• Kamis, 28 November 2024

Koalisi PDI-P dan Gerindra di Pilkada 2024, Pengamat: Strategi Memperkuat Parlemen

Selasa, 02 Juli 2024 - 11.38 WIB
122

Pengamat politik dari FISIP Universitas Lampung (Unila), Darmawan Purba. Foto: Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung – Wacana koalisi PDI Perjuangan dengan Gerindra dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Lampung 2024 semakin menguat. Pengamat politik dari FISIP Universitas Lampung (Unila), Darmawan Purba, menilai bahwa peluang koalisi antara kedua partai sangat besar apabila terealisasi.

Menurut Darmawan, Gerindra sebagai pemenang pemilu dengan perolehan enam belas kursi dan PDI Perjuangan sebagai pemenang kedua dengan tiga belas kursi dalam pemilihan legislatif (pileg) DPRD Provinsi Lampung 2024 memiliki potensi yang kuat jika bersatu.

"Peluang koalisi ini sangat dominan. Ini bisa menjadi perkembangan baru, misalnya kemitraan politik antara Gerindra dan PDI Perjuangan secara nasional untuk Pilkada 2024," ujar Darmawan pada Selasa (2/7/2024).

Darmawan menjelaskan bahwa kerjasama antara dua partai besar ini didasari oleh upaya memperkuat parlemen, baik DPR RI maupun MPR RI, dimulai dari tingkatan Pilkada 2024 di berbagai daerah.

"Kerjasama politik Gerindra dan PDI Perjuangan ini diupayakan untuk memperkuat parlemen di DPR dan MPR. Ini bisa saja menjadi opsi kerjasama di Pilkada, terutama di daerah-daerah yang memiliki histori khusus," tuturnya.

Sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Unila ini juga menilai bahwa peluang kemenangan sangat besar apabila dua partai ini bersatu.

"Dari segi modal politik, koalisi ini sangat kuat karena Gerindra adalah pemenang pertama dan PDI Perjuangan pemenang kedua," katanya.

Menurut Darmawan, situasi politik saat ini sangat dinamis, dan partai politik cenderung berpikir realistis demi mencapai kemenangan.

"Dinamika pencalonan sangat dinamis. Hari ini ada wacana Gerindra menggandeng PKB, besoknya ada opsi lain. Memang harus diakui, posisi Gerindra memiliki daya tarik yang tinggi," ungkapnya.

"Dalam situasi Pilkada yang intens ini, banyak kandidat dan partai politik bersikap realistis dan cenderung mendukung tokoh utama yang berpotensi menang," tutupnya. (*)