Balita Stunting di Lampung Dilakukan Treatment Selama Tiga Bulan

Rapat koordinasi tim percepatan penurunan srunting (TPPS) dalam rangka invtervensi serentak pencegahan stunting tahun 2024 di ruang rapat Sakai Sambayan, Selasa (28/5/2024). Foto:Ria/kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung akan melaksanakan kegiatan intervensi serentak pencegahan stunting tahun 2024 yang rencananya akan dilaksanakan pada bulan Juni 2024 mendatang.
Dimana pelaksanaan kegiatan intervensi serentak pencegahan stunting tersebut melalui pendataan, penimbangan, pengukuran, edukasi dan intervensi bagi seluruh ibu hamil, bayi di bawah lima tahun dan calon pengantin secara berkelanjutan.
Kabid Perencanaan Pemerintahan dan Pembangunan Manusia (P3M) Bappeda Provinsi Lampung, Eka Yuslita Dewi mengatakan, angka prevalensi stunting di Lampung masih dinamis bahkan ada daerah yang angkanya mengalami kenaikan.
"Angka prevalensi stunting secara nasional memang belum menggembirakan meskipun di Lampung sudah cukup baik. Tapi pekerjaan rumah kita adalah sebaran di kabupaten/kota yang masih dinamis sekali bahkan ada yang mengalami kenaikan," kata Eka, saat dimintai keterangan, Selasa (28/5/2024).
Ia melanjutkan, untuk melakukan penanganan terhadap stunting tersebut maka diperlukan data sesuai dengan By Name By Address (BNBA) yang valid hingga ke tingkat paling dasar.
"Sehingga kita harus benar-benar punya data yang BNBA, data yang valid dari dasar yang menyasar 100 persen balita kita harus terukur semua," tambahnya.
Oleh karena itu, pihaknya akan melaksanakan kegiatan intervensi serentak yang juga sudah diberikan arahan secara langsung oleh Wakil Presiden Makruf Amin.
"Kita lakukan sesuai dengan arahan Wapres yaitu program intervensi serentak. Ini sebenarnya adopsi progam dahulu yang namanya bulan timbang. Tapi sekarang kita sasarannya bertambah, tidak hanya balita saja tapi ada ibu hamil dan calon pengantin," jelasnya.
Menurutnya untuk jadwal pelaksanaan kegiatan intervensi serentak pencegahan stunting tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 6 hingga 9 Juni 2024.
"Jadwal sendiri konsep awal kita akan laksanakan di tanggal 6 sampai 9. Kita berikan ruang kepada para kabupaten/kota untuk menetapkan kapan akan dilakukan karena kita lakukan serentak," katanya lagi.
Menurutnya, setelah data tersebut terkumpul maka pihaknya baru bisa mengetahui berapa jumlah balita di Lampung yang mengalami stunting dan perlu dilakukan treatment.
"Setelah data terkumpul baru nanti akan ketauan sebenarnya data prevalensi stunting itu berapa. Apakah bener sesuai dengan SKI. Tapi ini benar-benar seluruh balita akan kita timbang sehingga datanya akurat dan terlihat," jelasnya.
Ia juga mengatakan jika setelah ditemukan ada balita yang stunting, maka pihaknya akan memberikan treatment selama tiga bulan berturut-turut agar ada peningkatan kualitas balita dari sisi panjang dan berat badannya.
"Setelah nanti dari hasil timbang kita temukan balita yang potensi stunting maka selama tiga bulan berturut-turut harus menjadi sasaran utama kita untuk diberikan prevalensi khusus," tutupnya.
Untuk diketahui, angka prevalensi stunting di lima daerah yang ada di Provinsi Lampung pada tahun 2023 kemarin mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan angka prevalensi pada tahun 2022.
Berdasarkan data prevalensi status gizi balita di Lampung menurut hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, daerah tersebut ialah Lampung Barat, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Way Kanan dan Bandar Lampung.
Dimana data prevalensi stunting untuk tahun 2023, yakni :
- Lampung Barat 24,6 persen
- Tanggamus 17,1 persen
- Lampung Selatan 10,3 persen
- Lampung Timur 14,2 persen
- Lampung Tengah 16,7 persen
- Lampung Utara 23,5 persen
- Way Kanan 22,7 persen
- Tulang Bawang 9,8 persen
- Pesawaran 10 persen
- Pringsewu 15,8 persen
- Mesuji 5 persen
- Tulang Bawang Barat 10,5 persen
- Pesisir Barat 16,1 persen
- Bandar Lampung 13,4 persen
- Metro 7,1 persen.
Sementara di tahun 2022 :
- Lampung Barat 16,6 persen
- Tanggamus 20,4 persen
- Lampung Selatan 9,9 persen
- Lampung Timur 18,1 persen
- Lampung Tengah 8,7 persen
- Lampung Utara 24,7 persen
- Way Kanan 18,4 persen
- Tulang Bawang 10,2 persen
- Pesawaran 25,1 persen
- Pringsewu 16,2 persen
- Mesuji 22,5 persen
- Tulang Bawang Barat 16,4 persen
- Pesisir Barat 16,7 persen
- Bandar Lampung 12,1 persen
- Metro 10,4 persen
Sementara untuk data secara keseluruhan angka prevalensi stunting di Lampung mengalami penurunan dari 15,2 persen pada tahun 2022 menjadi 14,90 persen pada tahun 2023. (*)
Berita Lainnya
-
Museum Lampung Gelar Pameran Temporer, Pamerkan Koleksi Sejarah Saksi Bisu Perjuangan
Kamis, 21 Agustus 2025 -
Diduga Minta Rp 8 Juta ke Pasien BPJS, Dokter RSUDAM Terancam Jerat Pidana
Kamis, 21 Agustus 2025 -
Pemkot Bandar Lampung Gandeng Satgas Pangan Perketat Pengawasan Bawang, Cabai dan Beras
Kamis, 21 Agustus 2025 -
Dalih Beli Alat, Oknum Dokter di RSUD Abdul Moeloek Diduga Minta Uang Rp 8 Juta ke Pasien BPJS
Kamis, 21 Agustus 2025