• Sabtu, 16 November 2024

Bukan Hanya Pusat Pemerintahan, Umar Ahmad Bakal Jadikan Kota Baru Sebagai Pusat Bisnis dan Aktivitas Masyarakat

Rabu, 15 Mei 2024 - 16.22 WIB
101

Umar Ahmad saat jadi narasumber dalam acara podcast 'Ngobrolin Pilkada' (Ngopi) dipandu langsung oleh CEO Kupas Tuntas Grup Dr. Donald Harris Sihotang, Rabu (15/5/2024). Foto: Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Bakal Calon Gubernur (Cagub) Lampung Umar Ahmad akan melanjutkan pembangunan Kota Baru dan menjadikan Kota Baru sebagai ruang hidup bersama dalam menjalankan roda pemerintahan apabila terpilih sebagai Gubernur Lampung.

Hal tersebut disampaikan Umar Ahmad saat jadi narasumber dalam acara podcast 'Ngobrolin Pilkada' (Ngopi) di studio Kupas Tuntas, Jalan Turi Raya, Gang Perintis, Kecamatan Tanjung Senang, Kota Bandar Lampung, Rabu (15/5/2024).

Program Kupas Podcast itu dipandu langsung oleh CEO Kupas Tuntas Grup Dr. Donald Harris Sihotang, dalam kesempatan itu Donald Sihotang bertanya terkait pandangan Umar Ahmad terkait pembangunan Kota Baru.

"Tadi pak Umar menyinggung Kota Baru, ini kan direncanakan sudah lama di masa pemerintahan pak Syachroedin sampai kemudian berganti pak Ridho Ficardo, lalu Arinal Djunaidi namun masih terbengkalai," kata Donald Sihotang.

"Sementara sudah ada bangunan disana yang rencana nya dibuat menjadi pusat pemerintahan pusat perkantoran, kira-kira pandangan pak Umar sebaiknya seperti apa, apakah tetap seperti itu atau dilanjutkan," sambungnya.

Menanggapi hal tersebut, Umar Ahmad mengatakan bahwa pembangunan Kota Baru perlu dilanjutkan namun kata dia harus mempunyai konsep terhadap kebutuhan kualitas hidup dimasa yang akan datang untuk pemerintah Lampung.

"Kebutuhan kita terhadap kualitas hidup di masa yang akan datang pasti kita ingin ada kualitas yang lebih baik kalau kita hanya melihat yang begini-begini saja sulit lah, walaupun bukan jadi solusi Kota Baru ya harus dilanjutkan," kata dia.

Namun Umar menjelaskan, ketika pembangunan Kota Baru dilanjutkan kedepan bukan hanya dijadikan sebagai pusat pemerintahan tetapi juga sebagai ruang hidup bersama, diantaranya sebagai pusat bisnis, tempat tinggal dan lainnya.

"Itu yang mesti direncanakan, kita tidak boleh hanya sekedar merencanakan tanah yang dimiliki pemerintah saja, karena kita punya tanah nya 3000 hektar kita buat rencana diatas 3000 itu, nah itu yang sering jadi masalah baru," imbuhnya.

Kedepan kata dia, apabila dipercaya masyarakat sebagai Gubernur Lampung ia akan mengoptimalkan penggunaan anggaran untuk pembangunan Kota Baru, walaupun selama ini keterbatasan anggaran jadi alasan terhentinya pembangunan.

"Terkait anggaran semua orang akan merasakan masalah yang sama saya juga memiliki pengalaman juga di Tubaba, disaat semua orang ngomongin jalan jelek saya juga buat fasilitas publik dan ada yang sudah beroperasi," jelasnya.

"Ada kantor Mall Pelayanan Publik, ada pusat kebudayaan, ada kampus, ada kantor polisi kemudian kantor kejaksaan, karena ketika kita memposisikan diri kita sebagai gelas kosong maka pasti akan ada yang mengisi," pungkasnya. (*)