• Jumat, 18 Oktober 2024

Kisah Revo Dinata, di PHK BUMN Akibat Covid-19 hingga Banting Stir Bisnis Reparasi Kendaraan

Rabu, 17 Juli 2024 - 15.01 WIB
287

Revo Dinata, warga Metro banting stir jadi pengusaha bisnis reparasi kendaraan. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Pasca pandemi Covid-19, banyak pegawai baik yang bekerja di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta di Indonesia terpaksa dirumahkan alias mendapat Pemutusan  Hubungan Kerja (PHK).

Banyak juga dari pecatan pegawai tersebut banting stir mencari peluang dan membuka usahanya sendiri. Salah satunya yang dilakukan oleh Revo Dinata, seorang warga Metro yang merupakan pecatan salah satu perusahaan BUMN.

Pria 33 tahun yang juga warga jalan Kakak Tua, Kelurahan Hadimulyo Barat, Kecamatan Metro Pusat itu justru sukses setelah di PHK akibat Covid-19 dan membuka bisnis baru reparasi body kendaraan.

Kisah menginspirasi yang dibagikan Revo kepada Kupastuntas.co tersebut memberikan spirit baru bagi kaum milenial untuk membuka usaha dan menciptakan lapangan pekerjaan di Kota Metro.

Revo merupakan satu dari banyak tenaga kerja BUMN maupun swasta yang di PHK dampak dari pandemi Covid-19. Kepada Kupastuntas.co, ia menceritakan awal membuka bisnis di akhir tahun 2019.

"Saya sebelumnya itu bekerja sebagai pegawai BUMN di salah satu perbankan. Waktu itu karena pandemi ada pengurangan karyawan, sehingga saya menjadi salah satu yang terdampak dan ikut di PHK," kata dia sembari mengotak-atik sparepart kendaraan yang direparasinya, Rabu (17/7/2024).

Dirinya berinovasi dengan menyulap halaman rumah menjadi bengkel reparasi dan variasi. Hal itu dilakukan lantaran keteguhannya untuk bangkit membangun usaha pasca pandemi Covid-19.

Meski di awal perjalanan kariernya sebagai mekanik sempat mengalami kesulitan, namun Revo tak patah arang. Ia gigih berjuang mempertahankan asa, demi kebahagiaan keluarga kecilnya.

“Awalnya pasti sulit menyesuaikan diri karena cukup lama kerja di kantoran. Kalau di bengkel kan harus pegang bor, pegang polisher machine dan alat-alat bengkel lainnya. Tapi demi keluarga kan, kerja apa sajalah yang penting dapat uang,” ucapnya.

Ditemani barisan kendaraan yang terparkir di garasi plataran rumahnya, Ia mengulas perjalanan perjuangannya hingga sukses menjadi pengusaha di bidang reparasi sparepart kendaraan.

Revo mengaku sebelum bekerja di kantoran dirinya memiliki sedikit pengetahuan di bidang otomotif yang didapat secara otodidak dengan mengotak-atik kendaraan yang dimilikinya sendiri.

"Saya punya pengalaman bekerja dengan saudara ipar sebagai asisten mekanik, jadi saya memberanikan diri untuk berdikari membuka jasa servis reparasi dan variasi kendaraan, baik mobil maupun motor," ungkapnya.

Sembari menyemburkan flame gun untuk melepas perekat di mika headlamp mobil yang akan di-upgrade, Mantan pegawai Bank itu mengaku nekat membuka usaha baru dengan modal dukungan dari kerabat.

“Kemudian setelah Covid-19 selesai, kakak ipar saya kembali lagi ke Jakarta untuk bekerja di sana. Tapi saya tetap di Metro dan meneruskan usaha yang kami rintis bersama ini," ujarnya.

Usaha yang dinamainya Metro Nano Burning tersebut sukses merubah hidupnya dan memenuhi kebutuhan keluarganya. Dibantu seorang karyawannya, Revo berkomitmen memberikan pelayanan serta menyediakan berbagai jasa reparasi kendaraan untuk masyarakat Metro.

"Setelah itu kami sepakat untuk meneruskan usaha ini dan melayani serta menyediakan berbagai jasa reparasi dan variasi kendaraan seperti custom lampu, sulam body, poles body, modifikasi dan lain sebagainya," paparnya.

Dirinya juga bercerita bahwa setiap jasa yang ditawarkan merupakan harga yang lebih rendah dibandingkan kompetitor lainnya di kota Metro. Sehingga dirinya mengaku sering kebanjiran job.

"Untuk ongkos jasa service lampu adalah yang paling ringan. Biasanya pelanggan akan dikenakan tarif sekitar Rp 150 ribu. Kalau untuk jasa service yang berat, berkisar antara Rp 300 sampai Rp 500 Ribu," jelasnya.

Revo menawarkan jasanya kepada masyarakat melalui media sosial. Tak hanya itu dirinya juga memberikan ilmu yang didapatnya secara otodidak dengan menghadirkan tutorial secara cuma-cuma alias gratis di akun YouTubenya.

"Kita sering tawarkan melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, YouTube dan Tiktok. Alhamdulillah selalu ramai pelanggan bukan hanya dari Metro saja tetapi dari daerah-daerah di luar Metro dan juga di luar pulau seperti dari Pulau Jawa juga ada yang pernah mereparasi di sini," terangnya.

“Setiap hari itu pasti ada minimal dua atau tiga konsumen yang datang ke sini untuk servis lampu dan macam-macam. Malah beberapa kali ada pelanggan yang datang ke sini dari Pulau Jawa. Karena memang sebenarnya mereka itu adalah perantau asal Metro, yang melihat bengkel kami di media sosial. Lalu, ketika pulang ke Metro, maka mereka menyempatkan diri mampir ke sini,” sambungnya.

Mantan pegawai BUMN tersebut mengungkapkan bahwa omset rata-rata per hari mencapai jutaan rupiah dari usaha yang dirintisnya akibat pandemi Covid-19.

"Alhamdulillah setelah saya serius dan fokus mengurusi bengkel reparasi dan variasi ini, ada saja rezeki yang datang. Kalau rata-rata per hari insya Allah sampai Rp 1 jutaan lebih. Saya berharap usaha yang saya rintis ini bisa lebih besar dari sekarang dan bermanfaat bagi masyarakat," tandasnya. (*)