• Minggu, 08 September 2024

Tragedi di Gubuk Tua Menguak Kisah Subakir yang Kesepian

Senin, 22 Juli 2024 - 08.12 WIB
258

Jasad M. Subakir saat dievakuasi petugas dari dalam gubuknya yang sangat sederhana. Foto: Sayuti/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Tanggamus - Sebuah gubuk sederhana di tengah kebun di Pekon Purwodadi, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus, Lampung, menyimpan kisah tragis yang menyentuh hati.

Di tempat inilah M. Subakir, seorang pria berusia 59 tahun, menghabiskan hari-harinya dalam kesepian setelah bercerai dengan istrinya.

Pada Minggu pagi yang tenang (21/7/2024), dua sahabatnya, Karno dan Erwan, berencana mengunjungi Subakir yang diketahui sedang sakit. Beberapa hari sebelumnya, saat menghadiri pengajian di Majelis Ta'lim Kecamatan Gisting, Subakir sempat mengeluh tentang kesehatannya. Rasa khawatir dan empati mendorong Karno dan Erwan untuk menjenguknya.

Saat tiba di gubuk, keduanya memanggil Subakir dari luar, namun tidak ada jawaban. Keheningan yang mencurigakan membuat mereka memutuskan untuk masuk.

Di dalam gubuk, mereka disambut oleh pemandangan yang menyedihkan, banyak lalat dan bau busuk yang menyengat. Subakir ditemukan telungkup di atas kasur, tak lagi bernyawa.

"Saat melihat kondisi itu, kami langsung menghubungi ketua RT setempat dan melaporkan kejadian ini ke Polsek Talang Padang," ungkap Karno dengan suara gemetar.

Kapolsek Talang Padang, AKP Bambang Sugiono, segera merespons laporan tersebut. Bersama tim Inafis Polres Tanggamus dan petugas kesehatan dari UPTD Puskesmas Gisting, mereka mendatangi tempat kejadian.

Setelah melakukan pemeriksaan awal, jenazah Subakir dibawa ke RS Batin Mangunang untuk pemeriksaan lebih lanjut.

"Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Korban diperkirakan sudah meninggal selama tiga hari," jelas AKP Bambang Sugiono.

Ia juga menambahkan bahwa tubuh korban sudah mulai mengalami pembusukan.

Kisah M. Subakir yang tinggal sendiri di gubuk tua ini menyentuh hati banyak orang. Setelah bercerai, ia memilih menghabiskan sisa hidupnya dalam kesendirian.

Keluarganya menolak untuk dilakukan otopsi dan telah membuat surat pernyataan penolakan.

Kini, jenazah Subakir telah dibawa ke rumah duka di Pekon Purwodadi, Kecamatan Gisting. Tragedi ini mengingatkan kita akan pentingnya kepedulian terhadap sesama, terutama mereka yang hidup dalam kesendirian.

Semoga kisah Subakir menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu memperhatikan orang-orang di sekitar masyarakat. (*)