Ini Kronologis Terbongkarnya Kasus Pencabulan Oknum Guru Terhadap Keponakannya di Metro
Kupastuntas.co, Metro - Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI)
dan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Keluarga Harapan Utama (Gaharu) Kota
Metro mengungkapkan kronologis awal pihaknya mengetahui kisah pilu pencabulan dan persetubuhan yang dilakukan
bapak dan anak terhadap keponakannya sendiri di Bumi Sai Wawai.
Kedua lembaga tersebut juga meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Metro
melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) dapat membantu memberikan pendampingan
psikologi terhadap korban dan saksi korban.
Ketua Komisi Kajian dan Analisis Pelayanan Hak Anak LPAI Kota Metro,
Gatot Subroto mengungkapkan fakta awal terbongkarnya kasus dugaan pencabulan
yang dilakukan paman dan sepupu terhadap keponakannya tersebut.
"Jadi kasus ini terbongkar berdasarkan informasi yang kami
dapat dari adik korban, yang mana saat itu tim LPAI sedang singgah di lapak
burung dekat rumah korban tinggal. Saat itu adik korban sedang bercerita dengan
pemilik lapak burung terkait persetubuhan yang dialami kakaknya, akhirnya tim
LPAI ikut mendengarkan dan menggali informasi," kata Gatot saat
dikonfirmasi Kupastuntas.co, Selasa (2/7/2024).
Timnya yang mendapati informasi awal itu langsung mencoba melakukan
investigasi dan mendapatkan fakta bahwa Harum (bukan nama sebenarnya) menjadi
korban kebiadaban kerabatnya sendiri. Pihaknya yang saat itu menemukan korban
dalam kondisi tidak baik, mendampingi korban ke kantor Polisi untuk melaporkan
peristiwa yang dialami korban.
"Jadi sampai saat ini kami dari LPAI mendampingi adik korban
yang berusia 17 tahun dan saat ini menjadi saksi atas kejadian yang dialami
oleh kakak kandungnya tersebut. Kemudian dari Puspaga Gaharu mendampingi korban
yang saat ini sudah berusia 19 tahun," ungkapnya.
Pria yang akrab bisa Pak Gatot itu juga membeberkan kondisi
psikologi yang dialami oleh korban.
"Kondisinya saat ini secara psikis naik turun, terkadang ceria,
sedih dan juga tertekan. Kami sudah meminta pihak Polres untuk mengajukan
pendampingan psikolog ke Dinas PPPA-PPKB untuk melakukan assessment lebih
lanjut," ujarnya.
Dirinya juga membeberkan fakta bahwa korban dan adiknya tersebut
masih memiliki orang tua yang lengkap namun telah berpisah dan memiliki
keluarga barunya masing-masing. Sehingga korban dan adiknya kerap tinggal
berpindah-pindah dan selama 2 tahun terakhir diasuh oleh sang paman yang diduga
merupakan pelaku pencabulan.
"Korban masih memiliki orang tua yang broken home dan kondisi
ekonomi yang kurang baik, si ayah sudah menikah lagi begitu juga ibunya.
Sehingga anak ini sering pindah-pindah diasuh oleh keluarga ayahnya yang lain.
Hingga dalam waktu 2 tahun terakhir ini, diasuh oleh pamannya yang kini menjadi
terlapor," jelasnya.
Tak hanya itu, Gatot juga mengungkapkan fakta bahwa sang Paman bukan
merupakan oknum guru di Metro melainkan di salah satu SMP Negeri di Kecamatan
Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah.
"Kalau pamannya yang berinisial RS ini merupakan guru di SMP
Negeri di Lampung Tengah, sedangkan anak pelaku MPSS merupakan siswa SMA di
Kota Metro," ucapnya.
Gatot mengaku prihatin atas peristiwa kekerasan seksual maupun
pencabulan terhadap anak dan perempuan yang kerap terjadi di kota Metro.
Dirinya berharap Pemkot dan dinas terkait dapat mengambil sikap atas fenomena
tersebut
"Kami sangat prihatin dan meminta Dinas Pendidikan dan juga
Pemerintah Kota Metro untuk segera mengambil sikap atas fenomena ini. Dimana
akhir-akhir ini ada beberapa kasus pencabulan anak yang diduga dilakukan oleh
oknum-oknum guru," bebernya.
"Mereka harus dihukum seberat-beratnya, karena harusnya mereka
mendidik dan melindungi anak-anak didiknya bukan malah melakukan perbuatan yang
tidak seharusnya apalagi pencabulan," pungkasnya.
Terpisah Ketua Puspaga Gaharu Kota Metro, Prof. Dr. Sowiyah
menegaskan bahwa pihaknya bakal terus mengawal kasus tersebut sampai dengan
putusan pengadilan.
"Kami akan mengawal perkara ini sampai putusan, dan juga
mendampingi korban dan saksi untuk trauma healing melalui psikolog,"
tandasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Temukan Banyak Bantuan Salah Sasaran, Dewan Minta Dinsos Metro Data Ulang Penerima Bantuan
Jumat, 31 Januari 2025 -
Sepanjang Januari, 117 Warga Metro Terjangkit DBD
Jumat, 31 Januari 2025 -
Makin Pedas, Harga Cabai di Metro Tembus Rp80 Ribu Perkilogram
Kamis, 30 Januari 2025 -
Angka Pengangguran di Metro Meningkat, Capai 3.468 Orang
Kamis, 30 Januari 2025