Petani Tanggamus Resah Harga Kopi Robusta Terus Merosot
Kupastuntas.co, Tanggamus - Petani kopi di Kabupaten Tanggamus kini tengah menghadapi situasi sulit dengan turunnya harga biji kopi robusta secara signifikan.
Harga kopi robusta super yang sebelumnya berada di angka Rp70.000 per kilogram kini turun menjadi Rp52.000 per kilogram. Sementara itu, harga kopi robusta asalan bahkan sudah di bawah Rp50.000 per kilogram.
Penurunan harga ini terjadi di tengah puncak panen kopi yang berlangsung pada Juli hingga Agustus 2024, saat produksi kopi mencapai puncaknya.
Sukirman (51), seorang petani dari Pekon Gisting Atas, Kecamatan Gisting, menyatakan bahwa harga kopi robusta super telah mengalami penurunan sejak minggu lalu.
"Turun Rp8.000 dari dua minggu lalu. Saat puncak panen, stok kopi robusta super memang banyak, dan kemungkinan akan habis pada akhir Agustus," ujar Sukirman, Minggu (18/8/2024).
Sukirman menambahkan, melimpahnya stok kopi robusta super yang dipanen oleh petani menjadi salah satu penyebab utama penurunan harga ini.
"Sebagian besar petani masih menyimpan kopi kering di rumah, menunggu waktu yang tepat untuk menjualnya. Namun, akibatnya, harga cenderung turun," jelasnya.
Keluhan juga datang dari Rodi, seorang pemilik gudang pengepul biji kopi di Kecamatan Talangpadang.
Menurutnya, harga kopi robusta super yang ia beli dari petani sempat mencapai Rp70.000 per kilogram seminggu lalu. Namun, harga tersebut kini turun drastis menjadi Rp52.000 per kilogram.
"Untuk kopi asalan, harga malah jatuh dari Rp50.000 menjadi Rp46.000 per kilogram," kata Rodi.
Dia menambahkan, turunnya harga biji kopi sangat sulit diprediksi karena bergantung pada permintaan pasar dan jumlah stok yang tersedia.
Penurunan harga kopi ini semakin memperparah kondisi para petani yang sudah dibebani dengan biaya perawatan kebun yang semakin tinggi.
Joko, seorang petani dari Kecamatan Ulubelu, mengungkapkan bahwa harga pupuk, obat-obatan, dan biaya perawatan lainnya terus meningkat, membuat situasi semakin sulit bagi petani.
"Harga pupuk, obat-obatan, dan biaya upah semakin mahal. Jika harga kopi terus menurun seperti ini, kami akan sangat kesulitan," ujar Joko.
Joko juga menyatakan bahwa jika harga kopi jatuh di bawah Rp50.000 per kilogram, petani akan menghadapi kerugian besar.
"Biaya seperti pupuk, pengendalian rumput, hingga upah panen dan transportasi semakin tinggi. Dengan harga yang rendah, keuntungan kami hampir tidak ada," tambahnya.
Para petani di Tanggamus berharap pemerintah bisa mengambil langkah untuk menstabilkan harga kopi, agar mereka tidak terus merugi. Mereka juga mengajak sesama petani untuk tetap menjaga kualitas biji kopi guna mencegah penurunan harga yang lebih lanjut.
"Kami berharap harga kopi tidak terus merosot. Meskipun jika tetap di kisaran Rp 53.000 per kilogram, itu masih bisa diterima," kata Agus, petani kopi di Pekon Tekad, Kecamatan Pulau Panggung. (*)
Berita Lainnya
-
Maling Bobol Rumah Warga Dusun Tegalsari Tanggamus, Dua Motor Dibawa Kabur
Jumat, 17 Januari 2025 -
Ribuan Tenaga Honorer di Tanggamus Gelar Aksi Damai Tuntut Jadi PPPK Penuh Waktu
Rabu, 15 Januari 2025 -
Sempat Rusak Rumah Warga, Kawanan Gajah Liar Tanggamus Berhasil Digiring Masuk TNBBS
Rabu, 08 Januari 2025 -
Pemkab Tanggamus Resmi Bentuk Empat OPD Baru, 29 Pejabat Ditunjuk Sebagai Plt
Jumat, 03 Januari 2025