Disbunnak Lambar Klaim Harga Kopi Robusta Alami Stabilisasi
Kupastuntas.co,
Lampung Barat - Pemerintah Kabupaten Lampung Barat melalui Dinas Perkebunan dan
Peternakan (Disbunnak) Lampung Barat mengklaim terjadi stabilisasi harga kopi
dalam beberapa waktu terakhir pasca musim panen raya di wilayah setempat.
Hal
tersebut disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan, pada Disbunnak Lampung
Barat Sumarlin, menanggapi tren turun nya harga kopi robusta yang semula di
harga 70 ribu per kilogram menjadi 58-63 ribu per kilogram.
"Sebenarnya
harga kopi saat ini bukan turun, bahasanya penyesuaian atau proses stabilisasi,
karena jika melihat dollar, harga kopi di sekitar angka empat dollar atau jika
dirupiahkan jadi Rp 55-65 ribu per kg," kata dia, Rabu (31/7/2024).
Sumarlin
menambahkan, harga kopi dalam beberaoa bulan terakhir yang mencapai 70 ribu
lebih per kg merupakan sejarah baru dan keberkahan bagi petani, sebab harga tersebut
merupakan harga tertinggi Kopi Robusta.
Ia
menjelaskan, kebutuhan kopi di pasaran saat ini cukup tinggi, terlebih sudah
banyak pelaku usaha yang berkecimpung di dunia Coffe Shop dan sejenisnya,
sehingga kebutuhan kebutuhan pasokan kopi juga terus mengalami kenaikan.
"Sebenarnya
harga kopi yang mencapai 70 ribu per kilogram itu sudah melebihi harga pasar
nasional, lagi dikasih rezeki kita, karena kondisi pasar dan kebutuhan pasar
mulai penyesuaian, jadi untuk harga sekarang bisa dibilang masih stabil,"
ujarnya.
Sumarlin
menyebut, saat ini para petani kopi sedang mempersiapkan diri menghadapi
fenomeno El Nino yang diprediksi bakal kembali terjadi dalam waktu dekat,
bahkan pihaknya juga telah melakukan survei dibeberapa tempat.
"Beberapa
tempat juga sudah kita datangi untuk menginformasikan El Nino, intinya kita
bersama petani di sini siap menyambut, dan bukan mengatisipasi sebab fenomena
El Nino memang pasti akan datang," kata dia.
Disbunnak
kata dia, telah menyampaikan beberapa saran yang dapat menjadi upaya petani
menghadapi fenomena El Nino.
"Kita
sikapi dengan bijak, pupuk jangan terlambat, pupuk organik diperhatikan agar
bisa nyimpan air tanah," jelasnya.
Selain itu
ia meminta petani agar memperhatikan kebutuhan air pada batang kopi.
"Terkait naungan, kita akan menyesuaikan, jika hujan deras kita lakukan
pemangkasan, kalau normal mungkin perapihan saja," imbuhnya.
Ia
menuturkan jika petani memiliki naungan, ia menyarankan agar tinggi naungan
berjarak 2-3 meter di atas tanaman kopi. Hal itu perlu dilakukan agar tidak
mengganggu sirkulasi udara yang terjadi di sekitaran tanaman kopi milik petani.
Selain
itu, petani kopi di Lampung Barat juga diminta agar dapat melakukan panen kopi
dengan tepat waktu sekaligus merawat batang dengan baik, namun demikian
fenomena El Nino dinilai memberi dampak positif dan negatif.
"Kalau
panas petani suka karena akan terjadi pembungaan, tapi ada beberapa petani juga
mulai khawatir karena panen belum selesai tapi sudah muncul bunga, khawatir
untuk jumlah cabang yang terbentuk sangat terbatas," jelasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Masuki Masa Tenang, Tim Gabungan Tertibkan APK di Sejumlah Titik di Lampung Barat
Senin, 25 November 2024 -
Mengenal Sosok Edi Novial, Pemecah Rekor Ketua DPRD Lampung Barat Tiga Periode Berturut-turut
Senin, 25 November 2024 -
Lampung Barat Masuk 40 Besar Daerah Rawan Bencana, BPBD Diminta Siaga Hadapi Cuaca Ekstrem
Senin, 25 November 2024 -
Tayuhan Bumi Sekala, Upaya Pelestarian dan Pengembangan Seni Tradisi Pusaka Lama Masyarakat Sekala Bekhak
Senin, 25 November 2024