• Rabu, 19 Maret 2025

Lima Orang Meninggal Akibat DBD, Masyarakat Labuhanratu Lamtim Minta Fogging Secara Merata

Kamis, 02 Mei 2024 - 14.45 WIB
112

Masyarakat Desa Labuhanratu Induk Lampung Timur lakukan fogging secara mandiri. Foto: Agus/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Sampai saat ini wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menghantui masyarakat di Lampung Timur. Sehingga warga Desa Labuhanratu Induk, Kecamatan Labuhanratu, terus melakukan fogging (pengasapan) secara mandiri dengan peralatan yang dirakit sendiri.

Usai hujan mengguyur seputaran Desa Labuhanratu Induk, Kamis (2/5/2024) siang, perangkat desa melakukan fogging disejumlah lokasi yang dianggap berpotensi menjadi tempat hinggap nyamuk atau jentik. Seperti lokasi pasar, tempat toilet umum, selokan-selokan yang airnya tidak lancar, yang disinyalir jadi sarang nyamuk.

"Kami inisiatif sendiri, modal sendiri dan alatnya pun merakit sendiri. Kebetulan ada warga kami yang bisa merakit alat pengasapan (fogging) sehingga kami membuat 4 unit alat fogging," kata Kepala Desa Labuhanratu Induk Al Amin.

Menurutnya sudah banyak warga Desa Labuhan Induk yang terpapar DBD bahkan sampai ada yang meninggal.

"Karena masyarakat terus minta fogging sementara dari puskesmas tidak ada fogging maka kami buat mandiri dan kami lakukan setiap saat selesai hujan turun," kata Al Amin.

Sementara itu, data yang didapat dari Dinas Kesehatan Lampung Timur, melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Syahroni mengatakan selama Januari hingga April 2024 masyarakat yang terkena DBD sebanyak 510.

Dari jumlah tersebut terinci, Januari 34 orang,  Februari 128, Maret 252 dan April 96 sehingga total 510 orang terserang DBD selama 4 bulan terhitung. Dari jumlah tersebut lima orang meninggal akibat DBD.

"Pasien meninggal berdasarkan penyelidikan epidemiologi yang dilakukan umumnya terjadi karena keterlambatan penanganan," kata Kabid.

"Dinas kesehatan mengeluarkan surat edaran berkaitan sistem kewaspadaan dini dan respon kasus yang diteruskan kepada semua sumber daya kesehatan yang ada di Lamtim dan lintas sektor tingkat kecamatan dan desa," lanjutnya.

Terkait persoalan fogging yang diharapkan masyarakat. Syahroni mengatakan fogging sudah dilakukan dibeberapa wilayah sesuai SOP program, yaitu fogging fokus dan bukan fogging massal, yaitu fogging sesuai hasil kunjungan penyelidikan epidemiologi pada kasus.

"Bukan berarti kami tidak melakukan fogging secara merata namun fogging itu ada SOP nya, ada aturannya yang perlu kami taati," jelas dia. (*)