Lima Orang Meninggal Akibat DBD, Masyarakat Labuhanratu Lamtim Minta Fogging Secara Merata

Masyarakat Desa Labuhanratu Induk Lampung Timur lakukan fogging secara mandiri. Foto: Agus/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Lampung Timur - Sampai saat ini wabah Demam
Berdarah Dengue (DBD) masih menghantui masyarakat di Lampung Timur. Sehingga
warga Desa Labuhanratu Induk, Kecamatan Labuhanratu, terus melakukan fogging
(pengasapan) secara mandiri dengan peralatan yang
dirakit sendiri.
Usai hujan mengguyur seputaran Desa Labuhanratu Induk, Kamis
(2/5/2024) siang, perangkat desa melakukan fogging disejumlah lokasi yang
dianggap berpotensi menjadi tempat hinggap nyamuk atau jentik. Seperti lokasi
pasar, tempat toilet umum, selokan-selokan yang airnya tidak lancar, yang
disinyalir jadi sarang nyamuk.
"Kami inisiatif sendiri, modal sendiri dan alatnya pun
merakit sendiri. Kebetulan ada warga kami yang bisa merakit alat pengasapan (fogging)
sehingga kami membuat 4 unit alat fogging," kata Kepala Desa Labuhanratu
Induk Al Amin.
Menurutnya sudah banyak warga Desa Labuhan Induk yang
terpapar DBD bahkan sampai ada yang meninggal.
"Karena masyarakat terus minta fogging sementara dari
puskesmas tidak ada fogging maka kami buat mandiri dan kami lakukan setiap saat
selesai hujan turun," kata Al Amin.
Sementara itu, data yang didapat dari Dinas Kesehatan Lampung
Timur, melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Syahroni
mengatakan selama Januari hingga April 2024 masyarakat yang terkena DBD
sebanyak 510.
Dari jumlah tersebut terinci, Januari 34 orang, Februari 128, Maret 252 dan April 96 sehingga
total 510 orang terserang DBD selama 4 bulan terhitung. Dari jumlah tersebut
lima orang meninggal akibat DBD.
"Pasien meninggal berdasarkan penyelidikan epidemiologi
yang dilakukan umumnya terjadi karena keterlambatan penanganan," kata
Kabid.
"Dinas kesehatan
mengeluarkan surat edaran berkaitan sistem kewaspadaan dini dan respon kasus
yang diteruskan kepada semua sumber daya kesehatan yang ada di Lamtim dan
lintas sektor tingkat kecamatan dan desa," lanjutnya.
Terkait persoalan fogging yang diharapkan masyarakat.
Syahroni mengatakan fogging sudah dilakukan dibeberapa wilayah sesuai SOP
program, yaitu fogging fokus dan bukan fogging massal, yaitu fogging sesuai
hasil kunjungan penyelidikan epidemiologi pada kasus.
"Bukan berarti kami tidak melakukan fogging secara
merata namun fogging itu ada SOP nya, ada aturannya yang perlu kami taati,"
jelas dia. (*)
Berita Lainnya
-
Mayat Perempuan Ditemukan di Sungai Purwosari Lampung Timur, Polisi Selidiki Penyebab Kematian
Rabu, 13 Agustus 2025 -
Polres Lampung Timur Tangkap 3 Pelaku Curas dari Tiga Kasus Berbeda
Rabu, 13 Agustus 2025 -
Menuju Generasi Emas, Program MBG Digenjot di Lampung Timur
Selasa, 12 Agustus 2025 -
Asyik Mancing, Warga Braja Asri Lampung Timur Diserang Gajah Liar hingga Luka Serius
Minggu, 10 Agustus 2025