dilaporkan masih kondusif.

Meskipun demikian, beberapa warga memilih berjaga-jaga di lokasi yang lebih tinggi untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.

Pada Kamis pagi (22/8/2024), BMKG Lampung melalui akun resminya di Instagram, @bmkglampung, menginformasikan bahwa tinggi muka laut di Kotaagung stabil (2,9 meter) dan Bandar Lampung stabil (1,1 meter).

"Tidak terlihat adanya penurunan atau surutnya air laut yang signifikan di wilayah ini," tulis BMKG.

BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk selalu siap dengan langkah-langkah mitigasi bencana, seperti memahami jalur evakuasi, mengikuti pelatihan tanggap darurat, dan mempersiapkan kebutuhan darurat.

"Langkah mitigasi yang baik dapat menyelamatkan nyawa. Tetap waspada dan bijak dalam menyebarkan informasi," tutup BMKG. (*)