Kritisi Infrastruktur di Metro, KMPL Gagas Gerakan Potret Jalan Rusak dan Viralkan di Medsos
Kupastuntas.co,
Metro - Jalan rusak di Kota Metro masih menjadi hal yang saban hari dikeluhkan
masyarakat. Koordinator Daerah (Korda) Non Government Organisation NGO Koalisi
Masyarakat Peduli Lampung (NGO KMPL) mengajak masyarakat untuk memotret kondisi
jalan yang rusak serta memviralkannya.
Gagasan
tersebut merupakan langkah KMPL yang dapat menjadi gerakan rakyat dalam
menggugah hati pemangku kebijakan tertinggi di Kota setempat untuk bergerak
cepat menghadirkan pembangunan yang layak di Metro.
Ketua
Korda NGO KMPL Kota Metro, Muhammad Akbar Saputra mengungkapkan bahwa gagasan
itu lahir dari aspirasi masyarakat yang menginginkan hadirnya perubahan dan
perbaikan infrastruktur di Bumi Sai Wawai.
"Banyak
sekali aspirasi masyarakat yang kita serap, berdasarkan hasil investigasi tim
dan data yang kami himpun, tingkat kepuasan masyarakat terhadap realisasi
pembangunan khususnya infrastruktur jalan di Metro ini masih sangat
rendah," kata dia saat dikonfirmasi Kupastuntas.co di sekretariatnya
Perumahan Prasanti Garden Blok B6 nomor 10, RT 054 RW 009, Kelurahan Metro,
Kecamatan Metro Pusat, Kamis (18/7/2024).
Pria
yang juga akrab disapa Rendy tersebut menerangkan fakta tentang banyaknya ruas
jalan di Metro yang kondisinya tidak baik. Maka dirinya mengajak masyarakat
untuk ikut andil dalam gerakan potret jalan rusak di Metro.
"Hari
ini ada ratusan ruas jalan di Metro termasuk jalan lingkungan yang kondisinya
rusak dan tidak baik, maka kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk
bersama-sama mengawasi jalannya pemerintahan, khususnya pembangunan
jalan," jelasnya.
"Jika
perlu, ketika melihat ada jalan rusak disekitar lingkungan masyarakat itu di
foto dan di viralkan di media sosial agar hati yang duduk di pemerintahan Kota
Metro hari ini dapat tergugah hatinya dan mau bekerja cepat dalam
memperbaikinya," sambungnya.
Aktivis
sosial tersebut juga mengutarakan kritiknya prihal tingkat kepuasan publik yang
rendah terhadap hasil pembangunan di Kota Metro.
"Artinya
terlepas daripada peran serta kami sebagai pendamping masyarakat, kami juga
mengkritisi jalannya pemerintahan. Insyaallah kritik kami ini adalah kritik
yang membangun. Kritik yang kami sampaikan adalah bentuk rasa sayang kami
kepada Kota Metro," terangnya.
"Kami
berharap kritik yang kami sampaikan dapat menjadi motivasi bagi pemerintah
untuk menciptakan tata kelola keuangan dan pemerintahan yang baik, bersih serta
bebas korupsi," imbuhnya.
Tak
hanya itu, ia bahkan menilai klaim Pemkot Metro perihal peningkatan realisasi
Pendapatan Asli Daerah (PAD) tidak selaras dengan hasil pembangunan yang
disuguhkan kepada masyarakat.
"Dengan
tingginya PAD tahun ini, seharusnya bisa selaras dengan progres pembangunan
infrastruktur yang ada di Metro. Kami menyoroti soal pembangunan infrastruktur
jalan yang belum baik. Seperti contohnya yang berada di sekitar kita,
jalan-jalan protokol dan lingkungan yang hari ini kondisinya belum baik,"
bebernya.
Dirinya
berharap, Pemkot Metro dapat menerima kritik masyarakat melalui NGO KMPL serta
menindaklanjuti harapan rakyat dengan bergerak melakukan perbaikan
infrastruktur khususnya jalan.
"Kami
melihat pemerintah Kota Metro ini sudah bekerja baik, tapi kami harapkan bisa
lebih baik lagi. Jangan jadikan kritikan-kritikan dari masyarakat seperti NGO
KMPL ini sebagai sebuah hal yang merugikan, ini bentuk rasa sayang kami kepada
pemerintah, jangan juga anti kritik, karena negara ini adalah negara
demokrasi," tandasnya.
Dari
catatan Kupastuntas.co, sebelumnya Pemkot Metro melalui Dinas Pekerjaan Umum
dan Tata Ruang (DPUTR) mengaku telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 17
Miliar untuk perbaikan dan pembangunan 100 ruas jalan di Bumi Sai Wawai.
Hal
itu diungkapkan Kepala DPUTR Kota Metro, Robby Kurniawan Saputra saat
dikonfirmasi Kupastuntas.co pada 6 Maret 2024 lalu. Robby bahkan menegaskan
bahwa anggaran belasan miliar itu dikhususkan bagi proyek perbaikan dan
pembangunan infrastruktur jalan.
Uang
Rp 17 Miliar tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) dan Dana Bagi Hasil (DBH) Pemkot Metro.
"Alokasi
anggaran pembangunan infrastruktur jalan di kota Metro untuk tahun 2024 sebesar
Rp 17 Miliar. Itu untuk sekitar 100 ruas jalan akan dilaksanakan pekerjaannya
di tahun ini yang dananya berasal dari APBD dan DBH," kata dia kepada
Kupastuntas.co, Rabu (6/3/2024).
Robby
juga menjelaskan bahwa anggaran pembangunan infrastruktur yang digelontorkan
pada tahun 2023 telah terealisasi 100 persen.
"Total
anggaran DPUTR untuk pembangunan infrastruktur di Kota Metro pada tahun 2023
adalah 100 persen, keuangan 90 persen terealisasi dan 10 persen masuk dalam
masa pemeliharaan," ujarnya.
Ia
juga mengklaim bahwa progres pembangunan di Metro telah berjalan baik dengan
hasil 83,74 persen jalanan di Metro dalam kondisi mantap.
"Progres
pengerjaan pembangunan infrastruktur jalan di Kota Metro yang saat ini memiliki
kondisi mantap adalah 83,74 persen," ucapnya.
Dirinya
juga menegaskan, seluruh proyek pembangunan tahun 2023 telah selesai tepat
waktu pada Desember tahun lalu.
"Untuk
pekerjaan tahun 2023 yang telah direncanakan sudah selesai seluruh
pengerjaannya pada Desember 2023 dan apabila terdapat usulan yang tidak
terlaksana di tahun 2023 akan dilaksanakan pada tahun 2024," jelasnya.
"Secara
perencanaan pembangunan dilakukan bertahap rata-rata setiap ruas kondisinya
diatas 50 persen dalam kondisi baik, terutama jalan yang memiliki ruas panjang,"
imbuhnya.
Kepala
DPUTR itu juga membeberkan bahwa selama proses kegiatan pembangunan di tahun
2023, pihaknya tidak menemukan kendala apapun.
"Tidak
ada kendala karena pekerjaan sudah selesai dikerjakan. Seluruh pekerjaan
infrastruktur jalan di Kota Metro tahun 2023 sudah selesai pekerjaannya pada
Desember 2023," tandasnya.
Diketahui,
APBD merupakan rencana penerimaan dan pengeluaran pada pemerintah daerah selama
satu tahun anggaran yang ditetapkan dengan peraturan daerah. APBD disusun oleh
Kepala Daerah, dibantu oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) yang dipimpin
oleh Sekretaris Daerah (Sekda).
APBD
terdiri dari tiga komponen utama yaitu pendapatan daerah, belanja daerah, dan
pembiayaan daerah. Pendapatan daerah terdiri dari pos Pendapatan Asli Daerah
(PAD), pos Dana Perimbangan, dan pos Lain- Lain Pendapatan Daerah yang Sah.
Kemudian,
DBH merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada
daerah berdasarkan angka persentase tertentu untuk mendanai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Di
Kota Metro, pembangunan dan perbaikan jalan tahun 2024 yang bakal
menggelontorkan anggaran sebesar Rp 17 Miliar itu disebut DPUTR menggunakan
APBD dan DBH. (*)
Berita Lainnya
-
Temukan Banyak Bantuan Salah Sasaran, Dewan Minta Dinsos Metro Data Ulang Penerima Bantuan
Jumat, 31 Januari 2025 -
Sepanjang Januari, 117 Warga Metro Terjangkit DBD
Jumat, 31 Januari 2025 -
Makin Pedas, Harga Cabai di Metro Tembus Rp80 Ribu Perkilogram
Kamis, 30 Januari 2025 -
Angka Pengangguran di Metro Meningkat, Capai 3.468 Orang
Kamis, 30 Januari 2025