• Jumat, 18 Oktober 2024

Satu Jamaah Haji Lampung Dirawat di Tanah Suci Sudah Kembali ke Tanah Air

Rabu, 24 Juli 2024 - 16.15 WIB
1.5k

Kepala Kantor wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Provinsi Lampung, Puji Raharjo, saat dimintai keterangan, Rabu (24/7/2024). Foto: Ria/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Satu jamaah haji asal Provinsi Lampung yang sebelumnya dirawat di tanah suci karena sakit kini keadaannya telah membaik dan sudah diperbolehkan untuk pulang ke tanah air.

Kepala Kantor wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Provinsi Lampung, Puji Raharjo mengatakan, jika jamaah yang sudah pulang tersebut bernama Badri Ali Taher asal Kabupaten Lampung Timur. 

"Jamaah haji yang kemarin dirawat ada tiga orang, namun satu sudah sembuh dan pulang atas nama Badri Ali Taher kloter 30 yang tanazul ke kloter 65 JKG Banten pada tanggal 22 Juli kemarin," kata Puji, saat dimintai keterangan, Rabu (24/7/2024).

Sementara itu, untuk dua jamaah lainnya masih dirawat di tanah suci. Keduanya ialah Suliyah Samudi Sadini dari Kabupaten Way Kanan asal kloter JKG 46 yang masih dirawat di Rumah Sakit Mekah.

"Kemudian Abdul Wahab Mat Sujak asal Kabupaten  Lampung Timur asal kloter JKG 30 yang sakit dan saat ini masih dirawat di Klinik Bandara AMA," jelasnya.

Puji mengatakan jika jamaah yang sakit tersebut telah ditangani oleh  Kantor Urusan Haji yang ada di Makkah sehingga keluarga tidak perlu khwatir.

"Karenanya keluarga yang ada di Indonesia terkhusus di Lampung tenang saja, karena jemaah haji tersebut sudah ditangani dengan benar dan terus diawasi staff kemenag yang berkantor disana," kata Puji.

Menurutnya, selain mendapatkan perawatan penuh, nantinya saat kondisi jamaah sudah membaik maka akan segera kembali ke Indonesia menggunakan pesawat komersil.

"Tentunya semua akan dijamin oleh pemerintah. Karena semua warga negara Indonesia yang berada disana mendapatkan perlindungan," katanya.

Puji juga menjelaskan bahwa penyelenggaraan ibadah haji tahun ini mumtaz atau luar biasa dengan adanya beberapa skema yang berbeda dengan penyelenggaraan haji pada tahun-tahun sebelumnya. 

"Akomodasi dan konsumsi tahun ini lebih baik, serta mekanisme murur dan tanazul memberikan kemudahan bagi jemaah lansia dan mengurangi kepadatan," kata dia.

Puji Raharjo mengungkapkan murur merupakan skema puncak haji di mana jemaah haji yang selesai wukuf di Arafah akan diangkut menggunakan bus melintas secara pelan melewati Muzdalifah dengan berdiam di dalamnya, tidak turun. Murur ini diprioritaskan bagi jemaah lansia dan risti.

Sementara Tanazul adalah pengajuan kepulangan lebih cepat dari jadwal yang seharusnya ataupun pengunduran waktu pulang jemaah haji dari jadwal yang telah ditetapkan. 

"Tanazul ini dilakukan oleh jemaah lansia, sakit, atau alasan lain yang memenuhi kriteria laik terbang," tutupnya. (*)