• Kamis, 28 November 2024

Diduga SOP K3 Tak Jalan, Tungku Meledak Lukai 4 Pekerja PT San Xiong Steel Indonesia Lamsel

Kamis, 09 Mei 2024 - 16.55 WIB
923

Besi plat yang dilebur kedalam tungku lalu meledak dan melukai 4 pekerja PT San Xiong Steel Indonesia. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Ketua Serikat Buruh San Xiong Steel Indonesia, Hadi menyebutkan, tungku dan standard operational procedure (SOP) terkait keselamatan dan kesehatan kerja (K3) belum berjalan.

Sebelumnya, kecelakaan kerja akibat ledakan tungku menimpa Faisol, Novel, Jefri dan Wardi (bukan Rois), Rabu (8/5/2024) kemarin, sekitar jam 13.30 WIB.

Ketua Serikat Buruh San Xiong Steel Indonesia, Hadi Solihin mengatakan, ledakan tungku menyebabkan 4 pekerja terkena pentalan cairan besi mendidih dan material besi.

"Faisol mengalami luka bakar 80 persen yakni pada wajah, badan dan tangan. Novel mengalami luka bakar 70 persen pada wajah, badan dan tangan. Jefri mengalami luka bakar 30 persen di bagian kepala badan dan tangan. Sedangkan Wardi luka bakar 20 persen," kata Hadi saat dikonfirmasi, Kamis (9/5/2024).

Hadi merincikan, ledakan tungku terjadi sebanyak 2 kali. Pertama, ledakan tidak begitu keras dan tidak mengenai pekerja. Sesaat kemudian, tungku kembali meledak sangat keras sampai terdengar hingga radius 1 kilometer.

"Secara bersamaan cairan besi panas di dalam tungku dan pelat bekas lantai kapal ikut keluar mengenai 3 orang pekerja dan satu orang yang memperbaiki tungku. Volume pembakaran 1.500 derajat celsius," sebutnya.

Hadi menegaskan, terkait bahan besi plat yang dilebur lalu tungku meledak dan melukai 4 orang pekerja seharusnya petugas K3 berperan aktif.

"SOP-nya itu kami sebagai pekerja pelebur besi taunya disitu ada bahan ya kami masukan, kalau memang mau menegur itu wewenang petugas K3 yang mengetahui bisa dimasukkan atau tidak bahan kedalam tungku," tegasnya.

Hadi melanjutkan, selama ini para pekerja mempertanyakan petugas K3 yang seharusnya ada di lokasi peleburan untuk menjami keselamatan kerja.

"Kalau selama ini belum ya, karena selama ini petugas K3 di tungku bahkan belum pernah mengecek tungku, bagi kami selama ini safety belum sesuai bahkan jauh dari SOP," ujarnya.

Disoal prosedur pengoperasian tungku apakah sudah sesuai aturan, Hadi mengatakan, ada perubahan dari yang seharusnya.

"Kalau dulu tungku baru dan lama dinyalakan bertahap ya, kalau tungku baru standarnya 250 derajat celsius dulu berapa menit kemudian naik lagi ke 500 derajat celsius hingga 1.500 derajat celsius. Kalau sekarang entah tungku baru atau lama dinyalakan langsung 1.500 derajat celsius," urainya.

Menurut Hadi yang pernah bertugas di tungku peleburan selama 5 tahun, pengoperasian seperti itu berpotensi membahayakan pekerja.

"Itu berbahaya karena tungku lama dan baru berbeda, tungku baru masih tebal belum pernah dipakai kalau tungku lama sudah tipis. Elemen yang berada didalam tungku kebanyakan sudah bocor, dan hanya diperbaiki dengan ditambal tidak diganti baru," ujarnya.

"Kalau tungku yang meledak menurut saya sih kurang layak, namun jika membahas tungku seharusnya ada petugas K3 karena kami tahunya bekerja disitu," sambungnya.

Hadi menyarankan, bahan yang akan dilebur didalam tungku harus benar-benar dicek dari bawah oleh pekerja potong namun tidak disatukan dengan pekerja lainnya.

"Nah diatas itu harus ada perangkat untuk memilih, jadi kami jangan disatukan dengan pekerja yang memasukkan bahan. Supaya bisa memilih bahan yang siap dan tidak dimasukkan kedalam tungku," pintanya.

Dari informasi dari pekerja yang satu tungku dan meledak, bahan yang dimasukkan berupa plat sejenis dek kapal dan dibawahnya seperti ada rongga-rongga tabung yang tidak berlubang.

"Seharusnya dilubangi semua supaya tidak memicu ledakan. Karena cara kerja tungku itu, air didorong jadi jangankan tabung shockbreaker saja bahaya," ungkapnya.

Hadi dan pekerja lainnya menyuarakan tuntutan, agar K3 segera diperbaiki untuk menghindari kecelakaan kerja terulang kembali.

"Kami minta K3 dibenahi karena tidak sekali dua kali ini terjadi kecelakaan kerja, bahkan banyak korbannya dan berakhir cacat hingga buta tidak hanya 1 orang," pungkasnya. (*)

Editor :