23 Kali Curi Motor di Metro, Spesialis Curanmor Ditembak Polisi
Kupastuntas.co,
Metro - Tim Khusus Anti Bandit (Tekab) 308 Satreskrim Polres Metro berhasil
meringkus satu anggota komplotan spesialis Pencurian Kendaraan Bermotor
(Curanmor) yang telah 23 kali maling motor di Metro.
Polisi
juga terpaksa melakukan tindakan tegas terukur dengan menembak bagian kedua
kaki tersangka lantaran melawan petugas dengan senjata tajam saat akan
diamankan.
Kapolres
Metro AKBP Heri Sulistyo Nugroho melalui Kasat Reskrim IPTU Rosali menjelaskan
bahwa tersangka yang berhasil dilumpuhkan tersebut bernama Riki Arnando (40)
warga Desa Tanjung Ratu Ilir, Kecamatan Way Pungubuan, Kabupaten Lampung
Tengah. Spesialis Curanmor itu ditangkap di rumahnya pada Jum'at (2/8/2024)
dini hari.
"Pada
dini hari tadi segera pukul 04.00 WIB, Tekab 308 Satreskrim Polres Metro
melakukan penangkapan terhadap tersangka atas nama Riki yang saat ini sudah kita
amankan. Kita gali keterangan sudah ada 20 lebih TKP di Kota Metro," kata
dia saat dikonfirmasi Kupastuntas.co di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ahmad
Yani Metro.
Kasat
penjelaskan bahwa dalam seminggu terakhir kelompok Riki telah beraksi sebanyak
5 kali di kota Metro.
"Terakhir
kali terjadi pada minggu kemarin secara berturut-turut, sudah ada lima kali
mereka melakukan curanmor di Metro. Setelah Kita gali ternyata tersangka
mengakui bahwa setiap tahun sejak tahun 2019 sudah mencuri motor di kota Metro,"
ungkapnya.
"Jadi
memang ada beberapa komplotan dan ada 6 tersangkanya yang sudah kita amankan
dan saat ini sudah ada di Lapas, Riki ini mengikuti rombongan itu. Kelompok ini
bergerak terbagi-bagi jadi tidak langsung satu komplotan," imbuhnya.
Satria
Polres Metro juga sudah mengantongi sejumlah nama pelaku lainnya yang merupakan
bagian dari jaringan spesialis curanmor Riki Arnando. Kelompok tersebut beraksi
dengan tanpa pandang bulu dan tidak segan untuk melukai korbannya.
"Untuk
tersangka lainnya masih ada dan sudah kita kantongi nama-namanya. Untuk
sementara keterangan dari para saksi, tersangka Riki ini apabila melakukan
perbuatannya di lapangan tidak segan-segan untuk melakukan penodongan dengan
senjata api," ucapnya.
Polisi
juga terpaksa melakukan tindakan tegas terukur lantaran tersangka sempat
melakukan perlawanan saat akan diamankan oleh petugas.
"Tersangka
tidak pulang ke rumahnya, dan pulang pada saat pagi hari sekitar pukul 03.30
WIB kemudian menghilang kembali, dan tadi sempat melarikan diri namun berhasil
kita gagalkan. Saat akan diamankan tersangka ini sempat melakukan perlawanan
dengan menggunakan senjata tajam, namun saat dicari senjata tajam ini sudah
dihilangkan oleh pelaku ketika sedang dilakukan pengajaran," pungkasnya.
Dalam
kesempatan itu, tersangka Riki Arnando menceritakan modusnya selama beraksi di
kota Metro. Dirinya beraksi dengan komplotan yang berbeda-beda mulai dari 2
orang hingga 6 orang.
"Caranya
saya masukkan kunci T terus saya putar, Saya butuh waktu 10 menit dari mulai
mengintai sampai membawa lari motor. Saya beraksi di Metro kadang berdua,
kadang juga berempat dan kadang berenam. Iya TKP-nya sudah banyak,"
akuinya.
Riki
mengaku bahwa motor yang dicurinya dijual ke sindikat penampung motor curian
dengan harga mulai dari Rp 2,5 Juta hingga Rp 3 Juta per motor. Ia bahkan
mengungkapkan bahwa motor yang paling mudah dicuri ialah merk Honda Beat.
Tak hanya
itu, tersangka juga mengakui bahwa setiap keuntungan dari hasil mencuri motor
di Metro digunakannya untuk foya-foya dan membeli narkoba jenis sabu-sabu.
"Motor
itu saya jual ke penampung, karena memang ada penampungnya di kampung. Saya
jual motor itu variasi ada yang Rp 3 Juta ada yang Rp 2, 5 Juta,"
jelasnya.
"Motor
yang paling enak diambil itu motor Beat, harga jualnya juga tinggi 3 juta.
Keuntungan dari jual motor itu saya pakai buat macam-macam, ada yang buat
foya-foya ada juga yang untuk beli sabu," imbuhnya.
Di
hadapan awak media, tersangka mengakui perbuatannya dan meminta maaf kepada
masyarakat kota metro. Selain itu, ia juga berharap 7 orang rekannya yang
merupakan kelompok Curanmor di Metro dapat menyerahkan diri menemaninya
dipenjara sebelum diamankan Tekab 308.
"Saya
kapok, saya tobat. Buat masyarakat Metro yang pernah saya ambil motornya, saya
minta maaf yang sebesar-besarnya, saya sudah menerima karmanya. Teman saya yang
belum ketangkap ada banyak, ada 7 orang lagi. Tolong teman-teman menyerahkan
diri, temani saya," bebernya.
"Kawan-kawan
yang masih main, masuk Metro memang enak dapatnya. Tapi jangan coba-coba, kalau
ketangkap dengan Tekab 308 Polres Metro bisa mati kaya saya ini,"
tandasnya.
Diketahui,
aksi komplotan spesialis curanmor Riki Arnando sempat terekam Closed-Circuit
Television (CCTV) Traffic Light Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Ganjar
Agung, Kecamatan Metro Barat. Dalam rekaman video CCTV yang diterima
Kupastuntas.co, terdengar juga suara seseorang yang berteriak begal saat
keduanya terekam CCTV melintas jalan tersebut. (*)
Berita Lainnya
-
Temukan Banyak Bantuan Salah Sasaran, Dewan Minta Dinsos Metro Data Ulang Penerima Bantuan
Jumat, 31 Januari 2025 -
Sepanjang Januari, 117 Warga Metro Terjangkit DBD
Jumat, 31 Januari 2025 -
Makin Pedas, Harga Cabai di Metro Tembus Rp80 Ribu Perkilogram
Kamis, 30 Januari 2025 -
Angka Pengangguran di Metro Meningkat, Capai 3.468 Orang
Kamis, 30 Januari 2025