Aliansi BEM Kritisi Pembangunan di Pringsewu: Ketimpangan Ekonomi, Pendidikan Mahal, Banjir Dimana-mana
Kupastuntas.co, Pringsewu
- Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kabupaten Pringsewu mengkritisi
ketimpangan pembangunan serta persoalan banjir yang terjadi di Bumi Jejama
Secancanan.
Kritikan tersebut
disampaikan Aliansi BEM saat beraudensi dengan DPRD yang diikuti puluhan perwakilan
BEM dari 5 kampus yang ada di Kabupaten Pringsewu, Selasa (11/6/24).
"Hari ini kami
dari BEM IBN, UMPRI, UAP, STIT, dan DCC menyampaikan beberapa aspirasi berupa
keluhan masyarakat kepada wakil rakyat," ujar Ketua Aliansi BEM Pringsewu
Ferdi Arditya.
Menurut Ferdi salah
satu poin penting adalah pembangunan infrastruktur di Kecamatan Pagelaran Utara
yang belum setara dengan kecamatan lain sehingga menimbulkan ketimpangan
ekonomi dan kehidupan sosial. "Kemudian sinyal di wilayah tersebut masih
sangat susah kasihan masyarakat," kata Ferdi.
Ketua BEM UMPRI Oki
Bintang Arya menyoroti bidang pendidikan yang biayanya dinilai masih terlalu
tinggi. "Kami juga meminta kepada pemerintah supaya ada perhatian bagi
pelajar yang berprestasi yakni berupa beasiswa," katanya.
Selanjutnya BEM juga
mempertanyakan persoalan banjir yang sering terjadi di wilayah Sidoarjo,Wates,
Parerejo, Tambahrejo serta wilayah lainnya dimana sampai saat ini belum bisa
teratasi.
"Dan satu lagi
sampai sekarang belum ada predikat untuk Kabupaten Pringsewu apakah kota pendidikan,
kota wisata, dan sebagainya," timpalnya.
BEM juga menyinggung
soal pemilihan Muli Mekhanai Pringsewu yang dinilai hanya sebagai ajang
seremonial tahunan. "Kurang bermutu dan tidak ada perhatian pemerintah
daerah bagi yang juara, justru yang memberi hadiah adalah pihak sponsor
kemudian mereka juga tidak diberdayakan," paparnya.
Menanggapi kritikan
BEM, Wakil Ketua I DPRD Maulana M lahudin mengatakan jika kondisi APBD
Pringsewu masih sangat minim sekitar 1,2 triliun lebih dan masuk kategori C.
"Terkait pembangunan,
Pringsewu belum memiliki kemampuan yang mumpuni hal itu dikarenakan PAD juga
yang masih minim," ujarnya.
Menurut dia PAD
Pringsewu kurang lebih Rp147 M, kemudian dari APBD 1,2 triliun, untuk belanja
pegawai sebesar Rp610 miliar, belanja modal sebesar Rp107 milliar.
"Pembanguan fisik
di PUPR sekitar 60 miliar yang dibagi 9 kecamatan, jadi bukan berarti Kecamatan
Pagelaran Utara tidak tersentuh pembangunan hanya saja masih terbatas
menyesuakan kemampuan keuangan," ujar Maulana.
Terkait persoalan
banjir Anggota Komisi IV Nurul Ikhwan mengatakan, penyebab banjir karena
drainase kurang besar sedangkan biaya untuk pelebaran drainase jumlahnya tiak
sedikit.
"DPRD tidak akan
tinggal diam terhadap permasalahn yang dihadapi masyarakat hanya saja penyelesaiannya
secara bertahap dan kami akan terus mendorong untuk peningkatan PAD,"
paparnya.
Terkait pemilihan Muli
Mekhanai, DPRD akan memanggil Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata.
"Sekali lagi kami sampaikan semuanya itu bermuara kepada anggaran sedangkan
APBD Pringsewu sedang tidak sehat alias lebih besar pasak daripada tiang,"
tandasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Pesan Menohok Kapolres Pringsewu kepada Pemilih Pilkada 2024
Selasa, 26 November 2024 -
Polres Pringsewu Terjunkan 196 Personel Jaga 628 TPS Pilkada Serentak
Senin, 25 November 2024 -
Budidaya Anggur Menggeliat, Kementan Tetapkan Pringsewu Sebagai Kota Anggur
Senin, 25 November 2024 -
Masuk Masa Tenang Pilkada 2024, Ketua Bawaslu Pringsewu: Tolak Politik Uang dan Politisasi SARA
Minggu, 24 November 2024