• Minggu, 08 September 2024

Pemkot Bandar Lampung Gencar Tarik Investor Guna Atasi Stunting

Kamis, 25 Juli 2024 - 14.51 WIB
35

Walikota Bandar Lampung, Eva Diana, usai acara Pembinaan Terhadap Percepatan Stunting dan Penanggulangan AIDS Tahun 2024 di Aula Semergou, Kamis (24/7/2024). Foto: Sro/kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung terus berupaya mengatasi masalah stunting yang masih menjadi tantangan besar di wilayah tersebut.

Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah menarik investor untuk membuka lapangan pekerjaan dan menyerap tenaga kerja lokal.

"Stunting bukan hanya masalah gizi, tetapi juga terkait dengan kesejahteraan keluarga," ujar Walikota Bandar Lampung, Eva Diana, usai acara Pembinaan Terhadap Percepatan Stunting dan Penanggulangan AIDS Tahun 2024 di Aula Semergou, Kamis (24/7/2024).

"Kami menyambut semua investor yang datang, agar dapat membantu menyelesaikan masalah stunting dari segi perekonomian keluarga di Bandar Lampung," lanjutnya.

Saat ini, prevalensi stunting di Bandar Lampung mencapai angka 13 persen, yang masih berada di bawah rata-rata provinsi dan nasional.

Oleh karena itu, Pemkot Bandar Lampung berharap langkah menarik investor ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga memberikan dampak positif terhadap penurunan angka stunting.

"Dengan meningkatkan perekonomian keluarga, kami berharap dapat mengurangi masalah stunting," jelasnya.

Pihak Pemkot juga menambahkan bahwa stunting tidak hanya dipengaruhi oleh asupan gizi, tetapi juga oleh keadaan ekonomi dan kesejahteraan orang tua.

Dalam upaya menarik investor, Pemkot Bandar Lampung menawarkan berbagai insentif dan kemudahan berinvestasi.

Selain itu, mereka juga berencana memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak, baik dari sektor swasta maupun pemerintah, guna menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas dan berkelanjutan.

"Dengan dukungan semua pihak, kami optimis bisa mengurangi angka stunting di Bandar Lampung dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan," tutupnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Bandar Lampung, Santi Sundari, mengatakan bahwa beberapa upaya penanganan stunting dilakukan melalui pembinaan di posyandu setiap bulannya di tingkat kelurahan.

Santi menjelaskan, prevalensi stunting dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni tingkat kemiskinan, pengetahuan ibu, kesehatan lingkungan, dan kondisi rumah.

"Banyak faktor yang mempengaruhi prevalensi stunting. Standar nasional adalah 14 persen, dan kita berada di angka 13 persen, di bawah rata-rata provinsi dan nasional," tandasnya. (*)