Klarifikasi Pemkab Lampura Terkait Pengukuhan Kades Tarik Dana 300 Ribu
Kupastuntas.co,
Lampung Utara - Polemik
pengukuhan jabatan kepala desa di Kabupaten Lampung Utara (Lampura) mengemuka
setelah terungkap bahwa ditarik biaya sebesar Rp300 ribu per kepala desa. Acara
yang dilaksanakan di Islamic Center pada Rabu (17/07) lalu menuai kritik dari
sejumlah kepala desa terkait kurangnya pelayanan yang memadai.
Salah satu
kepala desa yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan ketidakpuasan atas
pelaksanaan acara tersebut. "Bukan hanya masalah uang, tetapi acara
kemarin dari pagi hingga sore tidak disediakan makan siang, bahkan air mineral
pun tidak tersedia. Selain itu, kekurangan kursi juga menjadi masalah, padahal
biaya yang ditarik mencapai puluhan juta rupiah," ujarnya pada Kamis
(18/7/24).
Polemik ini
menjadi perbincangan di kalangan Asosiasi Perangkat Desa (APDESI), dimana para
kepala desa meminta pertanggungjawaban dari pengurus terkait pengelolaan
anggaran untuk acara tersebut.
Menyikapi hal ini, Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Transmigrasi (PMDT) Lampura, Adrie, menjelaskan bahwa perpanjangan masa jabatan kepala desa menjadi 8 tahun merupakan amanat Undang-Undang Desa yang seharusnya dilaksanakan sejak bulan Juni. Namun, karena Pj. Bupati sedang melaksanakan ibadah haji, acara tersebut baru dapat terlaksana kemarin.
BACA
JUGA: Minim
Anggaran, Acara Pengukuhan Kades di Lampura Tarik Dana 300 Ribu Per Desa
"Anggaran
untuk acara tersebut memang tidak tersedia dari DPMDT, dan ini dapat
diverifikasi di bagian keuangan Pemkab. Oleh karena itu, atas inisiatif APDESI,
mereka melakukan sumbangan untuk acara tersebut. Namun, saya sendiri tidak
pernah melihat satu rupiah pun dari uang yang terkumpul," jelas Adrie pada
Kamis (18/07/2024).
Adrie juga
menambahkan bahwa seharusnya acara itu digelar di halaman Pemda Lampura, namun
berdasarkan masukan dari APDESI yang merasa kurang layak, akhirnya dipindahkan
ke Gedung Serba Guna (GSG) Islamic Center.
"Dengan
demikian, penarikan dana tersebut adalah inisiatif dari APDESI, karena mereka
merasa tempat yang awalnya direncanakan tidak pantas. Oleh karena itu,
diputuskan untuk menggunakan gedung alternatif," tambah Adrie. (*)
Berita Lainnya
-
Hadiri Pembukaan Turnamen Futsal Ardjuno Cup Bukit Kemuning, Arinal Djunaidi Janji Bangun Gedung Futsal Jika Terpilih
Rabu, 13 November 2024 -
Kasus Dugaan Penganiayaan, Pengacara Korban Desak Polisi Tetapkan Kades Mekar Asri Lampura Jadi Tersangka
Rabu, 30 Oktober 2024 -
Melalui Indibiz, Witel Lampung Berikan Solusi Integritas Sektor Pendidikan
Rabu, 30 Oktober 2024 -
Kasus Dugaan Penganiayaan Kades Mekar Asri Lampura, Korban Desak APH Bertindak Tegas
Jumat, 25 Oktober 2024