• Selasa, 10 September 2024

Harga Jeruk Anjlok Hingga 2000 Perkilo, Petani di Lampung Timur Menjerit

Kamis, 08 Agustus 2024 - 16.59 WIB
105

Hendri Petani Jeruk di Lampung Timur saat mengecek tanaman jeruk miliknya. Foto: Agus/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Petani jeruk di Lampung Timur sudah sejak dua bulan mengeluhkan harga yang sangat rendah, harga perkilo hanya tembus 2 ribu. Sehingga dengan harga tersebut dipastikan tidak mendapatkan keuntungan untuk musim panen tahun ini.

Salah seorang petani jeruk di Desa Labuhanratu IX, Kecamatan Labuhanratu, Lampung Timur Hendri mengaku sudah dua bulan harga jeruk hanya 2.000/kg. Harapan petani harga jeruk minimal 5.000/kg.

"Musim panen saat ini petani jeruk tidak dapat untung, rugi pasti dan tidak hanya saya yang mengalami tapi petani jeruk lainnya," kata Hendri. Kamis (8/8/24).

Sebelumnya harga jeruk bisa tembus di harga 10.000/kg, anjloknya harga jeruk menurut Hendri disebabkan terjadinya panen raya sehingga pembeli mengaku kesulitan pasar artinya penjualan sulit dikarenakan banyak yang melakukan banting harga.

"Karena jeruk tidak bisa di timbun terlalu lama sehingga penjual juga takut untuk membeli terlalu banyak, tentu dampaknya kepada petani dan kalau jeruk sudah siap panen ya harus dipanen kalau dibiarkan busuk," ujarnya mengeluh.

Sementara biaya perawatan menjelang panen cukup besar, karena ketika jeruk sudah mulai buah pemupukan harus maksimal, perawatan agar tidak terserang hama juga harus maksimal, sementara harga pupuk, obat pestisida dan tenaga pekerja memerlukan biaya yang tidak sedikit.

Hendri mengaku memiliki tanaman jeruk satu hektare lebih, dan hasil panen musim ini termasuk bagus dalam satu hektare bisa tembus 15 ton, tapi jika harga tidak sesuai seperti saat ini dinilai percuma meskipun hasil buah maksimal.

"Daripada busuk di pohon terpaksa tetap kami panen dengan harga yang benar benar tidak sesuai, mudah mudahan panen berikutnya harga diatas 5.000 untuk menutup kerugian musim panen ini," kata Hendri.

Lain lagi yang dikatakan petani asal Desa Braja Asri, Kecamatan Way Jepara, Lampung Timur Budi, tanaman jeruk miliknya memang sudah layak panen, namun sampai saat ini tidak dipanen karena menunggu harga stabil.

Jika dalam waktu satu bulan kedepan harga tetap bertahan 2.000/kg. Budi mengaku lebih baik dipanen dan di bagikan kepada tetangga daripada di jual namun tetap rugi.

"Kalau dalam waktu satu bulan kedepan harga tidak naik, ya sudah tak suruh tetangga manen tak suruh bawa pulang saja," keluh Budi.

Kata dia harga jeruk saat ini benar-benar harga yang terpuruk selama dia bertanam jeruk, sebelumnya harga paling murah dia temui 4.500/kg. Dengan harga tersebut dinilai petani belum dapat untung apalagi harga 2.000/kg. (*)