• Kamis, 06 Maret 2025

Beda Pendapat KNPI dan PDPM Soal Potensi Kotak Kosong di Pilkada Metro

Rabu, 14 Agustus 2024 - 10.08 WIB
397

Sekertaris PDPM, Ali Nurdin (Kiri), Ketua DPD KNPI, Lukman Sanjung (kanan). Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kota Metro angkat bicara soal potensi kotak kosong dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024 di Kota setempat.

Silang pendapat kedua pengurus organisasi kepemudaan tersebut merupakan contoh demokrasi yang seharusnya dapat dihadirkan dalam pilkada Metro.

KNPI menilai bahwa hadirnya kotak kosong dalam pilkada Metro dapat merugikan masyarakat. Sementara PDPM beranggapan bahwa skema kotak kosong merupakan langkah awal menekan cost politik.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) KNPI Kota Metro, Lukman Sanjung menjelaskan bahwa itu calon tunggal yang berpotensi menghadirkan kotak kosong dapat mencederai Demokrasi rakyat.

"Mengenai Kotak kosong pada pilkada 2024, hemat saya tentang pilkada hanya ada 1 paslon, dapat merugikan masyarakat Metro sendiri yang memiliki hak suara. Terutama pada pemilih pemula yang baru saja memiliki hak suara di pilkada tahun ini," kata dia kepada awak media, Rabu (14/8/2024).

Menurutnya kalangan yang paling terdampak ialah para pemilih pemula. Yang mana seharusnya demokrasi dihadirkan dengan sehat, namun para pemilih pemula tidak mendapatkan kesempatan tersebut.

"Apabila benar terjadi hanya ada satu paslon, mengakibatkan minim pilihan sosok calon pemimpin Kota Metro, maka akan hilangnya momentum berdemokrasi dalam pilkada," ucapnya.

"Terutama bagi pemilih pemula untuk pertama kalinya mereka tidak dapat menentukan pilihan siapa calon kepala daerah Kota Metro, sementara pemilih pemula berhak mendapatkan pilihan lebih dari satu paslon dalam dalam proses pilkada yang akan diselenggarakan di bulan November 2024," imbuhnya.

Pria yang akrab disapa Anjung tersebut mengatakan konstelasi politik di Metro dapat diikuti oleh lebih dari satu pasangan calon. Hal itu sebagai pembelajaran demokrasi bagi masyarakat yang mengharapkan perubahan.

"Harapannya pada pilkada tahun ini ada lebih dari satu calon kepala daerah di Metro. Jelas atmosfernya akan berbeda jika itu terjadi, dan akan menjadi pembelajaran demokrasi," ujarnya.

"Munculnya perbedaan pilihan antara satu dengan yang lain dapat menghidupkan ruang kecil diskusi, yang mana hari ini ketika muncul pilihan maka Pemuda dapat berdiskusi menentukan pemimpin terbaik untuk kota Metro tercinta, khususnya bagi teman-teman pemilih pemula," sambungnya.

Pria yang merupakan mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tersebut juga meyakini akan ada sosok lain penantang pertahana yang muncul menjelang pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum pada 27 hingga 29 Agustus 2024 mendatang.

"Kami meyakini akan ada tokoh-tokoh muda yang sangat potensial, yang hari ini aktif di partai politik dan menjadi legislator muda, tentunya yang memiliki peran penting dalam kebijakan yang pro terhadap kepentingan masyarakat," paparnya.

"Tokoh-tokoh itu kami nilai mampu menjadi bakal calon kepala daerah untuk kota kita. Ada Bang Tondi Muammar Gaddafi Nasution, yang merupakan Ketua Pemuda Pancasila, ada aktivis partai Bang Fahmi Anwar, ada pula ketua Kahmi Kota Metro kanda Amrulloh, serta masih banyak toko potensial lainnya yang kami harapkan dapat mengisi demokrasi menjelang Pilkada 2024 di Metro," tambahnya.

Jika nantinya potensi kotak kosong yang menjadi isu krusial di Metro tersebut tidak terjadi, ia mengaku siap untuk memfasilitasi gelaran diskusi publik bersama sejumlah tokoh Metro yang bakal maju menjadi kontestan Pilkada.

"Kami siap memfasilitasi waktu dan tempat untuk para kandidat calon kepala daerah Kota Metro, untuk sekedar berdiskusi atau bertukar pikiran dan ide atau gagasan. Tentunya bersama pemuda mengenai Kota Metro dan kesanggupannya mencalonkan diri yang kemudian menyampaikan tujuannya selama lima tahun kedepan apabila terpilih sebagai Kepala Daerah," pungkasnya.

Terpisah, Sekertaris PDPM Kota Metro, Ali Nurdin menyebut potensi munculnya kotak kosong dalam pilkada Metro merupakan skema yang diduga telah diatur untuk meminimalisir cost politik.

"Pesta demokrasi ini tentu menjadi sorotan oleh beberapa pihak, tidak terkecuali di Pemuda Muhammadiyah Kota Metro. Potensi yang akan terjadi ketika pilkada, salah satunya yaitu potensi melawan kotak kosong," bebernya.

"Tanggapan ini tentu bukan tanpa alasan. Adanya potensi melawan kotak kosong lantaran banyak partai-partai besar yang memberikan rekomendasi kepada satu nama," lanjutnya.

Menurutnya, skema kotak kosong dimungkinkan dibuat oleh elit partai dengan tujuan menekan kos politik agar lebih ringan dibandingkan Pilkada periode sebelumnya. Hal itu merupakan langkah jitu yang dinilai positif.

"Skema kotak kosong memang bisa saja dibuat oleh elite partai dengan berbagai tujuan. namun disini kita harus bisa menangkap hal positifnya. Salah satu hal positif bisa jadi untuk menekan cost politik agar semakin ringan jika dibandingkan dengan pilkada sebelumnya,” ungkap Ali.

Ali juga menyampaikan bahwa kotak kosong bisa dikatakan sebagai bagian dari musyawarah mufakat dari para petinggi partai dengan beragam macam cara komunikasi untuk menghasilkan keputusan.

 

“Soal barter di daerah lain atau imbalan lainnya, itu hal yang wajar sebagai proses lobi untuk menghasilkan rekom. Perkembangan tersebut yang kemudian menjadikan potensi dokter Wahdi akan melawan kotak kosong di pilkada Kota Metro amat besar," paparnya.

“Jika ini terjadi, diharapkan cost politik akan menurun, sehingga jika terpilih kedepan pemerintah bisa fokus untuk belanja aset daripada belanja habis pakai," kata dia lagi.

Meskipun begitu, dirinya juga tidak memungkiri bahwa Pilkada melawan kotak kosong merupakan sebuah tantangan bagi incumben. Hal tersebut lantaran calon tunggal harus memenangkan Pilkada dengan 50% lebih dari jumlah total suara sah.

"Tantangan terberatnya adalah calon tunggal harus menang lebih dari 50 persen dari jumlah suara sah sesuai dalam pasal 54D ayat 1 UU Pilkada, sebab disisi lain sudah mulai muncul orang-orang yang mengkampanyekan pilih kotak Kosong," tandasnya. (*)