Pengamat Prediksi Duet Wahdi-Anna Morinda Berpeluang Terjadi di Pilkada Metro
Kupastuntas.co,
Metro - Setelah keluarnya surat rekomendasi dari DPP Partai NasDem untuk Balon
Wali Kota Metro Wahdi, kini pria yang menjabat Wali Kota Metro tersebut juga
telah mengantongi surat tugas dari DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
(PDIP).
Pengamat
menilai, Partai Nasional Demokrat (NasDem) berpotensi menggandeng Wahdi sebagai
kader terbaiknya tersebut dengan kader terbaik PDIP Metro, Anna Morinda.
Penilaian
tersebut diungkapkan Pengamat Politik dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan
Politik (Stisipol) Dharma Wacana Metro, Pindo Riski Saputra. Ia memaparkan
pengamatannya terkait isu politik kekinian menjelang Pilkada Metro.
Menurutnya,
peluang koalisi dua partai peraih kursi legislatif di Metro tersebut sangat
tinggi. Meskipun nama Anna Morinda dan Wahdi sempat menjadi rival pada Pilkada
2019 lalu, nuansa politik yang cair berpeluang terjadi dalam pilkada 2024 ini.
"Berbicara
tentang kemungkinan-kemungkinan koalisi politik di Kota Metro tentu bisa saja
terjadi, karena dalam dunia politik tentu situasinya selalu akan banyak
kemungkinan. Bergerak dari satu kemungkinan menuju kemungkinan lain, bahkan
tidak menutup kemungkinan yang dianggap mustahil pun bisa menjadi
kenyataan," kata dia membuka diskusi dengan Kupastuntas.co di kampusnya,
Rabu (3/7/2024).
"Tentunya
menanggapi faktor kemungkinan koalisi antara NasDem dan PDI Perjuangan untuk
kontestasi pilkada di Kota Metro tentu bisa saja terjadi," imbuhnya.
Dirinya
bahkan mengulik soal strategi pada 2019 lalu, yang mana Wahdi dan Anna Morinda
menjadi rival kuat dibandingkan pasangan calon lainnya. Dirinya menyebut,
berdasarkan pengakuan DPP Partai NasDem, Wahdi merupakan kader NasDem yang
berkontribusi besar dalam meningkatkan kursi legislatif NasDem di kota Metro.
Sementara
Anna Morinda merupakan tokoh perempuan yang hingga kini namanya masih eksis di
kalangan akar rumput. Tanya itu, pengamat juga menyebut Anna Morinda memiliki
andil besar dalam mempertahankan kursi PDI Perjuangan di Metro saat sejumlah
daerah lain kehilangan kursi partainya.
"Hal
itu bisa saja terjadi, karena dalam konsep politik jelas bahwa tidak ada kawan
dan lawan abadi, yang ada itu kepentingan abadi. Pada tahun 2019 lalu
Wahdi dan Anna merupakan rival karena perbedaan kepentingan, dan kemungkinan
mereka menjadi pasangan calon itu bukanlah hal yang mustahil jika keduanya
memiliki kepentingan yang sama pada kontestasi politik tahun ini,"
jelasnya.
Pria yang
akrab disapa Bung Pindo tersebut menilai, terdapat dua hal yang perlu menjadi
perhatian dalam pilkada 2024 mendatang, khususnya dari sisi pemilihan sosok dan
Partai. Ketika Wahdi dan Anna Morinda bersatu, tentunya memiliki nilai tambahan
atas keterwakilan gender.
"Ada
dua hal yang penting menurut saya untuk di amati, yaitu dari sisi partai dan
sosok yang di usung. Mengingat bahwa NasDem dan PDI di Kota Metro pada saat
kontestasi pemilu lalu mendapatkan perolehan suara yang besar. Sosok Wahdi
sebagai petahana tentu menjadi kekuatan politik tersendiri bagi partai
NasDem," ujarnya.
"Sedangkan
PDI Perjuangan di Kota Metro sampai saat ini nama Anna masih menjadi
satu-satunya kader PDIP yang sudah banyak di kenal oleh berbagai lapisan
masyarakat. Apalagi beliau adalah sosok kader yang mewakili gender perempuan di
Kota Metro. Tentunya ini hal menarik, yang saya amati adalah keterwakilan
gender laki-laki dan perempuan dalam pengusungan kedua sosok tersebut,"
sambungnya.
Meskipun
begitu dirinya juga berujar bahwa terdapat sejumlah hal yang mempengaruhi kedua
Parpol tersebut untuk berkoalisi. Mulai dari penguatan modal hingga jaringan
kekuasaan.
"Faktor
utamanya tentu adalah memperkuat modal politik, modal yang dimaksud diantaranya
adalah akumulasi sumberdaya dan kekuasaan yang dibangun melalui hubungan,
kepercayaan, niat baik, dan pengaruh antara politisi atau partai dan pemangku
kepentingan," terangnya.
"Oleh
sebab itu pendekatan dan komunikasi politik sangat penting untuk dilakukan guna
memperkuat modal politik masing-masing calon. Karena tujuan utama dari koalisi
partai adalah untuk meningkatkan peluang mereka dalam meraih kekuasaan politik
yang lebih besar dan mendapatkan dukungan yang lebih luas," tambahnya.
Pria yang
juga merupakan dosen ilmu politik tersebut menilai, jika NasDem dan PDI
Perjuangan mengusung Wahdi dan Anna Morinda, maka hal itu akan menjadi trending
topik yang hangat diperbincangkan di tingkat kota hingga provinsi Lampung.
"Koalisi
NasDem dan PDI Perjuangan terutama dalam pengusungan Wahdi dan Anna Morinda
tentu akan jadi topik yang hangat bagi masyarakat. Maka Parpol harus mampu
memberikan dasar dan alasan yang kuat dalam pengusungan keduanya, saya rasa
parpol harus mampu melakukan manajemen isu guna mencegah respon atau persepsi
negatif yang mungkin akan berkembang di masyarakat," paparnya.
Tak hanya
itu, dirinya juga menyoroti jika koalisi Wahdi-Anna terjadi, maka akan ada
kemungkinan pasangan tersebut melawan kotak kosong dalam pilkada 2024 di Metro.
Namun
sejatinya peran partai politik bukan hanya sekedar urusan strategi kemenangan
saja, Parpol sebagai gerbang kekuasaan dalam politik harus mampu menciptakan
kader-kader terbaiknya sehingga kontestasi demokrasi semestinya menjadi wahana
patisipasi politik bagi masyarakat.
"Dalam
hal ini sosok yang sudah banyak di dengar oleh masyarakat adalah Tondi, namun
yang menarik adalah hingga saat ini sampai menjelang waktu penutupan
pendaftaran segala kemungkinan bias saja terjadi, termasuk kemungkinan melawan
kotak kosong jika koalisi NasDem dan PDIP terjadi," bebernya.
"Tapi
yang perlu di garis bawahi adalah melawan kotak kosong bukanlah hal yang dapat
di sepelekan, baik partai pengusung dan calon harus memiliki strategi guna
mendapatkan hati masyarakat," tandasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Temukan Banyak Bantuan Salah Sasaran, Dewan Minta Dinsos Metro Data Ulang Penerima Bantuan
Jumat, 31 Januari 2025 -
Sepanjang Januari, 117 Warga Metro Terjangkit DBD
Jumat, 31 Januari 2025 -
Makin Pedas, Harga Cabai di Metro Tembus Rp80 Ribu Perkilogram
Kamis, 30 Januari 2025 -
Angka Pengangguran di Metro Meningkat, Capai 3.468 Orang
Kamis, 30 Januari 2025