• Rabu, 03 Juli 2024

Penduduk Miskin Lampung 941,23 Ribu Orang, Meningkat 0,16 Persen di Perkotaan

Senin, 01 Juli 2024 - 13.56 WIB
45

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, Atas Parlindungan Lubis saat siaran live di YouTube BPS Lampung, Senin (1/7/2024). Foto: Erik/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Jumlah penduduk miskin di Provinsi Lampung pada Maret 2024 sebesar 941,23 ribu orang, menurun 29,4 ribu orang terhadap Maret 2023 dan menurun 54,36 ribu orang terhadap September 2022. 

Demikian itu disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, Atas Parlindungan Lubis melalui siaran live YouTube BPS Lampung, Senin (1/7/2024).

“Persentase penduduk miskin pada Maret 2024 sebesar 10,69 persen, menurun 0,42 persen poin terhadap Maret 2023, dan menurun 0,75 persen poin terhadap September 2022,” kata dia. „

Atas menyebut, persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2024 sebanyak sebesar 8,18 persen, dibandingkan Maret 2023 meningkat sebesar 0,16 persen atau 11,1 ribu orang, dari 232,96 ribu orang menjadi 244,04 ribu orang.

Sementara, persentase penduduk miskin perdesaan pada Maret 2024 sebesar 11,97 persen, menurun dibandingkan Maret 2023 yang sebesar 0,68 persen atau 40,5 ribu orang, dari 737,71 ribu orang menjadi 697,19 ribu. „

Menurutnya, garis kemiskinan pada Maret 2024 tercatat sebesar Rp586.551/kapita/bulan dengan komposisi garis kemiskinan makanan sebesar Rp438.079 (74,69 persen) dan garis kemiskinan bukan makanan sebesar Rp148.472 (25,31 persen). „

Adapun komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, pada umumnya hampir sama.

Beras masih memberi sumbangan terbesar, yakni 22,32 persen di perkotaan dan 24,28 persen di perdesaan. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap garis kemiskinan (13,09 persen di perkotaan dan 11,72 persen di perdesaan).

Komoditas lainnya adalah telur ayam ras (4,61 persen di perkotaan dan 3,98 persen di perdesaan), cabe rawit (2,40 persen di perkotaan dan 3,07 persen di perdesaan), roti (1,79 persen di perkotaan dan 2,40 persen di perdesaan), tempe (2,38 persen di perkotaan dan 2,20 persen di perdesaan), dan seterusnya.

Sedangkan komoditas bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar, baik pada garis kemiskinan perkotaan dan perdesaan, adalah perumahan (7,63 persen di perkotaan dan 7,43 persen di perdesaan), bensin (3,81 persen di perkotaan dan 4,78 persen di perdesaan), dan listrik (3,27 persen di perkotaan dan 2,36 persen di perdesaan).

Urutan selanjutnya adalah sumbangan dari pendidikan; perlengkapan mandi; perawatan kulit, muka, kuku, dan rambut; sabun cuci; serta pakaian jadi perempuan dewasa.

“Pada Maret 2024, rata-rata rumah tangga miskin di Provinsi Lampung memiliki 4,61 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya garis kemiskinan per rumah tangga secara rata-rata adalah sebesar Rp2.704.000 per rumah tangga miskin per bulan,” ungkapnya.

Atas menjabarkan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan selama periode Maret 2023 – Maret 2024 antara lain adalah, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Februari 2024 sebesar 4,12 persen atau turun 0,06 poin jika dibandingkan TPT Februari 2023 yang sebesar 4,18 persen.

Selanjutnya, Persentase perubahan nilai tukar petani pada Maret 2024 meningkat dibandingkan Maret 2023 yaitu sebesar 15,42; Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung tahun 2024 meningkat dibanding tahun 2023 (YoY) sebesar 3,03 persen.

Lalu laju inflasi pada periode Maret 2023–Maret 2024 (YoY) sebesar 3,45 persen; Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tahun 2024 dibandingkan tahun 2023 (YoY) meningkat sebesar 4,67 persen; Bantuan sosial tetap diupayakan untuk mengurangi beban pengeluaran penduduk miskin. Pemanfaatan bansos Program Keluarga Harapan (PKH) Maret-April 2024 mencapai 98,82 persen.

Ia menjelaskan, untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur menurut garis kemiskinan.

“Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan Maret 2024 adalah data Susenas Konsumsi dan Pengeluaran Maret 2024,” jelasnya. (*)