• Minggu, 08 September 2024

Jokowi Dorong Peningkatan Produktivitas Kopi, Lampung Barat Jadi Daerah dengan Lahan Kopi Terbesar di Indonesia

Jumat, 12 Juli 2024 - 13.25 WIB
535

Presiden Joko Widodo saat melakukan panen raya bersama petani Kopi di Pekon (Desa) Kembahang, Kecamatan Batu Brak. Foto: Iwan/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Presiden Joko Widodo mengklaim jika Lampung Barat merupakan daerah yang memiliki lahan kopi terbesar di Indonesia, luas lahan kopi di Bumi Sekala Bekhak kata dia ada sekitar 60.000 hektar yang di dominasi kopi robusta.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat melakukan panen raya bersama petani Kopi di Pekon (Desa) Kembahang, Kecamatan Batu Brak, dalam kunjungan nya ke Lampung Barat, Jumat (12/7/2024, total lahan kopi di Indonesia 1,2 hektar.

"Hari ini saya panen kopi dengan para petani di Lampung Barat Provinsi Lampung kita memiliki 1,2 juta hektar lahan kopi baik robusta ataupun arabika di seluruh tanah air indonesia di Lampung Barat ini terbesar ada 60 ribu hektar," kata dia.

Namun memang kata Jokowi luas lahan kopi di Lampung Barat masih di dominasi kopi robusta dibanding arabika. "Tapi yang banyak emmang hampir 90 persen kopi robusta, arabika nya kira-kira hanya 10 persen," sambungnya.

Baca juga : Presiden Jokowi Janjikan Alkes Canggih, Minta Pemda Siapkan Ruangan

Jokowi menambahkan, harga kopi saat ini terus mengalami kenaikan meskipun cenderung fluktuatif setiap waktu namun jika dihitung pertahun harga kopi terus mengalami kenaikan, terlebih permintaan ekspor juga terus mengalami kenaikan.

"Kita tau semua nya harga kopi ini sekarang terus naik meskipun kadang turun tapi secara tahunan naik terus dan juga volume nya untuk permintaan demain ekspor naik terus," sambung Jokowi.

"Ini kemudian yang saya sampaikan ke menteri pertanian agar memberi perhatian kepada kopi, karena yang penting adalah produktifitas ler gektar nya harus naik, yang banyak sekarang 1 hektar 1 ton 2 ton," tambahnya.

Jokowi mendorong agar ada peningkatan produktifitas kopi, ia mengatakan para petani bisa menghasilkan produksi kopi 8 hibgga 9 ton per hektar apabila perawatan yang dilakukan benat, sebab beberapa negara sudah berhasil menerapkan.

"Harusnya bisa masuk ke 8 ton 9 ton dan negara lain bisa diangka itu, tugas kita bersama bagaimana membuat produktifitas per hektar nya naik drastis, dan itu bisa dilakukan jika perawaran nya baik, ada pupuk yang baik," jelasnya.

"Ada juga jarak tanam yang mungkin lebih rapat sehingga produktifitas per hektar bisa naik, sehingga hal itu bisa berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan petani, karena pasti kesejahteraan petani bisa meningkat," ujarnya.

Terkait alokasi pupuk, Jokowi juga menambahkan jika pemerintah sudah menambah alokasi pupuk subsidi 2 kali lipat dari tahun sebelumnya, hingga saat ini pihaknya belum menerima adanya keluhan kelangkaan pupuk subsidi.

"Pupuk subsidi sekarang ini naik hampir dua kali lipat subsidi nya juga sama naik hampir dua kali lipat kalau saya bertanya ke petani kemaren dalam dua mingu ini tidak ada masalah, kalau kopi saya belum liat apakah ada masalah," terangnya.

Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menambahkan bahwa luas areal kopi nasional tahun 2023 mencapai 1.268.905 hektare dengan rata-rata produksinya mencapai 756.097 ton atau terbesar keempat dunia dan menyumbang 6 persen kopi dunia.

Mentan mengatakan Indonesia memproduksi 91 persen kopi robusta dan 9 persen kopi Arabika, dengan nilai ekspor tahun 2020-2022 mengalami kenaikan sebesar US$ 326.451 atau 40 persen, dari sebelumnya US$ 821.932 menjadi US$ 1.148.383. sedangkan volume ekspor naik sebesar 58.201  ton atau 15 persen dari 379.354 ton menjadi 437.555 ton.

Khusus provinsi Lampung, Mentan Amran menambahkan saat ini merupakan posisi kedua terbesar produksi kopi nasional dengan luas perkebunan mencapai 155.165 hektare atau 108.069 ton dengan dominasi kopi robusta.

"Yang menarik adalah petani kopi Lampung Barat sebagian besar menerapkan teknologi sambung pucuk pada budidaya kopi Robusta dan menghasilkan produktivitas 1,1 ton per hektare atau di atas produktivitas rata-rata Nasional 0,813 ton per hektar," jelasnya. (*)