Prof Irwan Sukri Banuwa Meninggal Dunia, Begini Sosoknya di Mata Kolega

Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa Dosen Unila berpulang. Foto: Ist
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Universitas Lampung
(Unila), kembali berduka. Lantaran telah berpulang salah satu guru besar Prof.
Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M. Si.
Mantan dekan Fakultas Pertanian (FP) Unila dua periode itu meninggal dunia saat sedang menjalani perawatan di RSUD. Abdul Moeloek, Sabtu (1/6/2024) Pukul 23:10 WIB dan dikebumikan keesokan harinya sekitar pukul 10:00 WIB.
Pria kelahiran Jakarta 20 Oktober 1961 dikenal sebagai sosok manajerial handal dan menciptakan beberapa varietas kedelai lokal.
Sehingga para kolega tak terkecuali Rektor Unila Prof. Lusmeilia Afriani sangat kehilangan sosok almarhum.
"Kami sangat kehilangan sekali seorang ilmiah dan seorang manajerial yang handal," ujar Rektor Unila Prof. Lusmeilia Afriani, Minggu (2/6/2024).
Menurut Lusmeilia, Almarhum semasa hidupnya banyak menghasilkan karya-karya baik itu kerjasama maupun ilmu yang sudah beliau kerjakan selama ini.
"Semoga itu semua menjadi ladang amal ibadahnya. Termasuk terakhir keberhasilan beliau dan tim membudidayakan jenis beberapa varietas kedelai di Lampung yang uji coba nya baru panen beberapa waktu lalu," ungkapnya.
Sehingga kata dia, Unila sangat kehilangan sosok Almarhum. Dimana beliau, orang yang sangat bertanggungjawab dalam pekerjaan.
"Dua kali saya melihat kondisi beliau saat di rumah sakit. Tetapi Almarhum membicarakan tentang apa yang sedang beliau kerjakan tentang membangun pertanian untuk Provinsi Lampung," ucapnya.
Tak hanya itu, Irwan Sukri Banuwa yang dikenal ahli dalam bidang konservasi tanah dan air. Dimana teman-temannya sebagai orang yang pekerja keras dan memiliki komitmen yang tinggi.
"Beliau pekerja keras, tinggi sekali komitmennya terhadap kemajuan Unila, dalam hal pendidikan dibidang pertanian dan lingkungan," ujar Dosen Jurusan Kehutanan Unila Prof. Christine Ulandari.
Irwan Sukri Banuwa sendiri menempuh Pendidikan Sarjana (S1) di Unila serta Magister (S2) dan Doktor (S3) diselesaikannya di Institut Pertanian Bogor.
Menurut Christine, Almarhum ketika dengan bawahannya beliau itu sangat baik dan juga jelas bagaimana pembagian tugasnya.
"Kita sama-sama mengajar di fakultas Pertanian, namun beda jurusan. Saya di Kehutanan almarhum di Pertanian. Tetapi sangat merasakan kehilangan beliau," ungkapnya.
Beliau baru selesai menjadi dekan 2 periode. Yang sebelumnya menjadi wakil Dekan bidang ll, oleh karenanya almarhum cukup lama menjabat.
"Sehinga kita juga biasa sering bertemu dan beliau orangnya ngemong. Selain itu orangnya juga tegas tapi humoris atau lucu," katanya.
Sehingga ketika almarhum marah pun ketika anak buahnya tak sesuai kerjaannya itu tidak masalah.
"Dan setelah itu biasa lagi dan suasananya langsung cair seperti temannya sendiri kalau mengobrol," tandasnya. (*)
Berita Lainnya
-
7,3 Juta Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Dinonaktifkan
Kamis, 19 Juni 2025 -
Pasien BPJS Bayar Obat Sendiri di RS Belleza, BPJS Kesehatan: Seharusnya Ditanggung
Kamis, 19 Juni 2025 -
NEXT Sumatera by Indibiz Sumatera: Memperkenalkan Era Baru Pemanfaatan AI untuk UMKA
Kamis, 19 Juni 2025 -
SPMB Jalur Domisili SMA Negeri Picu Polemik
Kamis, 19 Juni 2025