• Jumat, 18 Oktober 2024

Kritik Massal Infrastruktur Jalan Rusak di Metro Lampung, Pengamat: Kritik Wujud Hidupnya Demokrasi

Senin, 22 Juli 2024 - 11.29 WIB
301

Pengamat Politik dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (Stisipol) Dharma Wacana Metro, Pindo Riski Saputra. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Infrastruktur jalan yang rusak di sebagian besar wilayah Kota Metro menjadi catatan masyarakat semasa pemerintahan Wali Kota Metro, Wahdi. Beragam komentar dari tokoh, mahasiswa, aktivis, hingga organisasi masyarakat (Ormas) menjadi kritik massal terhadap pembangunan infrastruktur di kota ini.

Pengamat menilai hal tersebut merupakan wujud hidupnya demokrasi di Bumi Sai Wawai. Kritik ini mencerminkan kecintaan dan harapan masyarakat akan hadirnya pembangunan dengan kualitas yang baik.

Pengamat politik dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (Stisipol) Dharma Wacana Metro, Pindo Riski Saputra, menjelaskan bahwa kritikan massal yang disampaikan masyarakat secara masif dapat berpengaruh pada elektabilitas Wahdi, yang digadang sebagai calon kuat Wali Kota Metro periode mendatang.

"Dalam hal ini, kritik dari sejumlah pihak perihal infrastruktur, terutama tentang pembangunan jalan, tentu menjadi catatan bagi masyarakat di era kepemimpinan Wahdi. Walaupun faktanya pemerintah Kota Metro pasti telah menggelontorkan sejumlah anggaran untuk pembangunan dan perbaikan infrastruktur," kata dia kepada Kupastuntas.co, Senin (22/7/2024).

"Walaupun kenyataannya masih banyak sekali jalan rusak yang kita temui di kota ini, hal tersebut tentu akan berpengaruh pada elektabilitas kepemimpinan Wahdi," imbuhnya.

Pindo, yang juga merupakan seorang dosen ilmu politik, menilai bahwa munculnya sejumlah kritikan pedas di akhir masa jabatan Wahdi dapat menjadi salah satu strategi lawan politiknya dalam menghadapi Pilkada mendatang.

"Kritik pasti akan muncul dalam setiap kepemimpinan pemerintahan, justru bentuk kritik dari masyarakat merupakan salah satu wujud kehidupan demokrasi," ujarnya.

"Terlepas dari itu, Wahdi tentu harus siap menghadapi berbagai macam kritikan yang mungkin akan dijadikan alat atau strategi oleh lawan politik untuk menurunkan elektabilitasnya selama masa kepemimpinannya," sambungnya.

Meskipun begitu, Pindo mengungkapkan bahwa kepemimpinan di era Wali Kota Metro, Wahdi, harus menyadari bahwa kritik pembangunan infrastruktur merupakan wujud evaluasi dari masyarakat.

"Dalam sistem demokrasi, kritik merupakan manifestasi daulat rakyat yang menyadari bahwa merekalah sesungguhnya pemberi kekuasaan kepada pemerintah. Sehingga dalam hal ini, pemerintahan di era kepemimpinan Wahdi harus sadar bahwa kritik pembangunan infrastruktur yang ramai belakangan ini, merupakan wujud evaluasi masyarakat," ungkapnya.

"Di era periode kepemimpinan Wahdi yang pertama di kota ini, dugaan muatan politik dalam kritikan tersebut merupakan hal yang biasa. Di mana lawan politik Wahdi pasti akan mencari celah untuk menyerang masa kepemimpinannya," tambahnya.

Mantan aktivis mahasiswa tersebut juga menegaskan bahwa komponen pemerintah daerah di bawah kepemimpinan Wali Kota Wahdi harus mampu bersikap bijak dan menerima setiap kritik dari masyarakat.

"Pemerintah Kota Metro di era kepemimpinan Wahdi harus bersikap bijak dan menerima kritikan-kritikan di era pemerintahannya. Wahdi harus mampu menarik simpati masyarakat dengan memberikan penjelasan atas prinsip keterbukaan kepada masyarakat, terutama tentang pembangunan infrastruktur jalan," ucapnya.

Selain itu, keterbukaan penggunaan anggaran pembangunan infrastruktur serta proses pembangunannya juga harus disampaikan kepada publik dengan transparan.

"Kita semua tahu bahwa jalan merupakan akses utama masyarakat dalam melakukan aktivitas setiap harinya, terutama soal alokasi anggaran dan penerapannya," terangnya.

Menurut Pindo, kritik tersebut dapat dimanfaatkan oleh Wahdi jika timnya mampu mengelola isu dengan baik serta menjawab setiap kritik masyarakat dengan strategi yang matang dan dapat diterima oleh publik.

"Wahdi harus meminta kesempatan kepada masyarakat untuk melanjutkan dan memperbaiki pemerintahannya. Jadi, menyerukan narasi-narasi serta program terkait berbagai isu yang dekat dengan masyarakat, serta program kepemimpinan andalan di era kepemimpinannya harus di-branding dengan baik," bebernya.

"Sehingga kritik terkait infrastruktur jalan di Kota Metro bisa menjadi kekuatan politik dalam berlanjutnya kepemimpinan Wahdi pada era berikutnya. Tentunya kritik infrastruktur tersebut jika dikemas dengan baik sebagai program andalan yang menjadi bentuk komitmen Wahdi dalam melanjutkan pemerintahannya di Kota Metro," tandasnya. (*)