• Sabtu, 06 Juli 2024

Harga Gas LPG 3 Kg Melonjak di Metro, DPRD Desak Disdag Tingkatkan Pengawasan

Rabu, 03 Juli 2024 - 13.12 WIB
231

Anggota Komisi III DPRD Metro, Kun Komariyati. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Metro menyoroti lonjakan harga gas elpiji 3 kilogram di tingkat pengecer yang melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET). Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Metro diminta untuk meningkatkan pengawasan terhadap penjualan gas elpiji bersubsidi ini.

Anggota Komisi III DPRD Metro, Kun Komariyati, menegaskan pentingnya pengawasan ketat di pangkalan gas untuk memastikan distribusi gas elpiji 3 kilogram berjalan sesuai aturan.

"Saya meminta Dinas Perdagangan memperketat pengawasan di pangkalan-pangkalan gas, terutama lalu lintas gas elpiji 3 kilogram dari pangkalan ke pengecer atau warung," kata Kun saat dikonfirmasi awak media, Rabu (3/7/2024).

Politisi Partai Golkar ini juga mengingatkan perlunya antisipasi terhadap praktik penyelewengan dalam distribusi gas elpiji dari pangkalan ke pengecer.

"Pengawasan oleh Disdag Metro sangat penting agar tidak terjadi penyelewengan distribusi gas dari pangkalan ke warung atau pengecer. Pengawasan yang ketat dapat meminimalisir pelanggaran," ujarnya.

Menurut Kun, pembatasan penjualan ke tingkat pengecer telah diatur oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Kementerian ESDM Republik Indonesia, yang membatasi penyaluran gas elpiji 3 kilogram dari pangkalan ke pengecer maksimal 10 persen dari total gas yang tersedia.

"Aturan Dirjen Migas membatasi penjualan gas elpiji 3 kilogram dari pangkalan ke warung, maksimal 10 persen dari total gas yang dialokasikan agen ke pangkalan setiap minggunya," jelasnya.

Kun juga mengingatkan dinas terkait untuk melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin ke setiap pangkalan gas elpiji 3 kilogram yang ada di Bumi Sai Wawai.

"Evaluasi secara rutin penting dilakukan untuk memastikan pangkalan menjalankan penjualan sesuai aturan. Ini agar masyarakat yang benar-benar membutuhkan bisa membeli gas melon di pangkalan, bukan di warung yang harganya jauh di atas HET," pungkasnya.

Sementara itu, harga gas elpiji 3 kilogram di tingkat pengecer masih tinggi, berkisar antara Rp 23.000 hingga Rp 26.000 per tabung. Hendra Setiawan, warga Kelurahan Iringmulyo, Kecamatan Metro Timur, mengaku membeli gas dengan harga Rp 25.000 per tabung di pengecer.

"Di warung harganya masih Rp 25.000 sampai Rp 26.000 per tabung. Saya belum pernah dapat harga di bawah Rp 25.000. Di pangkalan sering habis barangnya," ungkapnya.

Putri, warga Kelurahan Metro, Kecamatan Metro Pusat, juga menyampaikan hal serupa, menyebut harga gas elpiji 3 kilogram di pengecer berkisar antara Rp 23.000 hingga Rp 25.000.

"Di sini rata-rata Rp 23.000 sampai Rp 25.000. Kalau beli di pangkalan sering tidak kebagian karena cepat habis," terangnya.

Putri berharap pemerintah Kota Metro dapat memastikan stok gas di pangkalan tersedia agar harga sesuai HET bisa diterapkan.

"Saya harap harga bisa sesuai HET, itu sangat membantu masyarakat. Mudah-mudahan pemerintah kota punya solusi agar harga sesuai HET," harapnya.

Kabid Perdagangan Disdag Metro, Eni Purwati, mengimbau masyarakat untuk membeli gas elpiji 3 kilogram langsung di pangkalan agar mendapatkan harga sesuai HET.

"Kami mengimbau warga Metro membeli gas elpiji 3 kilogram ke pangkalan dengan harga Rp 18.000 per tabung. Aturan pembatasan penjualan dari pangkalan ke pengecer sudah berlaku sejak 1 Juli 2024," jelas Eni.

Eni menegaskan bahwa aturan ini dikeluarkan untuk memastikan masyarakat mendapatkan gas elpiji 3 kilogram dengan harga yang telah disubsidi pemerintah.

"Pengawasan dan monitoring akan terus dilakukan, dan kami akan evaluasi satu bulan ke depan untuk memastikan aturan ini berjalan dengan baik," tandasnya. (*)