• Senin, 25 Agustus 2025

Delapan Hotel di Lampung Jadi Korban Peretasan, Konsumen Diimbau Waspada

Selasa, 13 Agustus 2024 - 14.43 WIB
121

Ilustrasi

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Setelah sebelumnya data pribadi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang disimpan Badan Kepagawaian Negara (BKN) menjadi target peretasan oleh peretas anonim “TopiAx”, kini akun Google Bisnis sejumlah hotel di Indonesia termasuk di Lampung juga menjadi sasaran peretasan.

Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani, membenarkan bahwa peretasan terjadi di sejumlah tempat di Indonesia, seperti di daerah Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau.

Kemudian Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Lampung dan beberapa wilayah lain. Namun ia tidak menyebut hotel mana saja di Lampung yang menjadi sasaran peretasan itu.

"Tadi dilaporkan di Jawa Timur 92 hotel terdampak, Jawa Tengah 156 hotel, di Lampung delapan hotel, dan masih kita kumpulkan terus data-data di wilayah lainnya," kata Hariyadi kepada wartawan dikutip dari Tirto.id, Selasa (13/8/2024).

Hariyadi membenarkan, Badan Pengurus Pusat (BPP) PHRI bersama pengurus daerah berencana untuk melaporkan upaya peretasan tersebut ke polisi, hal tersebut mengantisipasi adanya tindakan yang lebih luas lagi.

"Pelaporan ini akan dilakukan juga oleh Badan Pengurus Daerah (BPD) dan Badan Pengurus Cabang (BPC) PHRI melalui Kepolisian Daerah (Polda) dan Kepolisian Resor (Polres) di wilayah masing-masing," ujar Hariyadi.

Hariyadi mengatakan, modus pemalsuan data dilakukan dengan mengganti nomor telepon pada akun Google Bisnis hotel dengan nomor WhatsApp, serta penggantian nomor rekening bank dan informasi lain yang terkait reservasi kamar.

Hariyadi menilai kondisi ini sangat berpotensi menimbulkan penipuan bagi konsumen yang tidak waspada, bahkan, dilaporkan di Jawa Tengah terdapat 10 konsumen yang menjadi korban penipuan tersebut.

PHRI mengimbau kepada masyarakat yang akan melakukan reservasi hotel agar langsung menghubungi saluran resmi hotel yang bersangkutan untuk menghindari aksi penipuan. Ia minta konsumen memverifikasi rekening sebelum pembayaran.

"Manajemen hotel yang akun bisnisnya diretas juga akan memberikan informasi kepada publik melalui berbagai cara, salah satunya melalui media sosial dan website perusahaan agar konsumen berhati-hati dalam melakukan reservasi di hotel melalui akun Google Bisnis," jelasnya.

"Pihak hotel tidak akan bertanggung jawab atas penipuan yang terjadi pada akun Google Bisnis," jelasnya.

PHRI juga berharap agar pihak Google dapat segera mengambil tindakan atas pemalsuan data ini, untuk mencegah semakin banyak korban yang terkena dampak. PHRI dorong pihak hotel melaporkan informasi yang tidak benar tersebut. (*)