• Selasa, 19 Agustus 2025

Kolaborasi Lintas Sektor, Kunci Moderasi Beragama di Lampung

Rabu, 21 Agustus 2024 - 10.39 WIB
66

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung, Puji Raharjo, dalam Sosialisasi Penguatan Moderasi Beragama yang berlangsung di Hotel Grand Sekuntum, Kota Metro, pada Selasa (20/8/2024). Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Moderasi beragama menjadi salah satu fokus penting dalam menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia, terutama di tengah tantangan keberagamaan yang semakin kompleks.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung, Puji Raharjo, dalam Sosialisasi Penguatan Moderasi Beragama yang berlangsung di Hotel Grand Sekuntum, Kota Metro, pada Selasa (20/8/2024).

Dalam sambutannya, Puji Raharjo menegaskan pentingnya sinergi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi masyarakat, dan lembaga pendidikan, untuk mewujudkan lingkungan beragama yang damai dan harmonis.

"Keberhasilan moderasi beragama sangat bergantung pada seberapa baik kita bisa bekerja sama," ujarnya.

Ia menekankan bahwa kolaborasi ini tidak hanya sekadar wacana, melainkan kebutuhan mendesak untuk memastikan nilai-nilai moderasi beragama dipahami dan diimplementasikan dengan baik di masyarakat.

Selain itu, Puji juga menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara semangat keagamaan dan rasa cinta terhadap NKRI sebagai upaya memperkuat keutuhan bangsa.

"Kita semua memiliki tanggung jawab yang sama dalam menciptakan lingkungan yang damai dan harmonis. Hanya dengan kerja sama yang erat kita bisa mewujudkan kehidupan beragama yang sejalan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan dan keadilan," tambah Puji.

Sosialisasi ini diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari pengurus majelis agama, pemuda lintas agama, ASN, dan stakeholder Kementerian Agama dari Kabupaten Lampung Timur dan Kota Metro.

Ketua Tim Humas dan Kerukunan Umat Beragama (KUB), Alifah, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang konsep moderasi beragama, mencegah ekstremisme dan radikalisme, serta membangun rasa kebersamaan antar umat beragama.

Selama dua hari, para peserta akan mendapatkan berbagai materi terkait moderasi beragama, termasuk analisis sosial, wawasan kebangsaan, dan strategi untuk menjadi agen perubahan di masyarakat.

"Kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat harmoni sosial dan memupuk kesadaran akan pentingnya moderasi beragama di tengah masyarakat yang majemuk," pungkasnya. (*)